Mohon tunggu...
Marya Yenita Sitohang
Marya Yenita Sitohang Mohon Tunggu... Peneliti -

Let's live a normal life

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Demografi sebagai Objek Keilmuan

9 Maret 2018   10:51 Diperbarui: 9 Maret 2018   10:55 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Demografi mempelajari perubahan populasi yang disebabkan oleh 3 komponen dasar yaitu fertilitas, mortalitas dan migrasi. Demografi berbeda dengan ilmu sosial lain yang fokus pada suatu pendekatan. Demografi menggunakan pendekatan kuantitatif, fokus pada sejumlah besar orang, peristiwa penting, dan proses yang dapat diukur pada level makro. Penelitian demografi ditandai dengan deskripsi bersifat hati-hati dan akurat, serta susunan pengukuran dan teknik pelakukan monitoring pada dinamika kependudukan.

Demografi yang menekankan pada statistik dan deskripsi level makro membuat studi ini menyediakan fakta empiris bagi perencana dan pemegang program bahkan keilmuwan lain seperti kesehatan, sosiologi dan ekonomi untuk dimanfaatkan dan dikembangkan lebih lanjut. Hal ini juga menyebabkan teori-teori dalam ilmu demografi kurang berkembang karena terlalu fokus pada deskripsi dan ukuran kependudukan tersebut.

Deskripsi dan ukuran merupakan dasar dari demografi sebagai objek. Ilmu kependudukan ini tidak sampai pada tahap penjelasan dan teori. Misalnya menjawab pertanyaan mengapa tingkat fertilitas menurun atau mengapa kematian meningkat berdasarkan umur. Namun demikian, demografi merupakan interdisiplin ilmu yang menguraikan tentang peristiwa kependudukan, perilaku individu dan sistem sosial. Sehingga demografi merupakan studi yang mengacu pada integrasi perspektif teori disiplin ilmu lain antara lain sosiologi, antropologi, ekonomi, psikologi sosial, epidemiologi dan geografi manusia. 

Pemahaman menyeluruh dari berbagai disiplin ilmu ini membuat demografi menjadi sebuah ilmu yang bersifat interdisiplin. Berbeda dengan multidisiplin yang menjelaskan sebuah fenomena secara terpisah, interdisiplin 'meloncat' dari batasan disiplin ilmu dan membentuk sebuah kerangka pikir yang mencakup berbagai disiplin ilmu yang digunakan.

Salah satu prasayarat dari studi interdisiplin adalah kesamaan kerangka pikir. Kesamaan kerangka pikir ini dapat berupa kesamaan teori atau kesamaan metode. Disamping dari banyaknya manfaat dari interdisiplin ilmu yaitu pemupukan ide dan keahlian lintas keilmuan, penemuan jawaban baru dari pertanyaan lama, serta pelebaran perspektif, terdapat kekurangan dari pendekatan ini. Bahwa komunikasi yang terjadi antar bidang keilmuan tidaklah mudah, dikarenakan perbedaan terminologi yang dimiliki masing-masing bidang ilmu. Hambatan ini menyebabkan studi menjadi kurang ilmiah karena hanya sampai pada tahap permukaan dari masing-masing kelimuan.

Salah satu bentuk studi interdisiplin dalam demografi adalah studi populasi yang tidak hanya bertujuan mendeskripsikan asal mula dan konsekuensi dari perubahan populasi tetapi juga pengertian tentang mekanisme pengaturan perubahan tersebut. Sebagai sebuah studi interdisiplin, demografi membutuhkan sebuah kerangka pikir yang mengintegrasi wawasan dari semua keilmuan yang terlibat. Kerangka pikir tersebut harus menampung baik level mikro berupa perilaku maupun level makro berupa institusi atau pengaruh kebudayaan terhadap perilaku. Salah satu kerangka yang akhir-akhir ini digunakan adalah pendekatan siklus kehidupan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun