Mohon tunggu...
yanti ningrum
yanti ningrum Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

-

Selanjutnya

Tutup

Financial

Strategi di Era Resesi Tanpa PHK

3 Desember 2022   12:45 Diperbarui: 5 Desember 2022   10:02 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu belakangan ramai terdengar berita tentang PHK (pemutusan hubungan kerja) , di karenakan imbas dari kondisi resesi yang terjadi di berbagai negara. Di Indonesia sendiri bukan hanya perusahaan kecil yang melakukan PHK, namun perusahaan yang sudah besar dan juga perusahaan start up melakukan pengurangan juga.

Resesi ini memicu menurunnya daya beli di masyarakat, sehingga pendapatan perusahaan menurun. Menurut Rhenald Kasali, perusahaan yang melakukan pengurangan karyawan, sebenarnya bukan terjadi semata-mata karena resesi, ada juga perusahaan yang menumpang exit atau membuang muatan di era resesi ini agar perusahaan tidak terlalu terbebani oleh pengeluaran, yang sebenarnya terjadi karena kesalahan manajemen perusahaan sedari awal.

Sebenarnya untuk menghadapi resesi ini, PHK bukanlah satu-satunya jalan keluar, sehingga perusahaan dapat dapat tetap mempertahankan pegawai tanpa adanya terjadi PHK. Berikut ini adalah beberapa yang saya dapatkan dari uangonline.com, yaitu cara untuk menjalankan perusahaan di era resesi tanpa perlu melakukan PHK :

Ketahui Kondisi Keuangan

Agar dapat memutuskan kebijakan mana yang perlu diambil atau tidak , maka perusahaan perlu melihat kondisi keuangan perusahaan tersebut. Apakah dalam beberapa waktu terakhir ada kenaikan atau penurunan. Selanjutnya di lihat lebih mendalam, apa yang menyebabkan kenaikan atau penurunan tersebut ? sehingga jika ada kenaikan, penyebab itulah yang mestinya di tingkatkan, agar keuntungan berlipat-lipat. Namun jika yang terjadi adalah penurunan, maka apakah sebabnya sehingga penurunan tersebut terjadi, dan perlu evaluasi agar tidak terjadi penurunan yang lebih dalam.

Tekan Biaya Promosi

Jika memang kondisi keuangan terus menurun, maka mengurangi biaya promosi adalah salah satu solusinya. Seperti tidak mencetak brosur dahulu atau mengiklankan di TV. Namun menggantinya dengan biaya yang lebih murah atau gratis yaitu dengan membuat sosial media dan menyebarkannya via online. Selain itu promosi yang berlebihan seperti memberikan gratisan untuk tester atau gratis biaya pengantaran barang perlu di kurangi atau ditiadakan dahulu, karena akan sangat mengurangi pendapatan perusahaan.

Fokus pada Kegiatan Inti

Jika sebelumnya kalian membuat barang sampingan atau barang pelengkap selain barang ini, maka untuk mengurangi pengeluaran yang besar, fokuslah pada barang inti saja. Misalnya pada awal berdiri, perusahaan hanya menjual makanan sup daging sayur kalengan, namun seiring waktu agar berkembang, maka membuat aneka rasa sup dan aneka olahan saos untuk pendampingnya. Dimasa resesi agar pendapatan tidak terus menurun akibat banyakanya pengeluaran untuk berbagai varian yang tersedia, maka perusahaan dapat kembali ke kegiatan inti saja, yaitu sup daging sayur kalengan atau produk yang banyak disukai pelanggan saja.

Coret Pengeluaran Non Prioritas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun