Mohon tunggu...
Nur Wasiyanti
Nur Wasiyanti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Pengemis Kaya vs Pengusaha Miskin

10 Mei 2017   07:07 Diperbarui: 10 Mei 2017   08:15 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Berbicara tentang pengemis, tentu kata tersebut bukan hal yang asing lagi ditelinga kita. Bukan hanya pada pendengaran saja yang tidak asing, pada indra penglihatan pengemispun tidak asing lagi bagi kita. Kita dapat menjumpai pengemis di pinggir jalan, di depan mall, dilampu merah, dan bahkan didepan masjid.

Selain ditempat-tempat tersebut, penulis juga pernah melihat pengemis yang sedang beraksi di depan kampus, penulis sempat merasa kasihan terhadap pengemis tersebut, pengemis tersebut seorang wanita, tidak terlalu tua dan jika dilihat dari segi fisiknya, penulis rasa pengemis tersebut masih mampu atau bisa untuk berusaha mencari pekerjaan lain yang lebih layak dan lebih mulia dari pada pengemis. Setiap penulis jumpai, pengemis tersebut selalu menangis, meronta karena kelaparan, entah itu hanya fiktif belaka atau realita. Padahal Rasulullah SAW pernah bersabda“tangan diatas lebih mulia dari pada tangan dibawah”, dari hadis tersebut sudah bisa kita pahami bahwa jika dirasa mampu untuk bekerja maka alangkah baiknya kita bekerja.

Akhir-akhir ini banyak pengemis yang pada realitanya adalah orang mampu bahkan orang kaya, mereka sengaja mengemis karena malas untuk bekerja. Padahal hal yang seperti itu telah dilarang oleh Rasululah SAW dalam sebuah hadistnya:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ سَأَلَ النَّاسَ أَمْوَالَهُمْ تَكَثُّرًا، فَإِنَّمَا يَسْأَلُ جَمْرًا فَلْيَسْتَقِلَّ أَوْ لِيَسْتَكْثِرْ»  (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

“ Dari Abu Hurairah ra, Rasululah SAW bersabda : barang siapa yang meminta-minta harta pada orang lain dalam rangka untuk memperbanyak (hartanya), sesungguhnya ia telah meminta bara api, maka hendaklah ia mempersedikit atau memperbanyaknya”. (HR. Muslim). Dari hadis tersebut, sudah jelas bukan bahwa meminta-minta bagi orang yang mampu dan yang sengaja melakukan hal tersebut, itu dilarang oleh Rasulullah. Oleh karena itu, penulis mengajak kepada para pembaca untuk belajar menjadi seorang pengusaha.

Berbicara mengenai pengusaha, tentu tak lepas dari kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Produksi merupakan hal yang sangat penting. Karena produksi menciptakan manfaat. Produksi adalah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa dan kemudian dimanfaatkan oleh konsumen dan didistribusikan oleh distributor.  Sedangkan produsen dalam arti sederhana dalah pembuat produksi.

Karf (1992) mendefinisikan kegiatan produksi dalam perspektif islam, menurutnya produksi dalam perspektif islam dalah usaha manusia untuk memperbaiki kondisi fisik maupun material serta moralitas sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup yang digariskan oleh islam, yaitu bahagia dunia dan akhirat.

Dari sini dapat dipahami, dari pada menjadi seorang pengemis, lebih baik belajar dan berusaha untuk menjadi seorang pengusaha atau produsen. Banyak pengemis kaya karna akalnya dan banyak pengusaha miskin karena akalnya juga. Disini yang berperan penting adalah akal dan usaha, bagaimana cara manusia memanfaatkan akalnya sesuai dengan kemampuannya dan tidak menyia-nyiakan karunia dari Allah SWT.

Manusia dibekali akal untuk berfikir dan bertindak, apa yang harus dia lakukan, apa yang bisa dia berikan pada orang lain yang membawa kemaslahatan. Salah satunya dalah belajar dan berusaha untuk menjadi seorang pengusaha atau produsen. Penulis akan memberikan sedikit pencerahan mengenai bagaimana caranya menjadi seorang pegusaha yang sukses dunia akhirat.

Beberapa prinsip dasar perilaku produsen dalam perspektif islam adalah sebagai berikut:

  • Produsen tidak hanya reaktif tapi harus proaktif, kreatif, dan inovatif dalam membuat produk.
  • Orientasi pembuatan produk adalah kemaslahatan, bukan laba atau asal laku.
  • Memegang prinsip efisiensi. Efisiensi sangat penting dalam proses produksi. Artinya produsen harus menerapkan prinsip ini dalam berbagai sisi aktivitas produksi.
  • Dapat mengangisipasi dan memprediksi dampak negatif dari produksi yang akan dibuatnya.
  • Menjaga keamanan dan keramahan terhadap lingkungan

Dari prinsip-prinsip tersebut, sudah sangat jelas bahwa prioritas perilaku produksi adalah kemaslahatan bersama. Dengan menciptakan produk yang baik, produsen tidak hanya mewujudkan kemaslahatan tetapi yang lebih penting adalah mendidik konsumen untuk berperilaku baik dan rasional juga. Sebab perilaku konsumen masyarakat hampir selalu dipengaruhi oleh produk-produk yang disediakan oleh produsen. Dengan adanya kemaslahatan ersebut, maka akan mengantarkan dirinya dan masyarakat kepada kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun