Mohon tunggu...
Yanti febrina
Yanti febrina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Pengelolaan Agribisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Talu Sukseskan Tanam Perdana Dua Kali Setahun

26 Januari 2021   15:46 Diperbarui: 26 Januari 2021   15:49 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pendahuluan

Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Daerah ini dibentuk dari hasil pemekaran kabupaten Pasaman berdasarkan UU No.38 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003. Ibu kota Pasaman Barat yaitu Simpang Empat (Simpang Ampek). Kabupaten Pasaman Barat terdiri dari 11 kecamatan, 19 nagari dan 202 jorong. Adapun 11 kecamatan tersebut antara lain Kecamatan Sungai Beremas, Kecamatan Ranah Batahan, Kecamatan Lembah Melintang, Kecamatan Gunung Tuleh, Kecamatan Pasaman, Kecamatan Kinali, Kecamatan Talamau, Kecamatan Koto Balingka, Kecamatan Sungai Aur, Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, dan Kecamatan Luhak Nan Duo. Daerah-daerah penting di Pasaman Barat antara lain Simpang Ampek, Talu, Kinali, Sasak, Air Bangis, Ujung Gading, Silaping, Muara Kiawai, Sungai Aur, Parit, Paraman Ampalu, Sikabau,  Pulau Panjang, Cubadak, Simpang Tonang, Simpang Tiga Andilan, Desa Baru, Sigantang dan sebagainya.

Kecamatan Talamau merupakan salah satu dari sebelas kecamatan yang ada di Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat. Luas kecamatan Talamau 324, 24 km atau 8,34% dari luas Kabupaten Pasaman barat. Kecamatan Talamau terletak disekitar gunung Talamau sehingga mayoritas penduduk di desa ini berprofesi sebagai petani, khususnya petani padi. Kecamatan Talamau terdiri dari 3 nagari, yakni Nagari Talu, Nagari Kajai dan Nagari Sinuruik. Talu merupakan ibukota dari Kecamatan Talamau. Luas nagari Talu sekitar 99,40 km atau 30,65% dari luas wilayah kecamatan Talamau. Nagari Talu terdiri dari 5 (lima) jorong yaitu Jorong Merdeka, Jorong Tabek Sirah, Jorong Sungai Janiah, Jorong Patamuan, dan Jorong Perhimpunan.

Produksi Padi di Sumatera Barat

Tanaman padi (Oryza sativa L) merupakan tanaman pangan berupa rumpun rumput yang bersal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis dan merupakan tanaman penting bagi umat manusia. Tanaman padi menjadi sumber bahan pangan utama hampir dari setengah penduduk dunia. Tak terkecuali Indonesia, hampir seluruh penduduk Indonesia memenuhi kebutuhan pangannya dari tanaman padi. Hal tersebut menjadikan tanaman padi mempunyai nilai spiritual, budaya, ekonomi, maupun politik bagi bangsa Indonesia karena dapat mempengaruhi hajat hidup banyak orang (Utama, 2015).

Rata-rata produktivitas lahan sawah di Sumatera Barat tahun 2013 baru mencapai 4,9 ton/ha, jauh dibawah rata-rata hasil di Jawa Barat yang telah mencapai 5,9 juta ton/ha, bahkan masih rendah dibandingkan rata-rata hasil secara nasional yang mencapai 5,2 juta ton/ha (BPS Sumatera Barat, 2013). Rendahnya rata-rata produktivitas ini disebabkan masih luasnya lahan sawah yang tergolong marginal seperti sawah bukaan baru, rawa, sawah berkdar besi besi tinggi, dan lahan terdegradasi. Tingkat produktivitas lahan sawah di Sumatera Barat dibedakan atas rendah (<4,5 ton/ha) tergolong kriteria merah, sedang (4,5-5,0 ton/ha) tergolong kriteria kuning, tinggi (5,01-5,5 ton/ha) digolongkan dalam kriteria hijau, dan sangat tinggi (>5,5 ton/ha) termasuk kriteria biru (Distanhorti Sumbar, 2013).

Beberapa kabupaten penghasil padi sawah di Sumatera Barat, yang produktivitasnya masih kurang dari 4,5 ton/ha yaitu Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Sijunjung, Solok Selatan dan Pesisir Seltan (BPS Sumatera Barat, 2013). Ketersediaan beras di Sumatera Barat tahun 2014 adalah 1.439.127 ton. Dalam hal ini terjadi surplus beras sebesar 899.474 ton. Sedangkan untuk kota Padang pada tahun 2014 produksi beras sebesar 43.342 ton dengan kebutuhan 93.547 ton (Badan Ketahanan Pangan Sumbar, 2014).

Varietas Padi di Sumatera Barat

Program Peningkatan Produksi Beras NAsional (P2BN) melalui Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi sawah di Sumatera Barat telah memperkenalkan beberapa varietas unggul nasional, diantaranya Inpari-1, Inpari-12, Logawa, Silugonggo, Dodokan, IR-66, Tukad Unda dan sebagainya. Pengembangan varietas tersebut dilaksanakan di 16 kota/kabupaten sejak tahun 2009 dengan harapan agar inovasi teknologi tersebut dapat diadopsi secara merata oleh petani padi sawah disemua daerah, namun petani di Sumatera Barat lebih memilih bertanam padi sawah lokal karena sesuai dengan selera mereka (Atman et al, 2011).

Di provinsi Sumatera Barat terdapat dua jenis padi varietas lokal, yaitu: (1) padi varietas unggul lokal yang sudah dilepas, seperti : Anak Daro dilepas tahun 2007, Junjuang dan Kuriak Kusuik dilepas tahun 2009, Caredek Merah dilepas tahun 2010, dan Saganggam Panuah dilepas satu tahun setelahnya yakni tahun 2011; dan (2) padi varietas lokal yang belum dilepas. Varietas padi lokal yang banyak di gunakan di Sumatera Barat adalah Anak Daro, Kuriak Kusuik, Mundam, 1000 Gantang, Padi Putiah, Randah Kuniang, Saganggam Panuah, Silih Baganti, 100 Hari, dan Pulut (Atman et al, 2011).

Program Tanam Padi Dua Kali Setahun di Nagari Talu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun