Mohon tunggu...
Yeftha Adinta
Yeftha Adinta Mohon Tunggu... Jurnalis - Hey ladies

Yes YOU!

Selanjutnya

Tutup

Nature

Penggunaan Botol Bekas sebagai Alat Irigasi Tetes yang Membantu Kelompok Tani di Daerah NTT

11 April 2019   01:15 Diperbarui: 11 April 2019   01:47 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sektor pertanian merupakan sector yang paling penting di Indonesia, yang dimana sebagian daerahnya memiliki kondisi tanah yang kaya akan unsur hara dan mineralnya dan sebagian besar daerahnya ada yang memiliki kondisi tanah yang kurang subur atau kekurangan air. 

Salah satunya didaerah NTT yang tepatnya berada di kota soe dimana memiliki kondisi tanah dan intensitas turun hujan yang rendah, dan umumnya daerah ini diketahui memiliki keadaan lingkungan yang ekstrim sehingga banyak tumbuhan yang tidak tumbuh karena kekurangan air. 

Maka dari itu salah satu cara yang tepat dan telah dilakukan oleh negara- negara maju diluar sana dengan kondisi tanah yang kering adalah dengan menggunakan irigasi tetes. Irigasi tetes sendiri merupakan sistem pengairan yang bertujuan mengalirkan air ke lahan pertanian. 

Irigasi sendiri berguna untuk menyediakan pasokan air bagi lahan pertanian, sehingga lahan pertanian bisa mendapatkan jumlah air yang konstan untuk menopang produktivitas. Irigasi ini menghemat persediaan air sehingga pengguanaan air tidak perlu banyak-banyak, sehingga sangat cocok untuk diterapkan didaerah yang kering atau tidak subur karena sistem irigasi ini terbukti mampu menyuburkan tanaman. 

Bahan dari pembuatan irigasi ini sangatlah mudah yaitu dengan menggunakan botol plastik bekas berukuran 1,5liter dimana irigasi tetes ini dibuat diatas permukaan tanah, sehingga botol tersebut dilubangi tutup botolnya. 

Lubang tidak boleh terlalu besar atau pun kecil karena dapat mempenagaruhi aliran airnya, dan bisa menetes sesuai banyaknya aliran yang diinginkan. Agar dapat lebih lama penyiraman otomatisnya maka lubang harus dibuat sangat sempit dan botol air mineral bisa diperbanyak sesuai tanamannya. 

Jika sudah botol dapat digantungkan di dekat tanaman dengan tiang kayu dan semacamnya sehingga dapat menetes dengan sempurna. Sedangkan pada irgasi tets yang dibuat dibawah permukaan tanah, botol bekas ini harus ditanam atau dikubur didalam tanah didekat akar tanaman yang ditanamn sehingga air dapat diisi kembali dengan mudah, mutul botol harus berada diatas sehingga badan botol yang terkubur. 

Biaya yang dibutuhkan sangatlah murah dan tidak  membutuhkan biaya sama sekali karena hal ini menggunakan botol plastik yang sudah tidak terpakai dan hanya membutuhkan seperti selang air, pengatur aliran air seperti jarum ataupun pengatur selang infus.

Keuntungan menggunakan sistem irigasi ini adalah tidak harus menyiram secara berkala dan hanya cukup mengisi air pada botol sehinga air akan menetes sedikit-sedikit sehingga menghemat penggunaan air, maka dari itu sistem irigasi tetes ini sangat bermanfaat digunakan didaerah kering seperti NTT yaitu didaerah Soe. 

Adapun kekurangannya yaitu botol bekas harus dicuci hingga bersih dan penyiraman hanya bisa dengan air ataupun pupuk cair dan tidak bisa menggunakan pupuk yang non cair karena bisa menyebabkan aliran tersumbat.

Jadi dianjurkan untuk menggunaka sistem irigasi tetes ini pada lingkungan yang kering ataupun tidak subur karena menghemat biaya dan tenaga karena irigasi tetes ini sangatlah praktis sehingga tidak perlu menyiram tanaman secara terus menerus dan juga dapat menghemat konsumsi air dalam skala besar atau banyak.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun