Mohon tunggu...
Yoga Pratama
Yoga Pratama Mohon Tunggu... -

Katakan Hitam Adalah Hitam KATAKAN PUTIH ADALAH PUTIH

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Geliat Ronda Ala Mustafa, Metode Ciptakan Keamanan dan Sampaikan Program

2 Agustus 2017   17:51 Diperbarui: 3 Agustus 2017   06:00 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ronda Terus Digalakan Bupati Lampung Tengah Mustafa

Jumat (28/7) malam, tepat pada pukul 18.30, beberapa blogger Lampung silaturahmi ke Nuwo Balak Lampung Tengah. Rumah dinas Bupati Lampung Tengah Mustafa. Blogger-blogger datang dari beberapa daerah, Bandar Lampung, Lampung Tengah, hingga Lampung Utara. Ada apa para blogger di kediaman si bupati yang dikenal dengan program rondanya tersebut. Ya, tak lain karena rasa penasaran, seperti apa program ronda yang begitu ngehits dan menjadi perbincangan hangat di seluruh Lampung ini. 

Ronda? Kalimat yang tak lagi asing ditelinga masyarakat. Dulu, sewaktu saya kecil, ronda itu sejenis menjaga keamanan lingkungan. Tapi itu dulu. Sempat aktifitas ini hilang. Beberapa warga memilih menjaga rumahnya sendiri. Meski dengan cara tidur di ruang tamu atau begadangan nonton televisi.

Kebetulan saya tinggal di Lampung Tengah, dan kini saya lebih banyak menghabiskan waktu di Bandar Lampung. Beberapa tahun terakhir, aktifitas ronda memang dihidupkan kembali. Di berbagai daerah. Ronda seperti punya roh. Ronda digalakan, karena meningkatnya tindak kejahatan di kala malam seperti hantu yang gentayangan.

Tapi kali ini bukan perkara hantu atau perkara ronda apakah efektif tidak digunakan. Karena ternyata, di salah satu Kabupaten, di Lampung Tengah, Bupatinya memberikan perhatian lebih terhadap aktifitas ronda. Ya, Mustafa pun turut bergeriliya menghidupkan ronda, dari satu kampung ke kampung lainnya. Namun, beberapa waktu terakhir, saya hanya sekilas mendapatkan cerita. Saya tak terjun langsung mengikuti aktifitas ronda orang nomor satu di Lampung Tengah tersebut.

Nah, tepat pada Jumat (28/7) ada seorang kawan jauh-jauh hari telah mengabarkan, dia bertanya? apakah saya mau melihat aktifitas ronda di Lampung Tengah? Wah kebetulan sekali, saya yang warga Lampug Tengah saja belum sempat. Baru dengar namanya. Karena memang aktifitas saya lebih banyak di Bandar Lampung.

Hingga sampai pada waktunya. Saya sebagai blogger, dengan beberapa rekan lainnya sampai di Nuwo Balak, kediaman Mustafa di rumah dinasnya. Dengan ramah, Mustafa memulai perbincangan. Lalu menawarkan untuk kami ikut melihat aktifitas rondanya. 

Ronda memang menjadi ciri khas Mustafa saat ini. Ronda itu hal yang remeh temeh. Atau kata pejabat tinggi hal yang spele. Tapi dengan aktifitas ronda semua bisa menjadi besar. Karena ronda itu bertatap langsung dengan antara satu orang dengan orang lainnya. Kedekatan pun semakin terasa dengan segelas teh hangat ataupun kopi hitam. Terlebih berteman dengan singkong dan pisang goreng.

Filosofi ronda yang tak dipandang siapapun. Mustafa seolah hadir memberikan gambaran yang gamblang, bahwa dengan ronda ia bisa lebih dekat dengan masyarakatnya. Apakah ini pencitraan? Dalam kamus politik, bisa saja aktifitas Mustafa disebut sebagai pencitraan. Tapi dalam kamus masyarakat justru hal ini adalah kedekatan. Opini pun digiring satu per satu. Mustafa lebih bisa dekat dan memaparkan program-programnya selama memimpin. Dengan kedekatan masyarakat pun bisa dibuat percaya dan menaruh harapan, bahwa bupatinya telah memperhatikan nasib rakyatnya dengan berkunjung dan berbaur meski hanya dengan sajian secangkir kopi.

Filosofi ronda itu juga bermakna luas ternyata. Selain untuk menciptakan keamanan lingkungan, juga menjadi media pemersatu warga yang seharian penuh dengan aktifitas pekerjaan, dengan ronda warga-warga ini bisa saling bercerita bertukar pikiran, atau bahkan menjadi ajang perjodohan anak-anaknya. Hal yang tidak mustahil dilakukan bukan?

Pemerintah daerah (Pemda) Lampung Tengah akhirnya membuat konsentrasi penuh dibawah arahan Bupati Mustafa untuk pagelaran ronda. Ronda pun menjadi menarik. Melibatkan banyak masyarakat. Pemaparan program berlangsung dengan sebagian besar warga mendengar. Entah ini politis atau tidak, biarkan masing-masing masyarakat yang menilainya. Setidaknya program ini memang menjadi media untuk memaksimalkan penyampaian apa saja yang sedang dikerjakan pemerintah, dan mendengar apa saja problematika masyarakat yang harus disampaikan kepada pemerintah.

Seperti bapak yang momong anaknya, dan mengawasi hingga tumbuh dewasa tanpa ancaman. Itulah penggalakan keamanan dengan ronda di Lampung Tengah terus dioptimalkan. Setidaknya, dengan ronda, Mustafa berusaha menciptakan keamanan dan juga menyampaikan programnya di saat ia terus memimpin. (Catatan Blogger/Adm)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun