Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gerakan 10 Ribu Pelajar Indonesia Berkreasi dengan SPeAKnACT

29 Oktober 2019   08:59 Diperbarui: 29 Oktober 2019   09:13 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pembuatan Konfigurasi Kepulauan Nusantara di SMAN 8 Bandung (dokpri)

Tantangan 40 Hari Belajar di Luar Kelas Menuju Sekolah Ramah Anak sudah dimulai. Upaya Sigap Kerlip Indonesia untuk menggerakkan 10.000 pelajar berkreasi dengan #SPeAKnACT Saya Pelajar Antikekerasan dan Amat Cinta Tanah Air menunjukkan hasilnya. 

Kalau Allah sudah berkehendak jadi maka jadilah. Tak pernah terbersit sedikitpun dalam pikiran saya akan bertemu dengan direktorat pendidikan agama Islam dalam sebuah momen penting. 

Saya menerima Anugerah Pendidikan Indonesia dari IGI yang diserahkan langsung oleh Dr.Rohmat Mulyana, Direktur PAI. Kami sepakat menindaklanjuti pertemuan tersebut di kantornya. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Beberapa hari kemudian, saya menemui Pak Rohmat dan bertemu dengan Anis Masykhur, anggota Pokja Moderasi Beragama. Dan rencanapun terus bergulir sampai pada kesempatan bertemu kembali di ruang sekretariar Pentas PAI di Asrama Haji Makassar. Mas Imam yang saya kenal di Direktorat KSKK Madrasah ternyata menjadi staf TU Ditpai, sehingga rencana melatih guru agama sebagai pembina kolase bangsa yang modiis terlaksana melampaui harapan. Saya dan Tim Sigap Kerlip Indonesia pulang dengan gembira. Tidak hanya itu, sebanyak 7.000 pelajar dari seluruh nusantara berikrar cinta NKRI, antiradikalisme dan antikekerasan. Klop sudah.

Saya hampir saja lupa dengan target menggerakkan 10 ribu pelajar untuk berkreasi dengan #SPeAKnACT. Sungguh Allah snagat bermurah hati kepada kita semua. Tiba-tiba saja Kepala SMAN 8 menanyakan rencana tindak lanjut setelah pertemuan kedua a ak dna guru agama bersama kami difasilitasi Sandi Kerlip Institute. Kesempatan emas untuk menggerakkan 10 pelopor kolase bangsa sari SMAN 8 menjawab tantangan pertama, membuat konfigurasi tubuh menunjukkan cinta tanah air. 

Alhamdulillah wakasek humas SMAN 8, Ibu Nia sangat sigap, dengan gesit ia mengatur anak-anak bersama wakasek kesiswaan dan staf didukung Nadine dkk dari Gama Karya SMAN8 Bandung. "Awalnya kesel diminta berdiri di lapangan dalam keadaan panas terik matahari pagi. Tapi setelah tahu berhasil membentuk kepulauan nusantara hati jadi riang. Pokoknya asyik dech, "ujar Reza peserta didik kelas XI saat diwawancarai Ria Putri Primadanty dari Sandi Kerlip Institute. "Sebenarnya hari Sumpah Pemuda ini kami kebanjiran kegiatan dari Jabar Masagi. Ada Festival Someah yang merupakan acara puncak di 42 SMA se-Jabar. Tapi karena tantangan dari KerLiP menyenangkan, kami bergegas untuk menyiapkannya. Bukankah kata Einstein, Kejeniusan dilahirkan dari Kegembiraan, " imbuh Suryana, Kepala SMAN 8 Kota Bandung saat kami menemui beliau di kantornya selepas pembubaran konfigurasi. "Sekolah kami teebiasa menerima limpahan kegiatan. Hanya saja kali ini benar-benar heboh. Kami baru mengetahui hal ini kemarin. Namun karena penjelasan dari Sandi KerLiP singkat dan jelas meski melalui telpon, kami memberanikan diri untuk melakukakannya. Dan ternyata bisa melibatkan 1.300 an anak!" Ujar Nia saat dimintai testimoninya oleh Ria.

Foto-foto kegiatan  cinta tanah air di SMAN 1 Padang, SMPN 4 Pekanbaru, dan Sigap Kerlip Indonesia dalam kegiatan deklarasi Madrasah Ramah Anak bersama 2.300 peserta dari 82 Madrasah di Takalar meyakinkan kami bahwa target 10 ribu pelajar sudah terlampaui. Saya bergegas mengajak Retno ke SMAN 27 Bandung. Alhamdulillah kami tiba sebelum deklarasi mendukung pembentukan forum siswa antiradikalisme, antinarkoba, sekolah ramah anak,dan literasi budaya.  Sebanyak 1.00 an peswrta didik SMAN 27 Bandungbersama 1.300 anak SMAN 8 Bandung   932 peserta didik SMAN 1 Padang, 1.040 peserta didik SMPN 4 Pekanbaru, dan 920 peserta didik madrasah di Takalar ditambah 7.000 peserta didik dari seluruh pelosok Nusantara menyatakan diri sebagai Pelajar AntiRadikalisme, AntiKekerasan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun