Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Peningkatan Layanan PDU Tasamara Terintegrasi dengan GERASHIAGA di Pesantren dan Dasawisma

20 Januari 2020   17:37 Diperbarui: 21 Januari 2020   10:46 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nurlinda Taco dan Zubeir memilah plastik bening dan biru di PDU Tasamara--dokpri

Sore ini langit terlihat cerah saat saya meninjau Pusat Daur Ulang (PDU) yang dikelola Koperasi Bank Sampah Tasamara.  "Wah, ini hebat sekali! Tim Sigap Kerlip memiliki modal kuat untuk mengaktifkan GERASHIAGA di Pesantren dan Dasawisma seputar PDU!"  Ujar saya melihat perlengkapan pengolahan sampah organik di dalam PDU. "Iya, Bu.  Bahkan sekarang lahan 30 are di samping PDU sudah dibeli Pak Bupati untuk komposting dan pembibitan, " Kak Linda menjawab sambil memasukkan kemasan-kemasan plastik yang sudah bersih. 

"Ini, Bu, tanda daur ulang dan angka 1 pada plastik biru ini membedakan plastik ini dari yang bening. Harganya berbeda cukup signifikan, "kata Zubeir, Manajer Koperasi Bank Sampah Tasamara sambil menunjukkan 2 kemasan plastik bekas tempat air dalam kemasan. Ia juga menjelaskan alur pengolahan sampah rumah tangga mulai dari  pemilahan di compiler sampai masuk mesin pelet. 

Compiler--dokpri
Compiler--dokpri
Mesin Pelet--dokpri
Mesin Pelet--dokpri
Saya langsung meneruskan kabar gembira ini kepada bu Nia Kurniati. Seperti biasa, tanggapan keren dari guru penggerak  andalan kita ini memompa  semangat saya lebih kuat lagi.

"Keren...ini baru pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Itu pengolahan sampah anorganik ya bu? Kalau yang organik bagaimana penataannya? Menggunakan metoda apa bu? Karena dengan mengolah sampah organik, berarti kita bisa menyelesaikan lebih dari 50% masalah sampah. Dulu riset nya Arlian bahkan.bisa sampai 70%, 20-25% organik dan sisanya baru B3...nah yang ini yang benar2 belum bisa dikelola dan di manfaaatkan... Itu data waktu Arlian di program zerowaste event bersama barbancibum, barudak bandung cinta bumi.

Di Bandung juga sudah banyak bu. Hampir di setiap RW yang dikelola oleh KBS...ini kerjaan nya bu Tini di kangpisman. Iya kata Arlian di SMA 8 juga ada penerus Arlian..tak kalah keren nya bu, dicalonkan ycm juga. Nama gerakannya ASUP. Saya diminta bu Tini masuk dalam Tim nya kangpisman, dapat SK. Walikota..bu Tini meminta saya sejak awal tahun 2020.

Kata bu Tini, perubahan di tingkat masyarakat lebih mudah dilakukan...nah, yang agak kesulitan.adalah di sekolah katanya bu... Rata2 mereka mau melakukan kegiatan saat ada program saja...hehehe...memang begitu ya bu. Ada ahlinya di Bandung, namanya pa Tatang...beliau sedang mengelola sampah pasar ciwastra bu...Keren lah... Kalau bu Yanti atau kak linda ke bandung, kita bisa bertemu beliau bu".

Nurlinda, Zubeir, dan saya langsung menemui Oka di kantor Sigap Kerlip untuk mengajaknya mengelola PDU dan TPS3R lebih baik lagi. 

"Kalau bisa terintegrasi dengan sekolah, KLHK akan bantu rumah composting, Bu. Kita buat dulu desainnya, " ujar Nurlinda Taco menyimak obrolan saya dan Oka mengenai pengelolaan waktu kerja kami di Sigap Kerlip Indonesia.  Energi kebaikan Kak Linda memang luar biasa. Setelah memilah sampah, ia mengajak Zubeir, Oka,  dan Ari menata Taman Gembira di depan kantor.

DOKPRI
DOKPRI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun