Mohon tunggu...
Yohannes Krishna Fajar Nugroho
Yohannes Krishna Fajar Nugroho Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Video Editor dan Junior Public Relations

It's ok to be different.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Langkah Pasti Menuju 2045: Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia

4 Januari 2023   16:30 Diperbarui: 4 Januari 2023   16:32 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal Patroli TNI-AL di Mako Lanal Toli-Toli (Dok Pribadi)

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah lebih dari 17.000 pulau, sebesar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah laut. Secara geografis, Indonesia terletak diantara dua benua dan dua samudera. Menjadi satu keniscayaan bahwa Indonesia merupakan negeri maritim di dunia. 

Tinjauan sejarah juga mencatat bahwa pernah ada dua kerajaan maritim besar di Nusantara, yaitu Sriwijaya di abad ke-7, dan kerajaan Majapahit yang memiliki kejayaan di abad ke 14. Melihat dari dua kenyataan tersebut, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ada di bumi Nusantara ini memiliki sejarah kemaritiman yang kuat. 

Presiden Joko Widodo dalam pidatonya di Konferensi Asia Timur pada tahun 2014 di Myanmar, menyebutkan ada lima pilar Poros Maritim Dunia (PMD) yaitu: Budaya Maritim, Kedaulatan Pangan Laut, Infrastruktur dan Konektivitas Maritim, Diplomasi Maritim dan Pertahanan Maritim.  

Budaya merupakan salah satu cara hidup sekelompok orang yang tinggal di wilayah tertentu. Budaya memang bersifat abstrak, tapi kita bisa melihat dari bagaimana orang orang tersebut hidup. Maritim menurut KBBI adalah sesuatu yang berkenaan dengan laut. 

Budaya maritim adalah kompleks gagasan, ide, pengetahuan, nilai, norma, aturan yang terkait bidang maritim dan dijadikan pedoman perilaku ekonomi, bisnis, jasa dan politik individu/kelompok masyarakat nelayan dan non nelayan untuk mencapai kepentingan sosial ekonominya guna menghasilkan produk. 

Budaya Maritim seharusnya ditanamkan sejak dini, sejak masa pendidikan dasar. Sedangkan dari Taman Kanak-Kanak dan Kelas 1 SD kita sering mendapat kalimat: Ayah Budi adalah petani, Ayah pergi ke ladang. Bukankah lebih baik jika kita mengganti kalimat itu dengan: Ayah Budi pergi menjala ikan, Ayah Budi adalah Nelayan. Saya rasa hal itu cocok untuk menanamkan budaya maritim sejak masa kanak-kanak. 

Indonesia memiliki luas wilayah laut sebanyak 64 juta Km Persegi. Dengan wilayah laut seluas itu tentu ada banyak sumberdaya kelautan yang dimiliki oleh Indonesia, namun ada hal yang perlu jadi refleksi bagi kita. Tahun 2022 silam, BPS merilis data statistik mengenai Sumber Daya laut dan Pesisir. BPS mendata bahwa di indonesia ini ikan belum menjadi alternatif lauk yang utama. Lebih lanjut lagi, BPS mencatat bahwa ada peningkatan konsumsi ikan dari tahun 2019 di 54.5 kg/kapita/tahun ke 2020 di 56.4 kg/kapita/tahun, namun peningkatan itu belum terlalu signifikan karena peningkatan itu hanya 1.9 poin. Mari kita berharap ada peningkatan yang lebih signifikan di tahun 2021 dan 2022 saat BPS mengadakan survei di kemudian hari sehingga di tahun 2045, Indonesia sudah memiliki kedaulatan pangan laut yang luar biasa. 

Membeli ikan dan cumi-cumi segar langsung dari nelayan di Toli-Toli. (Dok Pribadi)
Membeli ikan dan cumi-cumi segar langsung dari nelayan di Toli-Toli. (Dok Pribadi)

Selain itu, pemerintah Indonesia juga mengimplementasikan konektivitas antar pelabuhan dengan menggenjot pembangunan TOL Laut. Pembangunan TOL laut ini dapat menciptakan kelancaran distribusi barang sampai ke pelosok Indonesia, sehingga bisa tercipta produk barang satu harga di seluruh negara Indonesia, dan dengan demikian terwujudlah sila kelima Pancasila yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. 

Pelabuhan Bira Menuju Selayar (Dok Pribadi)
Pelabuhan Bira Menuju Selayar (Dok Pribadi)

Menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia bukan merupakan sesuatu yang mudah, untuk membangun budaya maritim diperlukan sinergitas dari pihak-pihak terkait untuk menjadikan visi PMD. Indonesia sebagai negara maritim harus bisa memberikan jaminan kepada setiap kapal yang masuk ke wilayah Indonesia yang melalui Alur Laut Kepulauan Indonesia  (ALKI) 1, 2 dan 3. 

Mendarat di Pelabuhan Gorontalo (Dok Pribadi)
Mendarat di Pelabuhan Gorontalo (Dok Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun