Mohon tunggu...
YASIR
YASIR Mohon Tunggu... MAHASISWA

Menjadi jembatan untuk belajar dan berbagi pengetahuan, mengajak masyarakat untuk terus berkembang dengan pemahaman yang lebih luas tentang dunia.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

brics dan masa depan indonesia, peluang ekonomi atau ancaman baru?

15 Januari 2025   06:52 Diperbarui: 15 Januari 2025   06:50 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menlu Sugiono (tengah) menghadiri KTT BRICS Plus, di Kazan, Rusia, Kamis (24/10/2024). (Foto: Dok. Kemlu) 

Keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) menandai babak baru dalam perjalanan ekonomi dan politik globalnya. Kelompok ini dikenal sebagai koalisi negara-negara berkembang dengan potensi besar untuk mendominasi ekonomi dunia, mengimbangi dominasi negara-negara Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Namun, langkah ini tidak lepas dari tantangan dan risiko yang perlu diantisipasi dengan cermat.

Peluang Ekonomi di BRICS

  1. Diversifikasi Pasar Ekspor
    Sebagai anggota BRICS, Indonesia memiliki peluang untuk memperluas pasar ekspornya, terutama ke negara-negara seperti Brasil (produk agrikultur) dan Rusia (teknologi dan energi). Hal ini dapat mengurangi ketergantungan pada mitra dagang tradisional seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa.

  2. Akses ke Pembiayaan Infrastruktur
    BRICS memiliki lembaga keuangan seperti New Development Bank (NDB) yang dapat menyediakan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia. Ini menjadi peluang bagi pemerintah untuk mempercepat pembangunan jalan, pelabuhan, dan proyek energi terbarukan.

  3. Kolaborasi Teknologi dan Inovasi
    BRICS membuka pintu untuk kerjasama dalam pengembangan teknologi, terutama di sektor energi, pertanian, dan digitalisasi. Negara-negara anggota seperti India dan Rusia memiliki keunggulan teknologi yang bisa dimanfaatkan oleh Indonesia.

  4. Peluang Mata Uang Alternatif
    Salah satu agenda BRICS adalah mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan internasional. Jika berhasil, Indonesia bisa lebih fleksibel dalam transaksi internasional, mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar dolar.

Ancaman dan Tantangan Baru

  1. Dominasi China dalam Perdagangan
    China, sebagai salah satu negara dominan di BRICS, memiliki kapasitas besar untuk menguasai pasar Indonesia dengan produk murah. Hal ini bisa mengancam keberlangsungan produk lokal jika tidak ada regulasi protektif.

  2. Tekanan dari Amerika Serikat
    Bergabung dengan BRICS berpotensi memicu ketegangan dengan Amerika Serikat, terutama jika mata uang dolar kehilangan dominasinya. Konsekuensi seperti penurunan investasi atau hambatan perdagangan dengan AS perlu diwaspadai.

  3. Risiko Ketimpangan Ekonomi
    Jika tidak dikelola dengan baik, Indonesia hanya akan menjadi pasar konsumsi bagi produk negara-negara BRICS lainnya, tanpa mampu meningkatkan daya saing ekspor.

  4. Ketergantungan pada Mitra Baru
    Meskipun BRICS memberikan alternatif, ketergantungan baru pada negara-negara ini juga memiliki risiko, terutama jika terjadi ketidakstabilan politik atau ekonomi di negara-negara tersebut.

Strategi Indonesia untuk Memaksimalkan Keanggotaan di BRICS

  1. Meningkatkan Daya Saing Produk Lokal
    Indonesia harus fokus pada penguatan sektor-sektor unggulan seperti agrikultur, energi, dan manufaktur untuk bersaing di pasar BRICS.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
    Lihat Vox Pop Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun