Mohon tunggu...
Yemima Heginta
Yemima Heginta Mohon Tunggu... Mahasiswa

Calon Guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemanfaatan Ampas Kopi Menjadi Pupuk Organik Cair (POC) Menggunakan Teknologi Sederhana

1 Mei 2025   16:57 Diperbarui: 1 Mei 2025   16:57 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nama dosen : A. Syachruroji, S.Pd., M.Pd. 

Kelompok 2 

Muspiroh, Siti Tria Malikal Mulki, Rifa'a Noveyanti, Yemima Heginta Br Tarigan, Haikal Akbar Diennova, Annisa Salsyabila

Abstrak

Artikel ini mengkaji pemanfaatan limbah ampas kopi sebagai pupuk organik cair yang berguna untuk menunjang dan membantu petani untuk mendapatkan pupuk organik cair. Tujuan dari pemanfaatan limbah ampas kopi ini salah satunya adalah untuk mengurangi limbah organik yang akan berpotensi mencemari lingkungan dengan mengubah limbah ampas kopi tersebut dapat menjadi salah satu yang ekonomis, ramah lingkungan dan juga mudah dipakai/diaplikasikan pada berbagai jenis tanaman. Dengan adanya pengolahan limbah ampas kopi menjadi pupuk organik maka dapat membantu petani untuk mengurangi biaya untuk merawat tanaman dan juga dengan adanya pupu organik cair ini tanaman, dari pupuk organik ini juga dapat meningkatkan tingkat kesuburan tanah dan dapat membuat tanah menjadi gembur, subur, dan mampu menyerap air dengan baik.

Pendahuluan 

Kedai kopi adalah tempat yang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman, dengan kopi sebagai pilihan populer di kalangan masyarakat Indonesia, terutama generasi milenial dan Gen-Z. Saat ini sudah banyak kedai kopi/coffee shop yang tersedia di Indonesia dan dapat berkembang di masa depan karena semakin terkenal, sehingga semakin banyak juga peluang bisnis yang ada di industri ini. Data dari Foreign Agricultural Service, United States Department of Agriculture (USDA) menunjukkan bahwa pada tahun 2024 indonesia menjadi produsen kopi terbesar ke-4 di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia pada tahun 2023 Indonesia memproduksi kopi  sebesar 758,7 ribu ton dan terdapat 5 provinsi penghasil kopi terbesar di Indonesia adalah Riau 27%, Sumatra Utara 12%, Lampung 14%, Bengkulu 7%, Aceh 9%, dan provinsi lainnya 31%. Dengan masyarakat Indonesia sendiri, yang gemar minum kopi. Oleh karena itu, mengubah sampah ampas kopi menjadi pupuk organik dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang menumpuk dari banyak kedai kopi yang hanya menghasilkan limbah ampas kopi yang tidak berguna. 

Kopi mengandung zat nitrogen yang bermanfaat untuk menambah unsur hara pada tanaman. Ampas kopi mengandung 2,28% nitrogen, fosfor 0,06% dan 0,6 kalium. pH ampas kopi sedikit asam, berkisar 6,2 pada skala pH (Agam & Mutazori 2020). Ampas kopi juga mengandung kalsium, sulfur, dan magnesium yang semuanya bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.

Teknik fermentasi adalah metode yang mudah untuk mengubah bubuk kopi menjadi pupuk organik cair. Bubuk kopi diubah menjadi pupuk yang bermanfaat melalui proses ini, dapat juga membantu meningkatkan kualitas nutrisi yang bisa dikonsumsi tanaman dan mengurangi bau. Masyarakat dapat memanfaatkan sampah ini dengan baik dengan menggunakan teknik yang sederhana dan murah. Menggunakan pupuk organik cair yang terbuat dari ampas kopi juga merupakan inisiatif untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berbahaya bagi lingkungan. Selain itu, penggunaan pupuk organik cair dapat mendorong pertanian yang berkelanjutan dan meningkatkan kesehatan tanah. 

Kajian Teori dan kontekstual

1. Pengertian kopi dan ampas kopi

Indonesia adalah negara dengan tanah yang sangat subur, sehingga cocok untuk kegiatan pertanian dan perkebunan seperti menanam padi, jagung, kopi, teh, dan kelapa. 

Kopi merupakan komoditas rakyat yang sudah cukup lama dibudidayakan dan mampu menjadi sumber nafkah bagi lebih dari satu setengah jiwa petani kopi Indonesia. kopi sendiri merupakan tanaman perkebunan yang sudah lama K dibudidayakan. Selain sebagai sumber penghasilan rakyat, kopi menjadi komoditas andalan ekspor dan sumber pendapatan devisa negara. Meskipun demikian, komoditas kopi sering kali mengalami fluktuasi harga sebagai akibat ketidakseimbangan antara permintaan dan persediaan komoditas kopi di pasar dunia Rahardjo (2012:7) 

Minum kopi di kedai sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia sejak lama, terutama di kalangan mahasiswa. Mereka sering datang ke kedai kopi untuk makan, minum, mengerjakan tugas, beristirahat, bersosialisasi, atau hanya untuk bersantai di luar lingkungan kampus. ampas kopi yang mereka hasilkan dibuang begitu saja tanpa adanya pengelolaan berkelanjutan misalnya ke saluran air, tanpa memanfaatkannya kembali. Jika dibuang dalam jumlah besar, ampas kopi justru bisa menambah limbah cair di lingkungan.

Menurut Winarti & Warsiyah (2018:2) ampas kopi mengandung nutrisi penting seperti 2,28% nitrogen, 0,06% fosfor, dan 0,6% kalium. Selain itu, ampas kopi memiliki tingkat keasaman (pH) sekitar 6,2, yang tergolong sedikit asam. Sementara itu, ampas kelapa yang biasanya berasal dari industri pembuatan santan atau minyak kelapa juga kaya nutrisi. Ampas kelapa kering yang sudah tidak mengandung lemak masih mengandung 93% karbohidrat, yang terdiri dari 61% galaktomanan, 26% manosa, dan 13% selulosa---semua zat ini bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.

Sejalan dengan pendapat diatas Setiawan (2017) juga menyebutkan bahwa ampas kopi mengandung beberapa zat penting yang bermanfaat untuk tanaman. Fosfor membantu mengangkut energi dalam tanaman, merangsang bunga dan buah, mempercepat pertumbuhan akar, pembentukan biji, dan pembelahan sel, serta memperbesar jaringan tanaman. Kalium berguna untuk meningkatkan kekebalan tanaman terhadap penyakit, memperkuat batang, meningkatkan kualitas buah, serta membuat tanaman lebih tahan terhadap hama dan kekeringan. Magnesium berperan penting dalam proses fotosintesis dengan membantu kerja enzim dan pengangkutan energi. Kalsium sangat penting untuk pertumbuhan sel, sementara belerang (sulfur) diperlukan untuk pembentukan asam amino seperti sistin, sistein, dan metionin.

Ampas kopi sendiri adalah sisa dari kopi yang masih mengandung zat bermanfaat dan bisa digunakan sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan. Namun, banyak orang belum tahu atau sadar akan manfaat ini. Kebanyakan masyarakat menganggap ampas kopi sebagai sampah yang tidak berguna, padahal jika dimanfaatkan, ampas kopi bisa menjadi pupuk alami yang baik untuk lingkungan dan tanaman. Karena itu, penting untuk menyampaikan informasi ini, terutama kepada para petani di Desa Kayu Manis, agar mereka tahu bahwa ampas kopi bisa dijadikan pupuk cair organik yang murah, mudah dibuat, dan aman untuk ekosistem pertanian. 

2. Pupuk organik 

Pupuk organik cair dibuat dari tanaman yang mengandung nutrisi penting dan mikroorganisme yang berguna untuk menguraikan bahan organik (Phibunwatthanawong & Riddech, 2019). Saat menggunakan pupuk penting untuk memperhatikan seberapa banyak pupuk yang diberikan ke tanaman. Semakin banyak pupuk yang diberikan, semakin banyak pula unsur hara yang diserap tanaman. Tapi jika terlalu banyak, justru bisa membuat tanaman menjadi layu. Hal ini terjadi karena tanaman tidak bisa menyerap nutrisi berlebih, sehingga unsur hara menumpuk di tanah atau di dalam tanaman. Penumpukan di tanah bisa memicu pertumbuhan gulma, sedangkan jika terjadi di tanaman, bisa membuat tanaman stres dan layu. Jadi, sangat penting untuk menggunakan pupuk dengan dosis yang tepat. 

Menurut  Ilham, M,. dkk. (2023:13) Ampas kopi bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik karena mengandung unsur hara penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium yang baik untuk kesuburan tanaman. Oleh karena itu, penting bagi pemilik kedai kopi yang belum menerapkan hal ini untuk mengetahui bahwa sisa ampas kopi sebenarnya bisa didaur ulang menjadi pupuk organik. 

Selain menyuburkan tanaman, penggunaan ampas kopi sebagai pupuk juga membantu mengurangi jumlah sampah di lingkungan. Caranya adalah dengan tidak membuang ampas kopi, tapi mengumpulkannya untuk didaur ulang. Hal ini juga bisa menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk terus melakukan kegiatan pengabdian masyarakat. 

Setelah melakukan kegiatan pengabdian ini, kami menyarankan untuk terus mendampingi pemilik dan pegawai kedai kopi. Masih banyak yang belum tahu bahwa ampas kopi bisa diolah menjadi pupuk, jadi penting untuk memberi mereka informasi dan bimbingan agar bisa menerapkannya.

3. Manfaat pupuk organik cair 

Makmur (2018) : 187. menyatakan bahwa "Pemberian pupuk cair organik mempunyai manfaat antara lain mendorong pertumbuhan tunas dan sel tanaman baru, memperbaiki jaringan sel, memulihkan sel yang rusak, meningkatkan klorofil pada daun, merangsang perkembangan kuncup bunga, serta memperkuat tangkai serbuk sari dan daya tahan tanaman." 

Masyarakat jarang sekali menggunakan limbah organik sebagai pupuk organik cair; sebaliknya, mereka lebih banyak menggunakannya sebagai pupuk organik padat selama ini. Kenyataannya, penggunaan pupuk organik cair lebih menguntungkan daripada pupuk organik padat. Karena komponen dalam pupuk organik cair telah terurai dan lebih mudah diaplikasikan, tanaman dapat menyerapnya dengan lebih mudah. Menurut Marjenah dkk. (2018)104, penggunaan pupuk organik cair memiliki sejumlah manfaat. Misalnya, pupuk organik cair dapat disemprotkan ke bagian tubuh tanaman atau disiramkan ke akar jika digunakan pada tanah tanam padat. Pemberian pupuk dengan cara disemprotkan ke daun terbukti lebih baik daripada pemberian pupuk dengan cara merendam media tanam. Pupuk organik cair memiliki sejumlah keunggulan, seperti meningkatkan dan meningkatkan produksi klorofil daun, yang meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman dan kemampuannya menyerap nitrogen dari atmosfer; meningkatkan vigor tanaman, yang membuat tanaman lebih kuat dan tahan terhadap kekeringan; mendorong pertumbuhan cabang produksi; meningkatkan pembentukan bunga dan kuncup buah; dan mengurangi gugurnya bunga dan kuncup buah. Sebagaimana dinyatakan oleh Sundari(hal.102).

Menurut penelitian, penerapan teknologi yang tepat guna untuk lahan kering dapat meningkatkan efisiensi penggunaan udara, memperkuat struktur tanah, dan meningkatkan hasil panen. Teknologi berbasis bahan hayati, seperti POC, memiliki keunggulan dalam hal sifat fisik, kimia, dan biologi, sehingga cocok digunakan di lahan dengan kondisi yang kurang memadai (Supyandi, 2023). 

Upaya dalam mengolah limbah ampas kopi menjadi pupuk organik, memiliki  manfaat dalam mengurangi limbah rumah tangga dan juga tahapan yang dapat diperoleh untuk melakukan proses pengolahan, antara lain: 

Mengetahui manfaat dari pengolahan limbah ampas kopi : Mengingat semakin banyaknya peminum kopi, pemanfaatan ampas kopi dapat menjadi perhatian utama. Ampas kopi dapat diolah menjadi pupuk organik yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga membantu mengurangi sampah rumah tangga karena ampas kopi telah digunakan sebagai pupuk organik. Hal ini karena ampas kopi yang semakin banyak tidak sedap dipandang dan menimbulkan masalah (Aliasuddin et al., 2020).

 Menurut (Pakcoy, 2022) pemanfaatan pupuk organik memiliki fungsi, yaitu: 

  • Memperoleh struktur tanah karena bahan organik memiliki kemampuan untuk mengikat partikel-partikel tanah menjadi agregat yang bermanfaat.
  • Memperbaiki distribusi ukuran pori-pori tanah untuk meningkatkan sirkulasi udara (aerasi) dan kemampuan tanah untuk menahan air.

4. cara membuat pupuk organik cair dari ampas kopi

Salah satu cara untuk memanfaatkan limbah ampas kopi yaitu  dengan memfermentasi bubuk kopi,  yang dapat digunakan sebagai pupuk  organik cair (POC). 

Alat dan bahan antara lain :40 gr Ampas kopi, 1 sendok makan gula,1 liter Air leri, 100 ml EM4, Baskom, Sendok, Botol

 Tahapan proses pengolahan pupuk organik cair dari limbah ampas kopi 

  • Campurkan semua bahan ke dalam baskom. Kemudian hasil pencampuran yang telah homogen dimasukkan ke dalam botol  
  • pencampuran yang telah homogen dimasukkan ke dalam botol   b. Simpan selama 7 hari ditempat teduh. Buka tutup botol setiap hari, lalu tutup kembali untuk membuat gas yang terbentuk di dalam botol.
  • Campurkan pupuk yang sudah difermentasi ke dalam air dengan perbandingan 1: 10. Pengaplikasian dilakukan satu hingga dua kali dalam seminggu.

Kopi yang dijadikan sebagai alternatif pupuk kompos ini sangat ramah lingkungan dan ekonomis. Tanaman yang cocok untuk diberi pupuk kompos dari ampas kopi ini adalah tanaman yang butuh pH rendah atau berkisar antara 5.5?6.5. Contoh tanaman tersebut adalah tomat. cabai. dan juga kacang panjang. 

Pupuk kompos dari ampas kopi juga dapat berfungsi sebagai pestisida alami. Ampas kopi yang telah ditaburkan ke permukaan tanah sebagai pupuk kompos mampu menjauhkan tanaman dari serangan berbagai hama. Contoh hama yang tidak berani mendekat lagi adalah siput dan juga semut pemakan bibit.

Pemanfaatan ampas kopi sebagai pupuk kompos juga ternyata ramah juga terhadap ekosistem pada tanah. Hal ini tampak pada cacing tanah yang tidak terganggu dengan kehadiran pupuk kompos alternatif ini. Cacing tanah malah senang memakannya. dan seperti yang kita ketahui bersama. cacing merupakan sahabat para petani yang bekerja untuk menyuburkan tanah.

Analisis masalah

Dari banyaknya ampas kopi yang ada di kedai-kedai sekarang, terlihat bahwa ampas kopi dari kedai-kedai kopi belum dimanfaatkan dengan baik dan masih dibuang begitu saja. Hal ini terjadi karena sebagian besar pemilik usaha belum tahu kalau ampas kopi bisa dijadikan pupuk cair organik (POC) yang berguna buat tanaman, terutama buat yang menggunakan sistem hidroponik. Selain itu, belum adanya sistem pengolahan limbah yang jelas juga menjadi salah satu penyebab utama limbah ini terus menumpuk.

 Dampaknya, lingkungan sekitar bisa tercemar karena limbah organik terus dibuang tanpa diolah. Padahal, ampas kopi sebenarnya punya potensi yang besar sebagai pupuk yang dimana dapat membantu menyuburkan tanaman. Namun, potensi ini belum dimanfaatkan secara maksimal. 

Populasi yang paling terdampak adalah masyarakat yang menjalankan pertanian hidroponik atau urban farming. Mereka kesulitan mendapatkan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan karena bahan alaminya belum banyak diolah. Kalau ampas kopi bisa dimanfaatkan dengan baik, tidak hanya mengurangi limbah tapi juga bisa bantu petani kota dan masyarakat sekitar mendapatkan manfaat langsung dari limbah yang ada. 

Rencana solusi inovatif/produk PKM 

Ide produk ini adalah Pupuk Organik Cair (POC) berbahan dasar ampas kopi yang dikembangkan untuk mendukung sistem pertanian hidroponik berkelanjutan. POC ini dibuat melalui proses fermentasi sederhana dengan mencampurkan ampas kopi, air cucian beras, dan starter dari kompos matang. Ampas kopi yang selama ini menjadi limbah ternyata mengandung unsur hara penting seperti nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, sulfur, dan kalsium yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman. Produk ini dirancang sebagai alternatif murah dan ramah lingkungan pengganti pupuk anorganik AB mix yang biasa digunakan dalam hidroponik. Selain mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia mahal, penggunaan POC dari ampas kopi juga membantu mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman, seperti peningkatan jumlah daun, panjang akar, dan tinggi tanaman,. Produk ini tidak hanya berfungsi sebagai nutrisi tanaman, tetapi juga sebagai solusi inovatif dalam pengelolaan limbah organik untuk mendukung konsep pertanian kota yang berkelanjutan. 

Pupuk Organik Cair (POC) berbahan dasar ampas kopi ini dirancang untuk menjangkau beragam kelompok pengguna yang memiliki kebutuhan dan kepedulian terhadap pertanian berkelanjutan serta pengelolaan limbah. Petani skala kecil dan menengah menjadi sasaran utama, karena mereka membutuhkan pupuk berkualitas dengan harga terjangkau untuk meningkatkan hasil panen tanaman pangan seperti padi, sayuran, atau buah-buahan secara organik, dengan POC yang dapat diaplikasikan langsung melalui penyiraman atau dicampur air untuk efisiensi. Di lingkungan perkotaan, pecinta tanaman hias dan pelaku urban farming yang mengelola tanaman dalam pot, taman vertikal, atau sistem hidroponik akan menemukan POC ini praktis, efektif, dan ramah lingkungan, mendukung estetika tanaman mereka tanpa ketergantungan pada bahan kimia. Kafe dan restoran, sebagai penghasil utama ampas kopi, juga menjadi target strategis; mereka dapat mengintegrasikan pengelolaan limbah ini ke dalam program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), meningkatkan citra mereka sebagai bisnis yang peduli lingkungan. Selain itu, komunitas lingkungan yang aktif dalam daur ulang limbah organik akan melihat POC sebagai alat edukasi dan praktik nyata untuk mempromosikan ekonomi sirkular, sekaligus berpotensi menjadi pelaku produksi di tingkat lokal. Dengan pendekatan inklusif ini, POC tidak hanya memenuhi kebutuhan praktis berbagai segmen masyarakat dari pedesaan hingga perkotaan, dari individu hingga institusi tetapi juga menjadi katalis untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya daur ulang limbah dan pertanian berkelanjutan. 

Proses Pembuatan dan Penerapan Pupuk Organik Cair dari Ampas Kopi 

1. Proses Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC)

a.  Siapkan bahan-bahan: 

  • Ampas kopi 
  • Air cucian beras atau air bersih (10 liter)
  • Starter POC dari kompos matang (sekitar 1 tutup botol per liter air saripati).

b.   Campurkan ampas kopi dan air: 

  • Masukkan ampas kopi ke dalam ember atau wadah besar.
  • Tambahkan air cucian beras atau air bersih hingga ampas terendam. 

c.  Saring campuran: 

  • Saring campuran tersebut untuk memisahkan ampas padat dari air saripati. 
  • Gunakan kain bersih atau saringan halus. 

d.  Aduk air saripati: 

  • Aduk air saripati hasil saringan hingga tercampur rata.

e.  Tambahkan starter POC: 

  • Campurkan starter POC dari kompos matang ke dalam air saripati dengan takaran 1 tutup botol untuk setiap 1 liter air. 

 f.  Fermentasikan: 

  • Tutup wadah dan diamkan campuran tersebut di tempat teduh selama 5--7 hari. 
  • Setiap hari, buka tutup sebentar untuk mengeluarkan gas fermentasi. 

g.  Penyaringan akhir: 

  • Setelah fermentasi selesai, saring kembali jika ada endapan. 
  • Simpan POC dalam botol atau jeriken bekas bersih untuk siap digunakan.

2. Proses Penerapan Pupuk Organik Cair (POC) 

a. Siapkan tanaman hidroponik: 

  • Pastikan tanaman sudah dipindahkan ke sistem hidroponik dan siap menerima nutrisi. 

b.  Campurkan POC ke dalam bak nutrisi: 

  • Tambahkan POC ke bak penampungan nutrisi hidroponik. 
  • Dosis anjuran: 300 ml larutan POC + 3 gram ampas kopi per tanaman. 

c.  Aplikasi rutin: 

  • Berikan POC ke tanaman dua kali seminggu. 
  • Pantau pertumbuhan tanaman setiap minggu untuk melihat efeknya. 

d.  Catat hasil pertumbuhan: 

  • Dokumentasikan jumlah daun, tinggi tanaman, panjang akar, dan kesehatan daun untuk menilai keberhasilan penggunaan POC. 

 Remcana untuk implementasi produk

Untuk mengimplementasikan pembuatan dan penerapan Pupuk Organik Cair (POC) dari ampas kopi secara hemat, kegiatan ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahapan sederhana. Pada hari pertama dilakukan persiapan bahan, yaitu mengumpulkan ampas kopi dari rumah atau warung kopi terdekat, air cucian beras, dan starter POC dari kompos matang. Proses pencampuran bahan dilakukan pada hari kedua, lalu campuran tersebut difermentasikan selama 5 hingga 7 hari. Setelah fermentasi selesai, pada hari kedelapan dilakukan penyaringan dan hasilnya disimpan dalam wadah bekas yang ada di rumah. Mulai hari kesembilan, pupuk cair ini sudah dapat diaplikasikan ke tanaman hidroponik secara rutin dua kali seminggu. 

Bahan yang diperlukan dalam proses ini sangat sederhana. Ampas kopi dan air cucian beras diperoleh tanpa biaya, sementara starter POC dari kompos matang dapat dibeli dengan kisaran harga Rp20.000 untuk 250 ml, cukup untuk satu kali produksi skala kecil. Alat seperti ember, botol, dan kain saring diupayakan menggunakan barang bekas yang sudah tersedia, sehingga tidak menambah beban biaya. 

Untuk mendukung kegiatan ini, mitra yang dapat diajak bekerja sama meliputi warung kopi lokal atau tetangga sekitar sebagai sumber ampas kopi, serta komunitas urban farming untuk berbagi hasil dan pengalaman. Jika kegiatan ini diperluas, dukungan dari kelompok RT/RW atau kelompok tani kecil juga dapat dilibatkan. 

Dampak yang diharapkan dari implementasi ini cukup luas. Dari sisi lingkungan, penggunaan ampas kopi membantu mengurangi sampah organik. Dari sisi ekonomi, biaya produksi pupuk sangat murah dan mampu meningkatkan hasil panen hidroponik tanpa membeli pupuk AB mix yang mahal. Secara sosial, kegiatan ini mendorong edukasi tentang pertanian mandiri berbasis pemanfaatan limbah rumah tangga. Dan dari sisi pertanian, POC dari ampas kopi dapat mempercepat pertumbuhan tanaman seperti selada, memperbaiki jumlah daun, tinggi tanaman, hingga hasil segar tanaman.

Penutup 

Kesimpulan 

Limbah ampas kopi dapat mencemarkan lingkungan karena ampas kopi sangat susah terurai dan dapat menyebabkan anarobik (tidak adanya oksigen yang bebas), dan penumpukan ampas kopi dapat menimbulkan bau yang tidak sedap terutama saat terkena air hujan, maka dari itu kita penulis mengelola dan memanfaatkan limbah ampas kopi untuk mengurangi limbah yang dapat mencemari lingkungan menjadi pupuk organik cari. Manfaat yang dapat diberikan dari pupuk organik cair ini adalah untuk menjaga dan meningkatkan kesuburan dan unsur hara tanah karena ampas kopi mengandung zat nitrogen yang bermanfaat untuk menambah unsur hara pada tanaman. Ampas kopi mengandung 2,28% nitrogen, fosfor 0,06% dan 0,6 kalium. pH ampas kopi sedikit asam, berkisar 6,2 pada skala pH (Agam & Mutazori 2020). Ampas kopi juga mengandung kalsium, sulfur, dan magnesium-yang semuanya bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun