Mohon tunggu...
yasmin salma
yasmin salma Mohon Tunggu... Wiraswasta - hai!

HELLO!

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Society 5.0, Mampukah Indonesia Bersaing?

23 Mei 2019   22:23 Diperbarui: 23 Mei 2019   22:36 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sekarang zaman berkembang dan melaju dengan sangat cepat, baik dari sisi ilmu pengetahuan maupun teknologi. Bahkan sampai saat ini, kita telah memasuki era digital dan teknologi 4.0. Era digital merupakan era yang biasa disebut dengan era informasi, yaitu dimana informasi telah menjadi komoditas baru dan kebutuhan pokok masyarakat. Apalagi dipicu dengan adanya teknologi informasi yang berperan besar dalam mempercepat dan menambah tingkat keakuratan dalam pencatatan dan pengolahan data menjadi suatu informasi.

Klaus Schwab menganggap bahwa saat ini teknologi tengah mengubah banyak sisi di kehidupan manusia, mulai dari ekonomi, sosial, sampai dengan budayanya. Schwab menyadari bahwa era ini sedang berlangsung karena adanya kecepatan, dimana teknologi berkembang dengan sangat cepat dan menghasilkan sesuatu yang baru secara terus menerus. Kemudian luas dan mendalam karena era ini melihat dan berkaca dari sebelumnya sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang lebih kompleks. Lalu ada dampak sistem, yaitu sistem tersebut memberikan efek kepada seluruh lini kehidupan sehingga harus lebih berhati-hati agar bisa menghasilkan efek yang positif.

Namun segala sesuatu pasti terus berkembang, begitu pula dengan zaman. Menurut Jepang, saat ini seharusnya kita tengah memasuki Society 5.0, yaitu era dimana semua kebutuhan berpusat pada manusia dan tidak lagi pada teknologi. Manusia diharapkan dapat mencapai kembali masa kejayaannya pada peradaban manusia.

Hal ini memang sangat jauh berbeda dengan era sebelumnya. Namun itulah salah satu tujuan dari Jepang, ia tidak mau terlalu mendegradasi manusia yang pada dasarnya perannya tidak dapat digantikan oleh apapun, apalagi robot. Era Industri 4.0 ini banyak memangkas jumlah pekerja di berbagai sektor. Diungkapkan oleh Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, Said Iqbal bahwa pada Era Industri 4.0 ini akan menambah 3,7 juta jenis pekerjaan baru, namun juga akan memperbesar kemungkinan hilangnya 52,6 juta pekerjaan. Keadaan inilah yang sangat dikhawatirkan oleh Jepang karena akan menghapus rasa kemanusiaan.

Pemaparan Jepang tentang Society 5.0 ini perlu disambut baik oleh kita, sebagai warga negara Republik Indonesia. Apalagi mengingat bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jutaan penghuninya. Diperkirakan pada tahun 2020 hingga 2045, Indonesia akan mengalami titik bonus demografi. Hal ini cukup menggembirakan karena jumlah usia angkatan kerja yaitu rentang 15-64 tahun ditaksir akan mencapai angka 68% dari total populasi usia tidak produktif yaitu usia 65 tahun ke atas dengan angka sekitar 9%.

Dengan begitu, Indonesia akan menjadi negara yang patut diwaspadai karena banyak memiliki keragaman sumber daya alam dan manusia. Banyaknya sumber daya manusia ini memiliki potensi yang sangat hebat dan harus mampu untuk mengelola sumber daya alam yang melimpah serta dengan banyaknya manusia yang ada di Indonesia pasti juga menambah koneksi dan relasi dengan luar negeri sehingga sumber daya alam yang dikelola dapat diekspor ke luar negeri. Apalagi sekarang ditambah dengan adanya internet yang bisa menghubungkan masyarakat dimana pun tanpa terhambat oleh jarak dan waktu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun