Mohon tunggu...
Yanpatar Pandiangan
Yanpatar Pandiangan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengembara

Penikmat kopi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mahasiswa Polbangtan Medan Bantu Petani Cipatakan Pertanian Berkelanjutan

13 Mei 2020   11:12 Diperbarui: 13 Mei 2020   11:20 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani Cabai (dokpri)

Merebaknya infeksi Covid-19 membuat seluruh sektor dan instansi di Indonesia pergerakanya tersendat. Salah satunya adalah instansi Polbangtan Medan yang memutuskan untuk mengikuti protokol kesehatan dunia dengan mengeluarkan regulasi sehingga seluruh mahasiswanya mengikuti metode Learning From Home (LFH). 

Meskipun belajar dari rumah masing-masing, Polbangtan Medan tetap menginstruksikan agar mahasiswa tetap produktif dan membantu petani yang ada di tempat tinggal masing-masing. 

Mengikuti instruksi tersebut Salah satu mahasiswa Polbangtan medan yang berasal dari Samosir, Yan Patar Pandiangan membuat pupuk organik cair urine kelinci yang dibagikan ke petani di desa Sinaga Uruk Pandiangan Kecamatan Nainggolan Kabupaten Samosir. 

Pupuk urin kelinci itu sendiri dihasilkan dari hasil fermentasi urine kelinci, em 4, dan molase.  Setelah melalui fermentasi 10 hari pupuk urin kelinci yang sudah jadi di bagikan ke petani yang sedang melakukan budidaya dan yang mau menggunakan. Hingga kini sudah ada 5 petani mandiri dan 1 kelompok tani yang sudah menggunakan pupuk urine kelinci ini di Desa Sinaga Uruk Pandiangan. 

Salah satu petani mandiri yang menggunakan pupuk urin kelinci ini bernama Buha Pandiangan memberikan respon yang sangat positif. Di konfirmasi rabu 13 mei 2020, Buha mengatakan sejak menggunakan pupuk urine kelinci pertumbuhan tanaman cabainya mengalami perbedaan yang sangat signifikan dengan sesama petani cabai yang ada di desa Sinaga Uruk Pandiangan. " Awal April setelah bibit cabai saya pindahkan dari persemaian ke lahan pertanaman, ditawarkan Yan Patar sama saya untuk menggunakan pupuk urin kelinci. 

Setelah 2 kali penyemprotan saya lihat perkembangannya cukup baik. Sekarang ini sudah penyemprotan  yang ke 8 kali dan menurut saya pertumbuhan cabainya sangat baik dan meyakinkan". 

Salah satu yang membuat Buha Pandiangan yakin akan manfaat pupuk urine kelinci pertumbuhan cabainya tidak terganggu meskipun sekarang di Samosir terutama di desa Sinaga Uruk Pandiangan sedang mengalami musim kemarau. 

Sebagai mahasiswa Polbangatn Medan, Yan Patar menambahkan bahwa ini dilakukan karena melihat bahwa masih banyak petani yang sangat ketergantungan dengan penggunaan pupuk kimia sintetis yang berlebihan yang justru dapat merusak tanah dan tanaman. 

Sehingga ini dia lakukan dalam mendukung pembanguna pertanian berkelanjutan yang sedang di galakkan kementerian pertanian Indonesia. "Saya mengikuti arahan dari kampus saya yaitu Polbangtan Medan untuk membantu petani yang ada di desa tempat saya tinggal. Melihat kandungan N, P, K, dalam urine kelinci yang cukup tinggi saya akhirnya memutuskan membuat fermentasinya sehingga menjadi pupuk yang kemudian saya bagikan ke petani" ungkap mahasiswa semester VI itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun