Mohon tunggu...
Yanto Lengo
Yanto Lengo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Rohaniwan Katolik

人生は素晴らしい

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sukacita dalam Tuhan

29 November 2021   07:52 Diperbarui: 29 November 2021   08:08 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bapak-ibu, saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus.

Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! (Filipi 4:4).

Ada beberapa alasan yang membuat orang bersukacita: misalnya, anak lulus ujian di sekolah, lulus ujian testing PNS, sukses dalam pekerjaan dan lain-lain. Sukacita biasanya berkaitan dengan keadaan yang baik dan menyenangkan. Jarang sekali orang bersukacita dan mensyukuri peristiwa kegagalan, kegelisahan dan kecemasan. 

Sikap kita berbeda dengan Rasul Paulus. Justru Paulus menulis surat kepada jemaat di Filipi yang isinya "bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan", saat dirinya berada di dalam penjara. 

Paulus dipenjara karena dituduh membuat kekacauan di tengah jemaat dengan pengajaran-pengajaran Injil yang dilakukannya. Di dalam situasi dan keadaan tidak baik, berada di dalam penjara dan mengalami perlakuan yang tidak adil karena dijebloskan ke penjara tanpa berbuat kejahatan, Paulus masih sempat mengajak jemaatnya untuk bersukacita.

Apa bedanya sukacita di dalam Tuhan dan sukacita dari dunia? Perbedaannya terletak pada sifatnya.

Kalau Sukacita dari dunia hanya bersifat sementara, tetapi sukacita yang dari Tuhan itu bersifat Kekal .

Sukacita di dalam Tuhan tidak diukur seberapa banyak uang dan harta yang dimiliki, seberapa tinggi pangkat kedudukan, dan status sosial yang melekat pada diri seseorang. 

Sukacita di dalam Tuhan adalah sebuah keyakinan yang teguh dalam hati bahwa Tuhan memegang kendali atas setiap detil kehidupan kita. Jika sukacita kita hanya berdasarkan hal-hal yang bersifat materi duniawi maka kita akan mudah kecewa, frustrasi dan stress.

Rasul Paulus memberikan nasehat, bahwa dalam menghadapi kesulitan, himpitan dan perjuangan hidup yang berat satu pilihan hidup yang seharusnya dimiliki oleh orang percaya adalah bersukacitalah. Sukacita memang tidak mengubah situasi dan keadaan hidup, tetapi memberikan kekuatan dan memampukan orang untuk bangkit dari situasi sulit.

Marilah kita mampu bersukacita meski berhadapan dengan pengalaman kegagalan, kekecewaan, kecemasan dan kehilangan. Sebagai putera dan puteri Yesus Kristus kita mesti bisa bangkit dari kesulitan-kesulitan hidup karena kita percaya Tuhanlah yang memegang kendali atas hidup kita. Tugas kita adalah bangkit dan berjuang. 

Itulah yang membuat kita bersukacita.
Semoga Tuhan memberkati kita semua...amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun