Mohon tunggu...
Yansean Sianturi
Yansean Sianturi Mohon Tunggu... Lainnya - learn to share with others

be joyfull in hope

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mungkinkah Harga Saham Gojek Tokopedia Anjlok, Go To Gocap?

1 Desember 2022   13:32 Diperbarui: 11 Desember 2022   12:35 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber  foto: awsimages.detik.net.id

Hari ini, tanggal 01 Desember 2022 adalah hari periode gembok dibuka bagi para pemegang saham mayoritas PT. Gojek Tokopedia (GOTO). Gembok dibuka untuk memberi kesempatan kepada investor lama yang memiliki saham mayoritas, jika ingin menjual sahamnya. Berikut adalah deretan nama pemilik saham mayoritas: Garibaldi Thohir sebesar 0,09%, Goto Peopleverse Fund sejumlah 9,03%, dan SVF GT Subco (Singapore) Pte. Ltd. sebanyak 8,71%.Kemudian, Taobao China Holding Limited sebanyak 8,84% dan pihak dengan kepemilikan kurang dari 5% sebesar 62,96%.

Namun menariknya, harga saham tidak naik dan sebaliknya yang terjadi yaitu, anjlok! Pagi ini, ketika IHSG sesi pertama dibuka nilai sahamnya longsor jatuh ke harga Rp. 141 per lembar saham  dan langsung kena auto reject bawah (ARB). Padahal saat penawaran saham perdana kepublik (IPO) tanggal 11 April 2022, saham GoTo ditawarkan pada harga Rp 338. Saat sesi  ke-1 IHSG ditutup, terlihat saham GoTo mengalami antrian jual sebanyak 132 juta  lot pada harga Rp.141. Masyarakat pemegang saham GoTo mulai panik dan berebut  ingin menjual sahamnya. Tujuannya tentu ingin menghindari kerugian yang lebih besar.

Jika dihitung secara matematis, maka jumlah antrian masyarakat yang ingin  menjual sahamnya  kurang lebih sebesar 1,8 triliun rupiah. Wajar, jika indeks harga saham gabungan (IHSG) sesi pertama juga  terdampak dan terkerek turun. Kondisi Bursa Efek Indonesia hari ini berbeda dengan pasar bursa regional Asia lainnya yang sedang menghijau (naik). Pada pukul 11.30 IHSG  terlihat turun 0,69% melorot ke 7.032. Hal ini terjadi didorong oleh penurunan saham GoTo  yang memiliki bobot 5,78%.

Menariknya  saham GoTo selain dimiliki oleh publik, juga mendapat  suntikan  dana dari BUMN yaitu Telkomsel. Nilai investasi Telkomsel lumayan besar yaitu sebanyak 23,7 miliar saham  setara dengan Rp  6,4 triliun. Investasi yang dilakukan oleh Telkomsel ini, telah  menjadi sorotan wakil rakyat di DPR. Berita terakhir, KPK diminta juga untuk ikut mengawasi dan melakukan penyelidikan atas investasi ini.

Masyarakat awam sebagai investor yang membeli  diharga  awal telah mengeluhkan penurunan harga ini. Publik ingin menjual saham GoTo secepatnya untuk  mengurangi potensi kerugian  yang diprediksi akan terus berlanjut. Isu yang ramai dibahas publik saat ini adalah kemungkinan harga saham semakin turun dan menembus harga Rp. 50 (gocap). Akibat penurunan saham beberapa hari ini, publikpun terdorong untuk menjual sahamnya secara instan. Data penutupan terakhir sesi 2 IHSG hari ini, antrian jual masyarakat bahkan semakin bertambah menjadi 204 juta lot.  Masyarakat semakin panik dan tidak percaya akan datangnya investor baru yang bisa membeli antrian jual mereka dengan total nilai sebesar 2,8  triliun rupiah.

Apalagi manajemen GoTo bersama pemegang saham mayoritas telah membatalkan rencana penawaran sekunder atau secondary offering terkoordinasi atas sahamnya di pasar negoisasi. Tujuannya agar harga kembali naik ke atas dan tidak turun. Namun pasar meresponnya beda, aksi jual tetap berlanjut.  Publik lebih mengkhawatirkan bahwa pemegang saham mayoritas akan menjual sahamnya sehingga terjadi over supply, otomatis akan menurunkan harga. Alangkah eloknya, jika strategi membatalkan ini dapat ditindaklanjuti dengan langkah berikutnya yaitu buy back saham yang beredar. Tujuannya adalah mengatasi over supply sehingga stabilisasi harga dapat tercapai. Namun hal ini akan sulit tercapai apabila kendali saham mayoritas dikuasai oleh beberapa pihak. Apalagi jika diantara pemegang saham mayoritas hanya mencari amannya saja dan lebih memikirkan keuntungannya sendiri.

Bukan rahasia lagi, bahwa goreng-menggoreng saham sering dilakukan oleh beberapa bandar. Perpindahan kepemilikan publik di pasar reguler sengaja distimulus oleh beberapa bandar setelah proses transaksi di pasar negosiasi mereka berakhir. Jika mekanisme ini diserahkan ke pasar tanpa intervensi pemilik saham mayoritas. Kemungkinan kasus turun naik harga ini, bisa saja terulang kembali dikemudian hari.

Harapan masyarakat akan mendapat  keuntungan dari investasi ini sepertinya perlu ditunda terlebih dulu. Namun, penentuan harga pada saat IPO yaitu Rp 338, juga menjadi  pertanyaan? Beberapa investor yang telah menanamkan modalnya merasa kecewa, akibat penentuan harga awal yang lebih mahal dibandingkan harga pasar saat ini (over value). Apakah penetapan harga awal sudah dihitung secara cermat yaitu jumlah saham yang akan dijual kepublik sesuai dengan potensi market cap yang ingin dicapai? 

Keterbukaan adalah syarat utama suatu investasi. Isu over supply saham menjadi salah satu faktor pemicu aksi jual investor. Jika saham GoTo ditransaksikan pada harga yang sangat rendah yakni Rp 2 per lembar di pasar negosiasi, walaupun infonya adalah saham milik karyawan. Kiranya pihak manajemen perlu menjelaskan hal ini agar kekhawatiran para investor dapat berkurang dan bisa memulihkan trust di pasar. Perbaikan perlu dilakukan agar rencana selanjutnya sesuai road map perusahaan yaitu menarik investor global bisa terlaksana. Jika situasi panik ini terus berlanjut, tentunya dapat menghalangi rencana  IPO dan listing di bursa negara lain, termasuk NYSE dan Nasdaq.

Menariknya lagi, hari ini ada 150 juta lot atau senilai 1.5 triliun transaksi jual beli telah dilakukan di pasar negosiasi dengan harga Rp. 100 per lembar. Namun, hal ini justru menambah pesimisme publik karena belum tentu dapat menyelesaikan masalah. Jika beberapa hari berikut harga saham terus turun hingga di bawah Rp. 100. Resiko terburuk yaitu, panik selling kemungkinan akan berpindah dari pasar negosiasi ke pasar reguler. Transaksi yang dilakukan oleh beberapa investor diharga Rp. 100 pada pasar nego, otomatis akan di cut lose, juga. Antrian harga dibawah Rp. 100 akan semakin menumpuk hingga kemungkinan terakhir, yaitu BEI terpaksa suspend transaksi GoTo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun