Mohon tunggu...
Aisyifa Waradyah G
Aisyifa Waradyah G Mohon Tunggu... Full Time Blogger - sedang dalam proses mengekspresikan diri

seperti ini adanya, mohon diterima

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengenal LDII

28 April 2018   18:40 Diperbarui: 8 Mei 2018   14:30 5953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di kesempatan ini penulis akan memaparkan tentang LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) yang berdasarkan pengamatan dilapangan. Sebelum masuk pada pembahasan, penulisan ini tidak bermaksud menyinggung pihak manapun. Disini penulisan ini berdasarkan pengamatan langsung dan percakapan penulis dengan Bapak X dimana beliau adalah penganut LDII di Pojok, Ngronggot, Nganjuk. Sebelum masuk pada hasil pengamatan, penulis akan memaparkan sekit tentang "apa itu LDII?"

LDII adalah organisasi massa islam yang berkembang pesat pada saat ini. LDII merupakan organisasi yang memiliki banyak kegiatan, diantaranya membangun masjid, pondok-pondok pesantren, mengadakan kelompok-kelompok pengajian serta aktif terjun ke bidang pendidikan dan berbagai kegiatan sosial. 

Sebagai organisasi kemasyarakatan LDII dapat dibilang cukup mapan. LDII didirikan oleh H. Nur Hasan Ubaidilah sekitar tahun 1951 di Burengan, Banjaran, Kediri, Jawa Timur. Sampai saat ini LDII berkembang di seluruh wilayah Indonesia. Nama Islam Jama'ah adalah sebutan dari masyarakat, tetapi mulai tahun 1990an nama Islam Jama'ah berubah menjadi LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia).

Adapun kegiatan yang sering dilakukan oleh ormas ini adalah pengajian rutin mingguan ataupun pengajian rutin bulanan. LDII memiliki misi untuk berdakwah kepada masyarakat yang dimana dakwah tersebut ditujukan untuk mengembalikan ajaran Islam yang menurut mereka sudah bercampur dengan kebudayaan nenek moyang. 

Menjadikan al-Quran dan Hadist sebagai pedoman dari dakwah mereka sehingga tidak jarang banyak masyarakat yang mengganggap organisasi ini kaku dan tidak menerima landasan hukum lain selain al-Quran dan Hadist.Jamaah LDII selain sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan juga sangat taat kepada aturan yang ada di dalam organisasinya, terbukti pada saat pemimpin (Amir) menginstruksikan untuk melakukan pengajian rutin maka para jamaah akan melaksanakan dengan sebaik mungkin dengan kesadaran sendiri.

Menurut Bapak X tanggapan masyarakat di sekitar rumahnya yang mayoritas adalah NU, mereka sangat terbuka dan menyambut baik. karena Bapak X adalah pendatang sehingga beliau dan keluarga harus menaati norma yang sudah ada di masyarakat. "sebagai pendatang dan minoritas di daerah ini saya dan keluarga harus menuruti norma yang ada, bagaimana pun kita hidup di lingkungan yang harus mengahargai orang lain jadi kami selalu welcome, kalau dapat undangan selametan saya juga datang dan tidak tertutup" tutur Bapak X. Menurut beliau lingkungan sekitar juga berpengaruh, "saya bersyukur bisa diterima disini dan tidak dikucilkan" imbuhnya.

Hal tersebut terbukti ketika penulis datang dan meminta bantuannya dalam mengerjakan tugas ini dengan bersedia share pengalaman beliau pada penulis. Beliau sangat welcome dan ramah. Dalam menjalankan ibadah beliau juga datang ke masjid dekat rumahnya, walaupun masjid tersebut bukan masjid LDII. 

Beliau percaya dimana pun tempatnya asalakan itu bersih dan dapat mendekatkan diri pada Allah SWT kenapa tidak. Dalam pergaulan beliau bilang tidak pernah membedakan kelompok apa, aliran apa maupun agama apa "sejak kecil keluarga saya selalu mengajarkan tidak boleh membeda-bedakan orang, jadi itu juga saya ajarkan pada istri dan anak-anak saya" Tuturnya.

Ketika ditanya mengenai apakah sering orang memusuhi keluarganya karena mereka kelompok LDII, beliau menjawab dengan yakin "tidak, alhamdulilah tidak pernah"

Mengenai pedoman beliau setuju bahwa percaya hanya pada al-Quran dan Hadist tidak lainnya. Dalam pencampuran antara budaya dan ajaran agama tidak boleh dilakukan  kerana akan merusak kemurnian ajaran agama itu sendiri. Tetapi hal tersebut tidak membatasi Bapak X dalam berinteraksi dengan tetangganya. "itu yang di percaya mereka dan ini yang saya percaya." Kata Bapak X.

Mengenai perkembangan atau perubahan nama dalam proses pembentukan nama hingga samapi bisa di sebut LDII hingga sekarang beliau menjawab tidak tau "tidak tau, yang saya tau LDII ya LDII tidak ada perubahan nama-nama atau apalah itu" pendapatnya. Kalau dikatakan bahwa LDII adalah Islam Jama'ah, Bapak X menyanggahnya. Beliau bilang itu terlalu fundamentalisme, sedangkan pada apa yang ada itu tidak benar. Karena keluarganya tidak pernah memaksa orang untuk perubahan dan pembaharuan sosial dengan cara kekerasan atau bersikap ekstirm.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun