Mohon tunggu...
Badriah Yankie
Badriah Yankie Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk keabadian

Badriah adalah pengajar bahasa Inggris SMA yang menyukai belajar membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setengah Abad

7 April 2018   11:17 Diperbarui: 7 April 2018   12:36 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetiba, Excel, anak saya mendekat dan bertanya,"Ma, kalau Mama tambah usia, artinya Mama makin tua, bagaimana jika Mama sakit dan meninggal?"

Saya diam sesaat, pertanyaan tadi bukanlah pertanyaan tak logis untuk orang yang memasuki usia 50. Mulai usia 50 saya merasakan perubahan secara fisik di seluruh tubuh. Perubahan yang kentara pada wajah mulai ada kerut, flek hitam; di kepala sebagian rambut mulai satu dua ada uban, kepala terasa gatal mungkin karena sedang ada proses perubahan warna rambut di bawah kulit kepala; pada tubuh mulai semua makanan diserap dan jadi tumpukan lemak sehingga perut, pantat, paha; tubuh mudah merasa lelah, cemas tidak jelas, dan ada gejala insomnia.

Secara non fisik, mulai muncul pikiran bagaimana anak-anak yang masih kecil jika saya sakit atau meninggal; apakah saya siap meninggal, apakah ini saatnya saya berhenti bekerja dan memulai hidup baru untuk menyiapkan kematian.

Excel yang menunggu jawaban, membiarkan saya berpikir. Saya akhirnya berkata, "Cel, dalam diri Mama, juga dalam diri setiap orang, tidak ada tambahan usia secara angka. Mama menyadari bahwa usia Mama 50, dan itu bukan 40. Dalam diri Mama, dalam pikiran Mama, Mama hanyalah Mama. Mama merasa tidak berubah. Secara jiwa, nurani, hati, Mama sama seperti Mama 10 tahun lalu, 20 tahun lalu. Mama menyadari ada perubahan secara jumlah waktu ketika Mama melihat Excel sudah kelas 1 SMP dan Teh Mira sudah kuliah."

Saya tambahkan, "Cel, bertambah usia dan mati, kedua hal tersebut adalah hal yang pasti. Mama tidak dapat mengingkari keduanya. Hidup, bagi Mama adalah paradoks. Dalam hidup Mama ada bahagia ada sedih, ada sehat ada sakit, ada muda ada tua, ada hidup ada mati. Mama akan melalui semua itu, dan itulah yang membuat Mama diberi kesempatan hidup sebelum akhirnya mati. Selagi Mama hidup dan paradoks itu menyertai, maka Mama harus bersiap untuk segala perubahan. Termasuk perubahan hitungan jumlah angka tahun yang Mama lalui.

Tidak perlu Excel khawatir, semuanya telah diatur. Menjadi tua dan mati adalah keniscayaan bagi semua makhluk yang hidup. Bantulah Mama menjalani setiap paradoks agar Excel mengenang Mama sebagai lbu terbaik bagi Excel."

#selamatulangtahununtukdirisendiri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun