Mohon tunggu...
yaya lietjin
yaya lietjin Mohon Tunggu... Administrasi - seorang Ibu rumah tangga biasa

lahir di Jakarta, cinta aksen Betawi yang lugas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Titik Akhir Kehidupan

18 September 2019   14:41 Diperbarui: 18 September 2019   15:00 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joshua Blake/Vetta /Getty Image

Menyapa seorang sahabat yang telah mengidap autoimun sekian tahun, dimana segala aktivitas yang dulu berjibun mulai tidak bisa dilakoni lagi dengan lincah,  harus sadar keterbatasan fisik yang makin lemah, apalagi saat sakit mendera.

Dibalik kalimat kalimatnya yang mengatakan "aku kehabisan ide untuk menulis, otak lagi buntu tak tahu mau tulis apa",  bisa diterka sahabat ku sedang tidak semangat, apalagi ditambah kata-kata lanjutannya "bosan dengan hidup ini", jelas banget tersirat dibalik semuanya,  yah kebosanan dan keterpurukan menjalani hari-hari yang tidak henti dengan deraan sakit.

Kali ini kalimatnya yang sering dia ucapkan tidak dia katakan "aku ingin cepat pulang", tapi percikan semangat sudah lenyap di matanya.

Seminggu lalu menyempatkan waktu berkunjung ke kerabat - seorang tante, adik Ibuku yang berusia 83 tahun. Cukup terkejut melihat kondisinya yang terbaring lemah tanpa gerak, dengan tubuh yang kurus, tulang-tulang yang tampak jelas, bahkan pipipun tirus sekali. Dua tahun lalu walaupun saat itu kondisi tubuh sudah mulai lemah, tapi dibanding saat ini, kemunduran fisik sangat besar. Putranya tak beri kabar kalau kondisinya seperti saat ini akibat jatuh 5 bulan lalu.

Dia hanya menataku  dan sekali-kali berucap dengan suara yang lemah dan perlahan.  Bisa kebayang sepanjang waktunya  yang dilalui  harus terus di atas ranjang  yang sengaja m ditempatkan enghadap jendela  untuk  melihat  orang-orang rumah lalu lalang,  ditemani 2 anjing kesayangan dan alunan lagu-lagu rohani, walau tak terucap, pastinya tante merasa bosan, dan dia pasti menunggu-nunggu  waktu Tuhan menjemput apa lagi di usia yang sudah sepuh.

Di cerita lain, 2 hari lalu di hari Minggu kecelakaan di jalan tol Jagorawi yang merenggut 9 nyawa, mereka yang bertubuh sehat dan masih muda, dikabarkan sebagian mahasiswa, saat itu dalam perjalanan menuju rumah ibadah, tak pernah menduga maut begitu dekat di saat hidup masih sehat dan  penuh semangat.

Maut adalah salah satu misteri dalam hidup manusia, waktu dan caranya tidak pernah kita tahu.

Yang menanti dan ingin cepat  dijemput malah masih harus berlama-lama didera sakit 

Yang memiliki hidup muda dan semangat untuk masa depan tidak bisa mengelak bila sudah menjadi suratan.

Saat Engkat datang, aku ingin dalam damai dan hati yang dekat dengan Penciptaku.

Dalam kepasrahan, ku ingin labuhkan jiwaku, kembali pada Engkau Sang Khalik.

Jaga batinku melekat pada Mu, jaga hidupku berkenan pada Mu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun