Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tren Berlomba-lomba Sedekah Sejak Zaman Rasulullah

15 Maret 2021   15:42 Diperbarui: 15 Maret 2021   15:45 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tren sedekah akhir-akhir ini terus digencarkan dalam rangka ikhtiar menyelamatkan jiwa yang terdampak pandemi. Bersedekah bukanlah kebiasaan baru. Jauh sebelumnya, di zaman Rasulullah, sedekah juga menjadi amalan yang diutamakan umat muslim, dengan semangat berlomba-lomba dalam kebaikan - Dok.pri

JAKARTA -- Belakangan, khususnya di masa pandemi, sedekah menjadi tren. Banyak orang dan figur publik berlomba-lomba mengajak orang lain membantu sesama dengan bersedekah harta. Lihat saja saat pembatasan sosial berskala besar diterapkan saat awal-awal pandemi menyapa Indonesia. Beragam cara dilakukan untuk menggalang dana. Hasilnya, dana jutaan hingga miliaran rupiah terhimpun dan disalurkan untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi.

Meningkatnya kebiasaan sedekah di masa pandemi Covid-19 ini diamini oleh Pakar Marketing Communication Yuswohady. Menurutnya, selama pandemi, tingkat kepedulian dan spiritual masyarakat meningkat. Rasa empati juga muncul, terlebih dalam keadaan kesulitan ekonomi. Hal ini lah yang kemudian membuat masyarakat malah tergerak hatinya untuk membantu sesama.

"Enggak heran kalau zakat hingga sedekah justru berkembang luar biasa," ungkapnya saat mengisi acara ACTFest beberapa bulan lalu.

Tren sedekah yang terkesan berlomba-lomba ini bukanlah baru. Jauh sebelum itu, manusia telah mengenal sedekah untuk membantu sesama, salah satunya untuk mengentaskan kemiskinan. Dilansir dari Republika, di zaman Rasulullah, kaum muslim telah terbiasa bersedekah. Akan tetapi, saat ayat tentang kewajiban bersedekah turun, umat Islam justru meningkatkan sedekahnya. "Ketika perintah bersedekah datag, mereka yang punya duit langsung jor-joran bersedekah," ujar K.H. Ahmad Luthfi, Pakar Ilmu Hadis.

Di zaman tersebut, Luthfi menuturkan, sedekah yang dilakukan umat sangatlah total. Jika diibaratkan dengan nilai saat ini, sedekah di zaman itu tak hanya kisaran Rp1 juta atau Rp2 juta saja, melainkan miliar bahkan triliunan rupiah. Kedermawanan ini jugalah yang kemudian membawa umat selepas Rasulullah wafat senantiasa sejahtera. Hal ini yang kemudian membuat sulit mencari orang yang memerlukan sedekah.

"Di masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, kemiskinan turun hingga 90 persen. Selain sedekah yang luar biasa, pengelolaan dananya pun bagus," tambah Luthfi.

Berlomba-lomba dalam kebaikan, termasuk sedekah, memang menjadi anjuran. Syekh Maulana Muhammad Zakariya Al Khandahlawi dalam kitabnya Fadhilah Amal menyebut, saling berlomba dalam kebaikan merupakan hal yang sangat disukai Allah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun