Mohon tunggu...
Badriah Yankie
Badriah Yankie Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk keabadian

Badriah adalah pengajar bahasa Inggris SMA yang menyukai belajar membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Selamatkan Siswa dari "Makanan Sampah"

26 Januari 2020   09:08 Diperbarui: 26 Januari 2020   22:53 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jajanan sekolah banyak yang tidak sehat (KOMPAS.com/IWAN SETIYAWAN)

Makanan menjadi kebutuhan penunjang keberhasilan belajar para siswa. Di beberapa negara, makanan siswa diatur agar mendukung asupan gizi siswa.

Sebagai contoh baik, Jepang menyedikan makan siang untuk para siswa sekolah dasar. Para siswa membawa alat makan dari rumah sehingga di sekolah dapat menikmati makan siang dengan alat makan yang dibawa mereka sendiri.

Makan siang yang tidak hanya sekadar makan. Tetapi makan untuk menjadi sarana belajar. Pelajaran apa yang diperoleh?

Pertama, belajar menyiapkan makanan. Para siswa dibimbing guru untuk menyiapkan makanan di meja yang disediakan. Mereka belajar makan pada situasi kelompok. 

Dengan cara ini, para siswa dapat melihat bagaimana cara orang lain makan. Penggunaan garpu, sendok, sumpit menjadi contohnya. 

Penggunaan garpu dan sendok bukan budaya Jepang. Sesekali para siswa melihat ada orang yang memakai garpu. Biasanya tamu non-Jepang yang ikut makan diizinkan makan dengan cara dan budayanya. Meja makan menjadi tempat belajar mengenal budaya makan orang lain. 

Perbedaan cara makan mengajarkan untuk bisa menerima orang lain dengan budayanya tanpa dipersoalkan perbedaannya. Sebaliknya, menjadi bahan untuk lebih mengenal budayanya sendiri.

Selain itu, makan dalam kelompok melatih para siswa kebersamaan. Mereka tidak memulai makan jika salah satu dari anggota kelompok belum siap. 

Kedua, belajar bertanggung jawab pada makanan yang diambil. Setiap butir makanan sangat dihargai. Para siswa diberitahu bahwa untuk semangkuk sup, perjalanan yang dilaluinya amatlah panjang.

Para siswa diajarkan bagaimana mengontrol diri untuk tidak mengambil makanan melebihi kemampuan perut untuk menampungnya. Para siswa diajari untuk menghabiskan makanan dan tidak diperkenankan membuang makanan. Mengambil makanan seperlunya adalah pelajaran penting.

Ketiga, belajar mengurusi alat makan setelah makan. Para siswa, masing-masing, mencuci piring, mangkuk dan alat makan yang dipakainya. Selain itu, secara bergiliran,  para siswa berkewajiban mengepel ruang makan. Ruang makan ketika ditinggalkan sama bersihnya dengan ketika masuk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun