Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Lebaran, Maafkan, dan Momen Mengharukan

5 Juni 2019   19:39 Diperbarui: 5 Juni 2019   19:54 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat Lebaran (dok.freepik.com)

Akhirnya Idul Fitri yang dinanti tiba. Gimana Lebarannya hari ini? Sudah bermaaf-maafan dengan semua keluarga, sanak saudara, tetangga, teman, kerabat? Sudah makan berapa ketupat? Alhamdulillah.. saya juga sudah bersilaturahmi dengan para teman dan tetangga plus perut kenyang makan ketupat, rendang dan sayur godog. Abaikan dulu soal kolesterol.

Malam tadi ramai dengan kumandang takbir yang diselingi dengan suara petasan. Seramai notif whats app saya yang penuh dengan ucapan selamat Lebaran serta permohonan maaf. Tetangga dekat mengantar sayur dan ketupat. 

Di lingkungan saya memang begini, tetangga dekat saling mengantar makanan. Tak masalah banyak atau sedikit makanan yang diantar, tapi ini bentuk perhatian. Meski sayur yang diantar ya sama, sayur godog atau sayur opor ayam.

Ramainya suasana di lingkungan rumah mulai lagi setelah sholat Ied. Acara salam-salaman dimulai. Semua tetangga keluar rumah dan salaman saling bermaafan. Suasana sungguh semarak. Saya sempatkan ke kuburan dekat rumah untuk berziarah ke makam almarhumah adik. Setelah pulang dari ziarah, salaman dengan para tetangga sembari balik ke rumah. Meski tetangga, kadang saya tak hapal dengan anggota keluarganya para tetangga. Jadi momen maaf-maafan emang benar-benar jadi ajang silaturahmi juga.

Idul Fitri nan suci (dok.freepik.com)
Idul Fitri nan suci (dok.freepik.com)
Banyak tetangga yang dulu anaknya masih kecil ternyata sekarang sudah remaja dan bikin saya pangling. Ada juga tetangga yang anaknya sudah punya anak dan saya tak tahu kapan ia menikah. Saya sungguh tetangga yang kurang gaul. Namun saya senang bisa menemui mereka di Lebaran kali ini. Mumpung Lebarannya di Jakarta ya kan.

Sungguh membahagiakan bahwa momen Lebaran bukan hanya dialami oleh tetangga dan teman yang muslim. Namun juga dinikmati oleh tetangga dan teman yang non muslim. Selepas kembali dari ziarah, saya melewati rumah seorang tetangga yang saya tahu ia beragama nasrani. Sang bapak dan sang ibu menunggu berdiri di luar pagar, sedang menyalami anak-anak yang lewat sembari memberi lembaran uang dua ribuan yang baru.

Spontan saya ulurkan tangan untuk bersalaman dengan dua orang yang saya kenal baik ini. Belum juga saya berucap maaf, sepasang orang tua ini bilang duluan, maaf lahir batin ya dan selamat Lebaran, katanya. Saya tersenyum manis dan mengucapkan kalimat yang sama. 

Mereka salami juga ketiga anak saya yang membuntuti di belakang saya. Sungguh tetangga yang baik dan kami para tetangga di sekelilingnya sungguh menaruh hormat pada mereka.

seharian puas makan ini (dok.yayat)
seharian puas makan ini (dok.yayat)
Sama halnya dengan teman-teman saya yang berlatar belakang agama dan suku agama berbeda. Sama mengucapkan selamat Lebaran dan saling minta maaf juga. Biarlah yang bertengkar itu orang-orang di sosmed saja. Saya dan teman-teman aman damai selalu.

Perhatian seperti ini sesungguhnya saya butuhkan. Mengingat saya jauh dari saudara. Saudara saya di Jogja semua dan Lebaran ini saya tidak mudik. Lebaran tanpa kehadiran orang tua dan jauh dari saudara, agak memedihkan hati. Namun saya tetap menjalani Lebaran dengan ceria karena punya tetangga dan teman-teman yang baik.

Ada beberapa momen mengharukan tadi siang ketika saya berkunjung ke rumah seorang tetangga. Ia seorang ibu tua yang anak-anaknya sudah menikah dan tinggal di daerah yang berbeda. Cucu si ibu adalah teman sekelas anak sulung saya ketika masih sekoah dasar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun