[caption caption="jepang"][/caption]Baru beberapa hari lalu bencana gempa bumi di Jepang mengagetkan lagi masyarakat dunia. Sebab, dunia masih teringat betapa pilu kesedihan dan kehancuran yang terjadi pasca gempa bumi dan tsunami menyapu bersih Sendai, Jepang tahun 2011 lalu.
Baru saja, gempa dengan kategori besar dan mematikan pun terulang kembali di Jepang, negeri dengan risiko gempa bumi yang begitu besar, sebab diapit oleh pergerakan tiga lempeng bumi sekaligus: lempeng Eurasia, lempeng Amerika Utara, dan lempeng Filipina.
Fakta gempa Jepang yang terjadi di dekat prefektur Kumamoto tercatat oleh seismograf pada kekuatan 7,0 Skala Richter dan kedalaman yang teramat dangkal hanya 10 Km dari permukaan. Guncangan gempa yang begitu besar ini pun masih membuat puluhan ribu orang dekat titik pusat gempa terpaksa mengungsi untuk sementara ke lokasi aman, sebab banyak rumah mereka pun hancur terkoyak guncangan gempa bear.
Namun nyatanya, kekhawatiran warga di Kumamoto pasca guncangan gempa dahsyat Jumat, 15 April lalu makin bertambah hebat. Sebabnya bukan hanya diakibatkan dari banyaknya potensi gempa susulan yang bersahutan mencari keseimbangan lempeng. Namun juga dari risiko gunung meletus. Mengapa bisa demikian?
Untuk diketahui, pusat titik gempa Jepang yang berada dekat Kumamoto, Pulau Kyushu merupakan kawasan yang juga dikelilingi oleh banyak gunung berapi. Risiko gempa bumi di Pulau Kyushu ini pun berhubungan dengan awal mula terbentuknya banyak gunung berapi di sekitar Pulau Kyushu.
Di dekat titik gempa ini, merupakan lokasi pertemuan antara lempeng Filipina yang bergerak bebas menubruk lempeng Eurasia ke arah barat laut, besaran pergerakan lempeng Filipina ini diperkirakan mencapai 58 mm/tahun. Akibat dari pergerakan ini pula, banyak gunung berapi terbentuk di sekitar Pulau Kyushu.
Seperti yang dikutip dari The Guardian, sejak November 2015 silam, Kawah vulkanik Gunung Asosan di dekat prefektur Kumamoto sudah ditetapkan sebagai gunung berapi waspada level dua. Pergerakan lempeng yang memicu gempa Kumamoto 7.0 SR Jumat kemarin masih terus dipantau pengaruhnya terhadap aktivitas vulkanik Gunung Asosan.
Selain itu, pada bulan Februari 2016 lalu, Gunung Sakurajima yang juga berada di Prefektur Kumamoto meletus dan menyemburkan lava panasnya dari dapur vulkaniknya.
Sampai dengan tulisan ini diturunkan, kabar terakhir yang merangkum dampak gempa di Jepang dekat Kumamoto telah membuat 9 orang meninggal dunia tertimbun reruntuhan rumah, dan 850 lainnya terluka. Kondisi terparah terdapat di Kota Mashiki, Kumamoto. Di lokasi ini total ada 44 ribu warga yang dievakuasi ke tempat aman sampai masa darurat gempa berakhir. (cal)
Â
http://blog.act.id/ternyata-gempa-jepang-bisa-memicu-potensi-gunung-meletus/
Â