Integrasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai “pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat”. Integrasi merupakan combine (parts) into a whole, join wits other group or race(s), yaitu menggabungkan bagian-bagian yang terpisah dalam satu kesatuan. Dalam kata lain, integrasi berarti utuh atau menyeluruh. Dalam bahasan ini Integrasi bukan sekedar menggabungkan pengetahuan ilmu pengetahuan alam (ilmu umum) dan islam atau memberikan bekal norma keagamaan yang sangat dominan.
Hubungan antara ilmu pengetahuan yang salah satunya adalah ilmu kesehatan dengan ilmu agama sampai saat ini masih menjadi pandangan dikotomis. Keduanya bisa digambarkan seperti air dan minyak, dua zat yang terpisah dan tidak dapat bersatu. Pandangan ini yang menstimulasi ilmu pengetahuan untuk mencoba merangkul konsep-konsep agama dan etika supaya ilmu pengetahuan-teknologi memiliki nuansa yang manusiawi.
Islam sangat gigih dalam mendorong umat manusia untuk mencari ilmu dan menempatkannya sebagai sesuatu yang mulia. Dalam Islam, antara ilmu pengetahuan dan teknologi terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi ke dalam suatu sistem yang disebut Dinul Islam. Salah satu tujuan Islam adalah untuk memberi tuntunan sehingga manusia dapat meningkatkan taraf hidup yang modern dan lebih maju. Islam tidak melarang untuk memikirkan masalah teknologi modern atau ilmu pengetahuan yang sifatnya menuju modernisasi pemikiran manusia genius, profesional, dan konstruktif, serta aspiratif terhadap permasalahan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam bahasa Arab kata sehat diungkapkan dengan kata ash-shihhah atau yang seakar dengannya yaitu keadaan baik, bebas daripenyakit dan kekurangan serta dalam keadaan normal.
Rasulullah sering menggunakan kata ini dalam sabdanya:
َ ْعم ي ُغ ن ا َ َفر ْ ال َ َّحُة و صي َن النَّايس ال ٌري مي ثي ا كَ َ يهيم ُوٌن في تَا ين َم ْغب
“Banyak manusia merugi karena dua nikmat; kesehatan dan waktu luang” (HR. al-Bukhari dari Ibnu Abbas).
Sehat seperti dinyatakan WHO adalah: a state of complete physical, mental and social wellbeing, not merely the absence of disease or infirmity, atau dikatakan sebagai kondisi yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial dan tidak sekedar bebas dari penyakit dan kelemahan. Dengan demikian, kesehatan adalah totalitas yang menunjukkan tidak adanya penyakit, dan bahwa organ-organ tubuh berfungsi secara normal. Konsep kesehatan secara holistik meliputi berbagai dimensi fisik, mental, sosial, ekonomi, pendidikan, makanan dan minuman (nutrisi), kuratif dan preventif yang secara keseluruhan merupakan bagian dari cakupan materi kesehatan masyarakat. Diantara cara Islam menjaga kesehatan dengan menjaga kebersihan dan melaksanakan syariat wudlu dan mandi secara rutin bagi setiap muslim.Sehat adalah kondisi fisik di mana semua fungsi berada dalam keadaan sehat. Menjadi sembuh sesudah sakit adalah anugerah terbaik dari Allah kepada manusia. Tubuh tidak mungkin dapat bertindak benar dan memntaati semua perintah Tuhan jika berada dalam kondisi yang tidak sehat. Menjaga tubuh menjaga agar tetap sehat dan tidak terkena penyakit adalah lebih baik daripada mengobati, untuk itu sejak dini diupayakan agar orang tetap sehat.
Kesehatan adalah hal yang sangat penting diperhatikan, adalah karena kalau orang sehat akan memiliki tubuh yang kuat. Lemah dan kuatnya seseorang dalam menjalan suatu ibadah tergantung pada kesehatannya. Orang yang memiliki kesehatan yang baik akan memiliki kekuatan yang lebih dari orang yang sakit. Sedangkan orang kuat itu lebih disukai di sisi Allah daripada orang yang lemah, sebagaimana sabda Rasulullah:
ي َخ ُّ يو قَ ْ ُن ال ْؤمي ُ م ْ ييف ال ين ال َّضعي ْؤمي ُ م ْ َن ال ٌْري مي
“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disayangi Allah daripada mukmin yang lemah” (HR. Muslim).
Islam sangat memperhatikan Kesehatan, hal itu dapat dilihat dari banyaknya karya-karya ulama terdahulu yang terispirasi oleh petunjuk yang ada di dalam al-Qur’an tentang kesehatan, seperti Manafi’ al-Agziyat Wa Madarruha yang ditulis oleh Abu Bakar ar-Razi. Selain itu, Ibnu an-Nafis, ulama Damaskus pada tahun 1220 M menulis dalam bukunya asy-Syamil tentang pentingnya gizi untuk proses penyembuhan. Ulama lain yang menulis tema yang sama adalah Hunain bin Ishaq, Muhammad bin Zakaria ar-Razi, Ibnu Zahr dan asSamarqandi, serta Ibnu Khladun, bapak sosiologi. Buku-buku yang ditulis ulama Islam banyak diterjemahkan ke dalam bahasa asing, misal Geovani De cavua menerjemahkan kitab al-Agziyah karya Musa Bin Maimun, Natman menerjemahkan al-Qanun Ibnu Sina, dan sebagainya. Demikian kontribusi Islam bagi kemajuan peradaban umat manusia. Perintah dan tuntunan untuk hidup sehat dalam alQur’an dan sunnah itu sangatlah banyak yang pada intinya mengarahkan manusia ke arah kebaikan, baik jasmani maupun rohani. Di antara kebersihan jasmani adalah: kebersihan diri dan lingkungan.