Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Romansa Kusuma (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kompasianer Aura Asmaradana di Bilik Apresiasi

18 Desember 2020   16:21 Diperbarui: 18 Desember 2020   17:30 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot kompasiana

Salam bilik apresiasi.

Pada kesempatan kali ini, mari kita mengapresiasi sosok kompasianer bernama Aura Asmaradana. Dalam foto yang beliau pajang, kita bisa melihat senyuman lepas yang ingin Mbak Aura bagikan kepada orang lain. Sebagai penulis, beliau telah melahirkan tiga buah buku, yaitu Solo Eksibisi (2015), Solilokui (2018), dan Ke Mana Domba Pergi? (E-book,2020).

Kemampuannya dalam meracik tulisan sudah tidak perlu diragukan lagi. Setiap tulisan yang beliau tayangkan di Kompasiana pasti masuk pilihan editor. Bahkan, 17 dari 21 artikel Mbak Aura mendapat label Artikel Utama. Namun, yang unik adalah beliau masih seorang "junior" di kompasiana. Hehehe. Mungkin Mbak Aura lebih fokus pada kualitas daripada kuantitas dalam menulis di Kompasiana.

Jika kita membaca deskripsi di akun Mbak Aura, beliau menulis kalimat seperti ini. "suka ngarang tapi nggak pernah viral". Di sini ada dua variabel yang berlawanan. Pertama, suka ngarang. Kedua, viral. Dalam logika sederhana, kalimat yang ditulis oleh beliau bisa sempurna bila menjadi "suka ngarang dan selalu viral".

Mbak Aura yang berbahagia, saya mendoakan semoga tulisan pean bisa viral. Tentu viral yang positif ya. Karena faktanya, viral tak selamanya baik. Misalnya, viral 19 detik. Ups.

Sebagai orang yang baru mem-"follow" Mbak Aura, saya perlu belajar dari awal kepada beliau. Tulisan pertama Mbak Aura di Kompasiana berjudul "Tanggapan Atas 'Perempuan-perempuan (Ciptaan) Seno Gumira Ajidarma". Ketika membaca artikel tersebut, saya seperti makan nasi Padang di saat orang lain menyodorkan nasi pecel. Artinya, tulisan beliau saya kategorikan unik dan berat. Sangat layak dilabeli Artikel Utama oleh editor kompasiana.

Puisi berjudul "Ada" merupakan artikel Mbak Aura yang paling banyak mendapatkan rating dari kompasianer lain. Jika tulisan pertama tadi terasa berat, maka puisi ini seakan ringan tetapi sebenarnya masih susah dicerna. Diksi dan majas yang digunakan sangat padat. Pada akhirnya, pembaca yang kurang menyukai sastra akan mengibarkan bendera putih untuk memahami puisi tersebut.

Tulisan terbaru Mbak Aura Asmaradana yang bisa kita nikmati berbentuk puisi dengan judul "Desember yang Ngebut". Lagi-lagi para pembaca secara umum akan mengernyitkan dahinya memahami makna setiap bait puisi tersebut. Bagi saya, inilah kekuatan dan karakter yang khas dari Mbak Aura.

Keberadaan Mbak Aura Asmaradana mampu mewarnai Kompasiana khususnya di rubrik Fiksiana. Ibaratnya sebuah band, Mbak Aura bukan berada di alur pop dan mudah didengarkan atau "easy listening". Beliau adalah penulis dengan genre "metal" layaknya Burgerkill atau System of A Down.

Baiklah, saya ingin menutup tulisan apresiasi ini dengan kutipan bait puisi "Desember yang Ngebut" yang dibuat Mbak Aura Asmaradana:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun