Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Harga Sayur dan Telur Naik Wajar, Tak Apa daripada Nanam dan Beternak Sendiri

29 April 2020   15:48 Diperbarui: 29 April 2020   15:51 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
biar sehat harus banyak makan sayur (dok.freepik.com)

Semenjak ada wabah Covid-19, saya jadi lebih sering memasak sendiri ketimbang membeli makan di luar. Memasak makanan sendiri relatif lebih aman dari segi kebersihan dan keamanan bahan makanan. Harga juga lebih murah. Di masa pandemi sekarang, saya memang lebih detail menghitung uang masuk dan uang keluar. Maklum, pendapatan berkurang karena PSBB.

Kekurangan masak sendiri ya saya kudu lebih banyak berkutik di dapur. Trus kudu mikir mau masak apa. Dengan kemampuan masak saya yang terbatas, pilihan untuk jenis masakan memang nggak banyak. Namun saya cukup terbantu dengan banyaknya resep masakan di internet atau aplikasi masak yang tersedia di playstore.

Saya bukan orang yang rajin food preparation. Itu tuh... membeli bahan masakan sekaligus dan dimasak untuk beberapa hari. Seneng banget liat temen-temen berbagi foto cara mereka menyimpan food preparation. Telaten banget menyimpannya di kotak-kotak tersendiri trus disimpan di kulkas. Saya tak serajin itu. Makanya setiap pagi saya masih belanja ke pasar.

harga di pasar naik wajar (dok.freepik.com)
harga di pasar naik wajar (dok.freepik.com)
Lokasi pasar dekat sekali dengan rumah tinggal saya. Nggak sampai 10 menit jalan kaki santai. Di pasar ini aneka sayur, daging dan bahan pokok tersedia. Toko baju dan perabot juga ada. Lengkap deh. Yang beda saat PSBB sekarang adalah pedagang dan pembeli wajib menggunakan masker. Pedagang ikan dan daging wajib menyediakan tempat cuci tangan sendiri. Lalu pasar yang awalnya buka sejak jam 5 pagi hingga jam 10 malam diubah jadi buka jam 4 pagi dan tutup jam 5 sore.

Emak-emak tetangga bilang semua barang dan sayur naik. Well... kalo Ramadan tiba, semua barang memang biasa naik harganya, bukan hal yang aneh. Yang naik tinggi adalah bawang Bombay. Satu biji bawang bombay beberapa bulan lalu harganya 3000. Beli 2 ukuran kecil bisa 5000. Sekarang sebiji bawang bombay harganya di atas 10 ribu. Karena saya nggak butuh-butuh amat bawang bombay maka kenaikan ini nggak mengganggu budget uang belanja.

Sayuran lain iya sik ada kenaikan namun masih dalam taraf wajar. Kangkung yang biasanya 5000 untuk 3 ikat, sekarang hanya dapat 2 ikat. Bayam juga sama kondisinya. Lalu jagung manis yang biasa per buahnya 3000 sekarang rata-rata 4000. Oh ya bawang merah sepertinya lagi naik ya. Saya biasa beli eceran 3 ribu rupiah karena nggak mau menumpuk bawang merah eh tadi pagi mbok penjual bilang bawang merah eceran minimal 5000 rupiah.

mau dimasak apa hayoooo (dok.freepik.com)
mau dimasak apa hayoooo (dok.freepik.com)
Saya beli ayam setiap hari. Seringnya untuk makanan kucing-kucing saya, kadang-kadang jatah kucing saya ambil sebagian buat masak. Moga kucing-kucing saya nggak marah ya. Harga ayam perekornya kisaran 30 ribu hingga 45 ribu rupiah. Seekor tuh sekilo lebih sih. Kalau ayam filet bagian dada harganya 50 ribu rupiah sekilo. Termasuk masih stabil sik, makanya saya bingung di daerah lain ada yang harga ayamnya jatuh drastis.

Di rumah, saya selalu sedia telur. Anak sulung saya nggak bisa makan nasi kalau nggak ada telur. Untung hanya telur, coba kalo kudu ada daging sapi. Pusing pala nyonya Vale. Sekilo telur di pasar dekat rumah 25 ribu rupiah per kilo. Naik sik.. sebelum PSBB harganya 23 ribu per kilo. Harga akan lebih naik mendekati Lebaran. Ndak masalah, karena beternak ayam sampe nunggu ayamnya bertelur waktunya lama dan biayanya malah bisa lebih mahal, yekan.

Untuk gula pasir, saat ini di pasar saya banyak tersedia. Di minimarket dekat rumah juga ada. Saya nggak tau ya berapa pasarannya sekarang karena jarang pakai gula pasir. Stock gula di rumah masih ada padahal saya beli 3 bulan lalu untuk ukuran seperempat kilo.

pete favoritku (dok.freepik.com)
pete favoritku (dok.freepik.com)
Harga yang merangkak naik kadang memang bikin pusing. Tapi saya bersyukur harganya masih terjangkau. Saya happy seplastik sayur sop masih berharga 5000 rupiah. Sayur asem dan sayur sop akan jadi idola setelah Lebaran. Orang yang bosan makan-makanan bersantan akan berburu sayur. Seplastik sayur sop harganya bisa dua kali lipat setelah Lebaran. Nggak apa-apa, nanam sendiri juga lebih lama prosesnya.

Untuk beras, di pasar tersedia beras dengan harga 12 ribu seliter untuk kualitas yang bagus. Kalo kualitas sedang 11 ribu seliter. Namun sampai beberapa minggu ke depan saya nggak beli beras, karena kemarin terima bansos yang isinya beras 5 kilogram, minyak goreng, sarden, sabun dan wafer. Nggak saya hitung total bansosnya berapa, terima aja dengan rasa syukur dan gembira. Saya percaya, rezeki makin lancar jika kita tak memaki. Begitu kan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun