Mohon tunggu...
Yeremias Nino
Yeremias Nino Mohon Tunggu... Mahasiswa - Musafir

Cogito Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Selayang Pandang tentang Sejarah Hidup St. Josef Freinademetz

28 Februari 2021   11:17 Diperbarui: 28 Februari 2021   11:30 1100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengantar

Panggilan mengikuti Tuhan adalah satu anugerah dari Allah yang diberikan kepada seseorang untuk mewartakan Sabda Allah. Allah memanggil dan memilih seseorang dengan tujuan supaya mewartakan Sabda Allah ke seluruh dunia. Ini adalah tugas pokok seorang pengikut Tuhan. St. Josef Freinademetz adalah misionaris ulung dalam serikat Sabda Allah (SVD) yang dipanggil Tuhan untuk mewartakan Sabda Allah. St. Josef Freinademetz menyadari bahwa tugas perutusan seorang misionaris ke tanah misi adalah mewartakan Sabda Allah. Yesus mengatakan Aku datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. 

Demikian pun dengan St. Josef Freinademetz saat tiba di tanah misa, ia mengatakan bahwa aku datang ke tanah misi bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani. St. Josef Freinademetz sungguh menyadari esensi penggilan Tuhan bahwa penggilan untuk mengikuti Tuhan adalah melayani. Menjadi imam bukan untuk mencari popularitas tetapi menjadi imam adalah mewartakan Sabda Allah dan melayani.

Masa Muda

St. Josef Freinademetz lahir pada tanggal 15 April 1852. Orang tuanya Yohan Matthia Freinademetz dan Ana katharina. Mereka tiga belas bersaudara. Empat di antaranya meninggal beberapa hari sesudah kelahiran. Josef Freinademetz berasal dari Oies, sebuah dusun kecil yang menjadi bagian dari desa Badia. Rumah kelahirannya telah menjadi sebuah rumah doa di mana para peziarah dan para turis senang berhenti di sana untuk menimba keheningan dan kedamaian[1]. Mereka menyerahkan segala ketakutan dan kecemasan serta segala pergolakan hidup mereka di hadapan gambar St. Josef Freinademetz. Mereka berani menyerahkan segala persoalan hidup mereka di hadapan St. Josef, karena mereka percaya bahwa Allah sungguh hadir dalam diri St. Josef.

Ketika ditahbisan menjadi imam SVD, ia terterik tarik untuk bermisi di Cina. Ia mulai bermisi di Cina saat berusia 27 tahun pada bulan Maret 1879. Ia meninggalkan orang tua, keluarga dan tanah tercintanya untuk mewartakan karya misi Allah di Cina. Daya tarik apa yang membuatnya untuk bermisi ke tanah Cina? Ia ingin mewartakan Sabda Allah ke Cina dengan berpedoman pada Kitab Yeremia yang berbunyi, anak-anak minta roti tapi tidak ada yang kasih.

St. Josef Freinademetz sungguh merasa terinspirasi dengan kata-kata nabi Yeremia kemudian ia ingin bermisi. Selama bermisi di Cina, ia banyak mengalami tantangan dan kesulitan, namun ia tetap setia dan tekun menjalankan misinya. Karena ia mempunyai keyakinan bahwa Tuhan tidak akan meninggalkannya. Keyakinan inilah yang kemudian mentrasformasinya dan menjadi mesionaris yang sangat berkualitas di tanah Cina. Eksistensi St. Josef Freinademetz di tanah misi membawa berkat dan sukacita yang melimpah bagi umat Kristiani di tanah misi.

Spiritualitas Salib dari St. Josef Freinademetz

Salib adalah makan misionaris setiap hari demikian ungkapan misionaris ulung serikat Sabda Allah (SVD). Misionaris di tanah Cina tentunya bukanlah suatu hal yang mudah. Karena di tanah misi ia dihadapakan pada situasi dan iklim yang berbeda dengan tanah kelahirannya. Tentunya ia harus beradaptasi dengan situasi di tanah Cina. Untuk itu, seorang misionaris harus memiliki sikap rendah hati. St. Josef Freinademetz memiliki sikap rendah hati yang luar biasa. Sikap rendah hati itu terlihat ketika ia mulai belajar mendalami bahasa Cina dan budaya setempat.

Inilah salib yang dipikul oleh St. Josef saat di tanah misi. Namun ia sungguh menikmati dan menjalankan misinya dengan penuh cinta dan tanggung jawab. St. Josef melihat bahwa seorang misionaris harus siap untuk ditransformasi dan belajar menerima setiap orang apa adanya. Karena Yesus sendiri pernah mengatakan bahwa setiap orang yang mengikuti Aku ia harus memikul salib setiap hari. Ungkapan ingin menggambarkan bahwa sebagai seorang misionaris, kita harus bertanggung jawab dan setia dengan tugas yang dipercayakan kepada kita. Karena tugas seorang misionaris adalah melayani. Ini adalah salib sang misionaris. Maka, sebagai misionaris kita perlu belajar dari sikap dan kehidupan St. Josef Freinademetz.

Saya cinta akan orang-orang Cinaku, saya kenal bangsa ini, bahasa dan tanah air mereka seperti tanah airku sendiri. Seandainya Tuhan berkenan, saya berharap boleh bekerja 70 tahun lamanya di sini.[2] St. Josef ternyata memilik cinta yang besar untuk berkarya di tanah Cina. Cintanya itu dibuktikan dengan tindakan dan perkataan yang nyata. Ia sungguh mengabdikan diri kepada orang-orang di Cina dengan total. Karena cintanya yang besar maka, ia setia dan tekun memikul salibnya sampai wafat dan dimakamkan di tanah Cina. Kehadiran St. Josef Freinademetz di tanah Cina, mengajarkan kita bagaimana menjadi misionaris yang berkualitas dan melayani dengan total dan penuh cinta. Ini yang diharapkan oleh misionaris ulung SVD.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun