Mohon tunggu...
yenny rohmahmaulidyah
yenny rohmahmaulidyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Masih tahap belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hal yang Selalu Diremehkan Ternyata Menarik Jika Dijadikan Media Pengembangan Kreativitas Anak

28 November 2020   12:48 Diperbarui: 28 November 2020   12:54 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber photo: pinterest

Tahukah kalian bahwa kreativitas anak dapat meningkat jika di stimulus melalui permainan konstruktif, yaitu kreativitas anak sebelum diadakan tindakan. Salah satunya ialah dengan musik tentunya. Tak jarang anak usia dini sangatlah menyukai sebuah musik terutama musik yang bergenre ceria dan menyenangkan. Nilai kreativitas anak didalam pembelajaran musik, dimulai dari pengenalan terlebih dahulu.

Anak memerlukan pemahaman tentang unsur-unsur musik, yang bisa diawali dengan pengajaran yang dinamakan teori musik dasar, misalnya mengajari anak tepuk berirama dengan menggunakan sedikit pola irama, menggunakan satu pola tepukan saja dan lakukan berulang-ulang. Pengajaran teori musik dasar dapat memberikan pemahaman yang bermakna bagi seseorang jika ia telah mengalami serta menghayati.

Fungsi unsur-unsur musik harus diberikan melalui pengalaman musik yaitu penghayatan suatu lagu melalui kegiatan mendengarkan, bernyanyi, bermain musik, bergerak mengikuti musik, membaca musik, sehinggah peserta didik mendapat gambaran menyeluruh tentangungkapan lagu tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara umum tentang pengembangan kreativitas anak usia dini melalui musik, dan implikasi dan pengembangan kreativitas anak usia dini melalui musik di TK.

kreativitas anak dalam bermain musik, dapat dilihat dari bagaimana anak berkeinginan untuk bermain musik ketika seseorang memperlihatkan sebuah alat musik atau alat yang dapat menghasilkan sebuah musik. Anak bisa dikatakan kreatif jika ia sudah mampu menuangkan sebuah ide dalam melihat situasi keseharian dalam bermain musik, misalnnya ketika anak sedang makan kemudia ia tidak sengaja menyenggolkan piring dengan sendok lalu menghasilkan sebuah bunyi yang senada.

Ketika anak sudah mulai kreatif, anak akan memiliki rasa percaya diri yang penuh dalam memainkan sebuah alat musik. Begitu juga degan rasa keingin tahuannya terhadap musik begitu tinggi. Jika ia sudah memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi terhadap musik, maka ia akan berusaha mencari ketukan-ketukan sederhana dalam bermain musik sehingga muncullah ide yang inovatif. Jika anak sudah mampu berimajinasi dalam memainkan alat musik yang sederhana, seperti ketika ia melihat sebuah botol bekas, kertas yang sudah tidak dipakai namun ia berfikir bagaimana yah aku bisa memainkan sebuah musik yang senada dari alat-alat sederhana yang sudah tidak terpakai ini, maka anak tersebut sudah dikatakan sebagai anak yang kreatif.

Menurut Yuliani nurani sujiono dan bambang sujiono (dalam kitabnya yang berjudul Bermain kreatif berbasis kecerdasan jamak:40), indikator kreativitas bermain musik anak usia 5-6 tahun terbagi menjadi beberapa poin, diantaranya yaitu:

Kemampuan anak dalam menyanyikan sebuah lagu
Kemampuan anak dalam mengetuk ketukan menjadi irama musik sederhana
Kemampuan anak menumbuhkan sifat percaya diri
Kemampuan anak dalam bermain musik
Kemampuan anak dalam berinovatif mencari ketukan-ketukan sederhana dalam bermain musik
Kemampuan anak berimajinasi sederhana dalam bermain musik.

Bentuk kegiatan pengembangan kreativitas dalam musik ini bisa di praktikkan melalui keterampilan bermain musik. Seperti bagaimana kemampuan bermain musik anak yang sudah ahli memainkan gendang, memukul dram ataupun alat musik yang lain. Bagaimana kepekaan terhadap irama, kemampuan menyelaraskan gerak dan bunyi, kemudia anak juga bisa meningkatkan rasa kebersamaan melalui cara-cara yang menyenangkan misalnya bermain musik secara berkelompok, anak-anak usia dini perlu banyak mendapat peluang bernyanyi bersama-sama, belajar bernyanyi dengan baik, dan mendengarkan berbagai jenis lagu anak-anak, bahkan anak perlu belajar bermain musik, walaupun hanya musik sederhana atupun sekedar menggunakan alat musik belajar memukul seperti botol bekas, kayu atau plastik.

Perlu diketahui bahwasanya permainan yang monoton akan mengakibatkan kreativitas anak menjadi rendah. Hal ini menjadi tugas seorang pendidik untuk menciptakan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan bagi anak terutama dalam belajar musik dasar. Mengapa harus musik? Karena musik merupakan landasan bagi kecerdasan otak, kreativitas, kemampuan matematika, dan perkembangan rohani. Bermain musik bukan hanya harus dengan alat musik asli, namun bisa dengan alat musik buatan. Menurut Djohan mengemukakan bahwa: musik merupakan kumpulan atau susunan bunyi atau nada yang mempunyai ritme tertentu, serta mengandung nilai atau perasaan tertentu.

Contoh kegiatannya seperti, pembelajaran musik anak dengan menggunakan tutup botol limun. Memanfaatkan barang bekas menjadi barang yang bernilai adalah salah satu cara efektif menggali kreativitas anak. Membuat alat pukul dengan toples jajanan yang sudah tidak dipakai dengan ditutup plastik dan di tali. Membuat drumb dengan galon bekas atau gelas kaca bekas dan memainkannya dengan berirama. Mengisi botol aqua sedang atau besar dengan pasir atau bebatuan kecil kemudian mengocoknya juga akan menghasilkan alat musik yang indah. Jadi tidak hanya dengan alat peraga seperti tangan yang menepuk yang bisa menghasilkan suara namun dengan menciptakan musik tersendiri yang sederhana akan menggali kreativitas anak terutama hal-hal yang membuat rasa keingin tahuan anak yang besar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun