Mohon tunggu...
yasmine nauly
yasmine nauly Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Mahasiswa Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kapitalisme pada Era Revolusi Industri 4.0

21 April 2021   20:36 Diperbarui: 21 April 2021   20:51 2219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Revolusi industri telah mengalami berbagai fase perubahan. Mulai dari revolusi industri pertama ditahun 1760-an dengan penemuan mesin uap, mesin steam, rel kereta api. Hampir satu abad setelahnya, awal tahun 1900 an terjadi revolusi indstri kedua yang berupa penemuan energi massal yang kemudian menghasilkan adanya produksi massal. Beranjak 60 tahun kemudian di tahun 1960-an terjadi revolusi industri ketiga atau yang disebut dengan revolusi digital. Revolusi industri ketiga ini berkembangnya semi kondukter berupa komputer yang ditemukan pasca Perang Dunia II, yang kemudia komputer ini dipake secara personal di tahun 1970 dan 1980 an, yang kemudian di tahun 1990 dengan hadir internet yang menjadi populer juga. 

Di tahun 2010 tejadi kembali revolusi industri yang berlangsung hingga sekarang ini, yang disebut dengan revolusi industri keempat atau revolusi industri 4.0. Walaupun revolusi industri keempat ini juga merupakan revolusi digital layaknya revolusi industri ketiga, namun perubahan yang dilakukan cukup berbeda antara keduanya maupun dengan revolusi industri sebelum revolusi industri ke 3. 

Pada revolusi 4.0 ini membahas lebih menyeluruh dimana internet tidak lagi permanen atau dalam arti hanya menetap di satu komputer saja, tetapi bisa di akses dimanapun dan kapanpun. Selain itu semakin berkembangnya revolusi digital ini menciptakan dunia virtual dan fisik bisa fleksibel, merubah cara berpikir, gaya hidup dan merubah segalanya sehingga revolusi industri 4.0 disebut tidak hanya sekedar revolusi mesin, tetapi justru dalam konteks yang lebih luas.

Kapitalisme Menurut Adam Smith, Karl Marx dan John M. Keynes 

Revolusi yang terjadi ini pasti akan memberikan dampak pada bidang lain untuk berubah sperti pada revolusi industri pertama yang menjadikan penggunaan mesin hampir diseluruh perusahaan dan kaum pekerja menjadi termarjinalkan. Yang kemudian di revolusi industri 4.0 ini juga terjadi perubahan dimana banyak pekerjaan yang akan menghilang, tetapi akan muncul pekerjaan-pekerjaan baru. Ada banyak jenis pekerjaan, khususnya pekerjaan yang membutuh-kan proses pengulangan secara manual akan mulai mengalami oto-matisasi. 

Tidak hanya itu, pekerjaan lainnya juga berpotensimengikuti jejak tersebut dan mulai meninggalkan bantuan manual para buruh (Teduh G. Alam, 2019, hal. 233). Jika dilihat antara kedua revolusi ini hampir memiliki aspek inti yang sama, karena sejak adanya revolusi industri pertama inilah telah melahirkan sistem kapitalisme yang kemudian momentum ini yang melatar-belakangi kapitalisme, buah dari pemikiran Adam Smith dalam bukunya yang berjudul The Wealth of Nations. 

Dalam ekonomi kapitalis, pasar bebas dianggap sebagai sistem ekonomi yang ideal. Paradigma produksi komoditas sebelum Revolusi Industri lebih dominan pada kebutuhan. Industri rumahan dan agrikultural memproduksi barang berdasarkan pesanan dan bukan untuk produksi massal. Namun setelah konsep kapitalisme dikenalkan, konsep berpikir masyarakat Eropa terhadap komoditas berubah, mereka beranggapan komoditas perlu untuk diproduksi massal demi meraih keuntungan semaksimal mungkin. 

Maka dari itu kaum elit mencetuskan sebuah strategi untuk menjelajahi dunia dan menduduki negara dunia ketiga demi menyebarkan paham dan menguasai pasar. Penjelajahan Inggris untuk menemukan dunia baru merupakan bentuk manifestasi terhadap keinginan untuk menyebarkan paham kapitalisme (Putra, 2018 ).

Sebagai tokoh yang melahirkan paham tersebut, Adam Smith yang medefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem ekonomi bercirikan kepemilikan perorangan atas perkakas produksi, distribusi dan pendayagunaan untuk mendapatkan keungtungan dalam keadaan yang kompetitif. Menurutnya, kepentingan pribadi merupakan kekuatan untuk pengendalian perekonomian dan semua proses yang dijalankan akan menuju ke arah kemakmuran bangsa, yang seolah-olah, individu didorong dengan "Tangan Tak Terlihat" (The Invisible Hand) yang mendorong mereka untuk maju (Zainol Hasan, 2020, hal. 26). 

Dalam sistem kapitalisme ini, menekankan bahwa; (1) setiap orang mempunyai hak untuk mencapai barang-barang ekonomi dan sumber-sumber daya melalui cara yang legal, mengadakan perjanjian-perjanjian sehubungan dengan penggunaannya dan apabila perlu menjualnya, (2) adanya motivasi ekonomi untuk bertindak sedemikian rupa untuk mencapai kepuasan terbesar dengan pengorbanan atau biaya yang sekecil-kecilnya, (3) Adanya pembatasan terhadap intervensi (campur tangan) atau justru Pemerintah tidak  boleh melakukan intervensi akan menyebabkan timbulnya individualism ekonomi dan kebebasan ekonomi.Intervensi pemerintah dibatasi pada aktivitas-aktivitas tertentu, (4) Prinsip bekerjanya mekanisme pasar menyebabkan terjadinya persaingan yang terjadi penjual barang-barang yang serupa untuk menarik pembeli; antara pembeli untuk mencapai barang-barang yang mereka inginkan; antara pekerja untuk memperoleh pekerjaan, antara pihak majikan untuk memperoleh pekerja, antara pembeli dan penjual sumber-sumber daya untuk mencapai syarat yang sebaik-baiknya (Agustiati, hal. 155-156).

Akan tetapi, pemahaman kapitalisme Adam Smith ini mengalami kritik dari kaum Sosialisme Karl Marx. Marx bahwa beranggapan kapitalisme merupakan corak atau introduksi golongan kapitalis. Adapun corak yang kaum kapitalis sadari adalah dimotivasi oleh pemikiran pola ekonomi dalam rangka menumpuk kekayaan. Konsep kapitalisme bagi Marx merupakan suatu formasi masyarakat kelas dan didistrukturasikan dengan aturan eksklusif, yang mana manusia dikonfigurasi untuk pabrikasi dalam kebutuhan hidupnya (Zainol Hasan, 2020, hal. 26). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun