Mohon tunggu...
Yhulyana Nur Malasari
Yhulyana Nur Malasari Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa PGMI di Institut Pesantren Mathali'ul Falah

suka menulis dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mewujudkan Kemandirian Pangan Melalui Family Farming di Masa Pandemi Covid-19

19 September 2021   12:40 Diperbarui: 19 September 2021   12:52 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mewujudkan Kemandirian Pangan Melalui Family Farming di Masa Pandemi Covid-19

Indonesia saat ini sedang menghadapi pandemi covid-19 yang tidak semata-mata berdampak pada sektor kesehatan namun juga sosial ekonomi masyarakat. Rantai pasokan pangan yang terancam krisis ditengah pemberlakuan kebijakan selama pandemi covid-19 adalah salah satu permasalahan penting yang harus di hadapi mengingat pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Sebagai kebutuhan dasar, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Maka dari itu, penting adanya membentuk kesadaran masyarakat dalam upaya membangun kemandirian pangan di era pandemi seperti ini.

Kemandirian pangan dapat dimulai dari lingkup terkecil masyarakat, yaitu keluarga. Setiap keluarga sebenarnya dapat memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri melalui family farming (pertanian keluarga). Maka dari itu, Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak masyarakat Indonesia untuk melakukan gerakan Ketahanan Pangan Nasional melalui konsep “pangan dari pekarangan”. Hal tersebut selain dapat memenuhi kebutuhan pangan keluarga secara swadaya, tentunya tidak menutup kemungkinan gerakan family farming ini dapat mendukung gerakan lebih besar, yaitu kemandirian pangan. Kuntoro Boga Andri selaku Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, menjelaskan bahwa family farming merupakan cara mudah dalam menghasilkan panganan sehat dan berkualitas seperti sayur-mayur, umbi-umbian, aneka buah dan sumber protein hewani termasuk ikan sesuai potensi lokal.

Desa Cabean Kidul merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Rembang dengan mayoritas mata pencaharian sebagai petani. Semula masyarakat Cabean Kidul adalah petani polowijo, padi, maupun jagung. Namun 5 tahun belakangan ini sebagian besar masyarakat memanfaatkan sawahnya untuk bertanam tembakau yang menurut mereka untungnya jauh lebih besar meskipun di sisi lain resiko kegagalan (rugi) juga besar dan pasok bahan pangan menjadi berkurang. Hal ini harus di atasi dengan cara menyadarkan kembali pola pikir masyarakat betapa pentingnya menjaga ketahanan pangan khususnya di masa pandemic covid-19 ini.

Yhulyana adalah salah satu anggota KKN MDR Sandyakala yang memiliki kesempatan untuk berhidmad di desanya (Cabean Kidul) melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) secara mandiri yang diselenggarakan oleh kampusnya IPMAFA Pati. Melihat permasalahan di atas, maka Yhulyana membuat program yang merangkul ibu rumah tangga khususnya RT 01/ RW 01 dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Ds. Cabean Kidul untuk bertanam sayuran yang  memanfaatkan pekarangan rumah. Kegiatan ini  diselenggarakan lima hari sekali mulai tanggal 15 Agustus – 10 September 2021 dengan maksud membangun kembali kesadaran warga betapa pentingnya menjaga ketahanan pangan di masa pandemi covid-19.

Pada kegiatan ini, ibu rumah tangga dan KWT menanam sawi, bayam, selada, kangkung, dan jenis sayuran lainnya menggunakan metode hidroponik yang memanfaatkan bahan bekas. Adapun langkah-langkahnya yaitu :

  • Siapkan botol bekas ukuran 1,5 liter, netpot, dan mata bur pipa ataupun cutter
  • Lubangi botol bekas dengan pola melingkar menggunakan bur pipa atau cutter, beri jarak sekitar 6-8 cm.
  • Setelah botol dilubangi, masukkan netpot ke dalam lubang tersebut.
  • Masukkan air ke botol, dan letakkan bibit yang sudah di siapkan.
  • Letakkan media hidroponik tersebut ke tembat yang dapat memperoleh sinar matahari cukup agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Kegiatan di Desa Cabean ini menghasilkan kebun hidroponik minimalis di pekarangan warga sebagai penopang kebutuhan pangan sehari-hari dan jika panen melimpah, ini dapat menjadi sumber pendapatan karena harga pasar sayur hidroponik cukup bersaing. Ini merupakan salah satu contoh cara mewujudkan kemandirian pangan melalui family farming dengan konsep memanfaatkan pekarangan rumah untuk ditanami sayur-mayur ataupun yang lainnya. Meskipun berangkat dari lingkup kecil, tanpa disadari kegiatan ini akan menghasilkan gerakan kemandirian pangan yang lebih besar jika sebagian besar masyarakat melakukannya. Hal ini senada dengan pendapat Ibu Lanjar Sejati (salah satu peserta pelatihan) yang mengungkapkan bahwa, “Memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam sayuran ini memang sangat ideal karena ini dapat menyambung kebutuhan pangan keluarga terlebih di tengah pandemi yang serba sulit”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun