Mohon tunggu...
Yuniar Eka Risti
Yuniar Eka Risti Mohon Tunggu... Guru - Berbagi cerita dan pengalaman lewat tulisan

Saya suka berbagi cerita, pengalaman, dan sudut pandang subyektif melalui tulisan yang receh.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Perjalanan Kereta Uap Jaladara

26 April 2023   13:31 Diperbarui: 30 April 2023   19:15 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kereta Uap Jaladara. (Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi)

Warga Surakarta atau pun turis yang berkunjung ke Kota Surakarta mungkin sudah tidak asing dengan Jaladara. 

Jaladara atau yang biasa disebut sepur kluthuk merupakan kereta uap yang dijalankan dengan lokomotif uap D1410. Kali ini saya berkesempatan menaiki kereta yang melintasi jalanan Kota Surakarta.

Untuk bisa mengikuti perjalanan dengan Jaladara ini, saya perlu 'berperang' di akun sosial media komunitas pegiat sejarah Kota Surakarta untuk mendapatkan tiket. 

Tapi perjuangan saya tak sia-sia. Pengalaman naik kereta uap, ilmu pengetahuan dari pemandu, serta berbagai cenderamata dan kupon diskon dari beberapa gerai sebanding dengan harga yang harus dibayar.

Perjalanan dengan Kereta Jaladara dimulai dari Stasiun Purwosari. Saya dan peserta lainnya berkumpul di lobi stasiun untuk menerima pemgarahan dan cenderamata yang berisi tas belacu, makan siang, makanan ringan dari salah satu toko roti legendaris di Kota Surakarta, dan minuman dingin.

Perjalanan dengan Jaladara yang memiliki dua gerbong pun dimulai. Perlahan kereta meninggalkan Stasiun Purwosari, melintasi jalanan Kota Surakarta. Sepanjang perjalanan, saya dan peserta lain didampingi pemandu  yang menjelaskan seluk beluk kereta uap peninggalan Hindia Belanda ini.

Lima belas menit berlalu, kereta berhenti di titik henti pertama, yaitu Loji Gandrung. Saat ini Loji Gandrung menjadi rumah dinas walikota Kota Surakarta. 

Tapi siapa sangka Loji Gandrung dulunya adalah rumah milik seorang warga negara Belanda yang digunakan untuk mengadakan acara-acara tertentu. Saat ini Loji Gandrung menjadi salah satu cagar budaya yang ada di kota budaya ini.

Sepur kluthuk kembali melanjutkan perjalanan melewati Jalan Slamet Riyadi. Sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya pemandu memberikan penjelasan tentang tempat-tempat yang dilewati kereta berbahan bakar kayu ini. 

Mulai dari Ndalem Wuryoningratan yang sekarang dikenal dengan Museum Danar Hadi, Kampung Batik Kauman, dan Kampung Kemlayan yang kondang sebagai kampungnya para seniman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun