Tidak kenal maka taksayang, tidak sayang maka takcinta, tidak cinta maka tak bergairah.
Karena tidak bergairah terhadap industri musik maka hampir dapat dipastikan bahwa netizen Twitter, yang sejak beberapa hari lalu ramai bertanya siapa itu Nadin Amizah, adalah orang jaman old.
Kemampuan otak manusia untuk membedakan chord (akor) dan elemen musik merosot seiring bertambahnya usia. Inilah yang menyebabkan orang-orang tua tidak bisa menikmati lagu-lagu baru dan merasa lagu-lagu masa kini aneh didengar dan tidak sebagus zaman mereka dulu.
Menurut psikolog Frank T. McAndrew, Ph.D, mengatakan bahwa selera musik mulai menguat di usia 13-14 tahun dan berhenti di genre tertentu di usia 20-an. Lalu kebanyakan dari kita berhenti menjelajahi lagu-lagu baru di usia 33 tahun, kecuali orang yang bekerja di industri musik dan hiburan.
Mungkin ini yang jadi sebab para penonton pentas seni dan festival musik seperti Synchronize Fest dan Soundrenaline adalah anak-anak muda berusia dibawah 30 tahun.
Pada usia 30 tahun keatas orang sudah disibukkan dengan urusan pekerjaan dan keluarga sehingga waktu untuk mengeksplorasi lagu kekinian menjadi terbatas. Ketika ingin mendengarkan musik mereka akan langsung mencari musik kesukaan dari masa ketika mereka masih muda, bukan mencari lagu apa yang sedang populer.
Dalam hal mencari musik, gairah lelaki untuk mengeksplorasi lagu-lagu yang sedang hits juga lebih kecil daripada perempuan, karena fokus mereka ada pada pekerjaan dan karir.Â
Jadi, kalau ada emak-emak menyukai GOT7, BTS, dan NCT, itu bukan karena wajah imut para penyanyinya, tetapi lebih disebabkan para wanita memang lebih senang mengeksplorasi musik baru ketimbang pria.
Kalau netizen tidak mengenal Nadin Amizah berarti wajar, ya?
Padahal Nadin adalah peraih penghargaan musik bergengsi di tanah air (Anugerah Musik Indonesia Awards 2019) untuk kategori Pendatang Baru Terbaik dan Karya Produksi Folk/Country/Balada Terbaik.Â