Mahasiswa Eco Campus Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Surabaya dalam Program Penguatan Kapasitas (PPK Ormawa) di Kelurahan Jambangan, Surabaya dengan Program Clime House atau Kampung Iklim dengan lima konsep, yang salah satunya adalah pertanian terintegrasi. Pada pertanian terintegrasi, tim PPK Eco Campus mengusung Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber).Â
Tim pertanian terintegrasi, yang dipimpin oleh Rahmalia, membeberkan alasan menerapkan budikdamber ini sebagai bentuk penyediaan bahan pangan rumah tangga yang kualitasnya terjaga, dan sekaligus memanfaatkan lahan yang sempit, dan dapat diterapkan dalam skala rumah tangga karena proses pembuatan yang tidak banyak merogoh kocek.
" Membuat budikdamber ini, gampang-gampang susah, karena tidak semua jenis ikan dan sayuran dapat digunakan", tuturnya.
Â
Budikdamber dapat diterapkan pada jenis ikan yang dapat bertahan hidup dengan kadar oksigen rendah, seperti ikan lele, ikan gabus, ikan patin, ikan gurami, dan ikan betok. Selain itu, jenis sayuran yang dapat dibudidayakan dengan budikdamber bergantung pada media tanam yang digunakan misalkan, sawi, pakcoy, kangkong, genjer, cabai, dan tomat.
Dalam pembuatan budikdamber memerlukan ember 80 liter, gelas plastic, media tanam dapat berupa arang, atau rockwool. Proses pembuatannya pun cukup mudah, dengan melubangi tutup ember sebagai sirkulasi udara dan jalur keluar air saat hujan, dan melubangi bagian bawah gelas plastic sebagai jalur serap tanaman.
"Dalam pemeliharaan budikdamber pun mudah, hanya meletakkan ember pada sinar matahari yang maksimal untuk tanaman melakukan fotosintesis, dan rutin memberi pakan sehari 2-3 kali sesuai dengan ukuran ikan, juga mengganti air tiap 10-14 hari sekali". Sambungnya.
Dan saat ini, hasil dari panen budikdamber telah dimanfaatkan masyarakat Kelurahan Jambangan untuk dikonsumsi.
Author: Yasmita Putri Anggraeni
Photo: documentation of PPK Ormawa team