Mohon tunggu...
Budiyanti
Budiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pensiunan guru di Kabupaten Semarang yang gemar menulis dan traveling. Menulis menjadikan hidup lebih bermakna.

Seorang pensiunan guru dan pegiat literasi di Kabupaten Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Pentingkah Menulis Buku Antologi?

23 Agustus 2022   04:04 Diperbarui: 23 Agustus 2022   04:13 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Alhamdulillah hari ini saya menerima 9 buku bukti terbit antologi terbaru. Ada tiga jenis buku antologi  yang saya tulis bersama dengan teman-teman komunitas Sahabat Pena Kita ( SPK). Komunitas yang beranggotakan dari berbagai bagai kota di Indonesia.  Masing-masing anggota mendapatkan 9 buku untuk tiga jenis.

Buku tersebut berjudul pertama, 'Mewasdai Ancaman List Generation' dengan editor Dr. M. Arfan Mu'ammar.  Kedua, 'Menulis Kreatif dan produktif' dengan editor Prof. Dr. Ngainun Naim dan yang ketiga, 'Buku yang Menggugah Buku yang Mengubah' dengan editor Abd. Aziz Tata Pangarsa.

Walaupun buku antologi bersama itu rasanya senang. Bisa berkarya bersama. Itu kalau tidak keliru buku antologi bersama saya yang ke -40. Itu masih sedikit dibandingkan teman-teman lainnya. Bahkan teman komunitas Ambarawa ada yang sudah mencapai ratusan. Wohh keren.

Antologi menurut KBBI adalah kumpulan karya perorangan atau kelompok.  Jadi tulisan bersama pun bisa disebut antologi. Banyak yang berpendapat bahwa mengikuti antologi itu boros-borosin uang saja. Lebih baik membuat karya sendiri. Hemm saya diam saja.

Awal saya menulis adalah ikutan lomba antologi. Waktu itu banyak sekali even menulis antologi dengan tema yang telah ditentukan. Rasanya bahagia bisa mengikuti even dan terpilih. Banyak yang tidak terpilih karena berbagai syarat tidak dipenuhi.

Mengikuti event antologi banyak manfaatnya. Kita bisa mengukur sejauh mana tulisan kita. Selain itu bisa untuk mengasah kemampuan untuk menulis bersama karena menulis buku solo tentu butuh waktu yang lama. Butuh pemikiran khusus.

Lebih dari itu, menulis bersama sebagai bentuk tanggung jawab sebagai anggota dalam suatu komunitas. Biasanya komunikas yang saya ikuti selalu membuat antologi dengan tema yang berbeda-beda. Sedangkan buku antologi di atas adalah hasil tulisan semua anggota dalam beberapa bulan. Jadi, setiap bulan kami wajib setor tulisan. Tulisan tersebut dibukukan kemudian bisa dikonsumsi anggota. Senang kan? Intinya kita membangun keberanian. Setelah itu baru menulis buku solo.

Adanya antologi bersama, kita bisa belajar dari karya teman dalam satu buku. Kita bisa mengetahui sejauh mana tulisan teman satu buku. Dengan cara ini kemampuan menulis kita makin meningkat.

Ada yang lebih berarti kala kita menulis bersama yaitu terjalin silaturahmi antarpenulis. Senang dong banyak saudara dari teman penulis. Kita bisa saling berkomunikasi dan menambah ilmu dari persaudaraan kita. Namun, kita tetap harus selektif untuk mengikuti even antologi yang diadakan seseorang yang belum kita kenal. Sebaiknya kita tetap waspada karena ada yang abal-abal lho. Apalagi ada keharusan kita harus setor uang dulu. Jangan sampai hal ini terjadi. Okey.

Nah itu menurut saya. Bagaimana menurut teman-teman tentang menulis antologi bersama?  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun