Pun hari berikutnya saat tanaman yang lain dipetik, sayuran yang belum panen disemprot pestisida lagi meski dua hari berturut-turut sudah disemprot.Â
Penyemprotan berulangkali itu untuk menjaga agar tanaman tidak tersentuh oleh serangga atau gulma apapun sehingga diharapkan hasil panen tetap mulus dan harga tetap tinggi.
Suami saya yang petani organik sampai geleng-geleng waktu menyaksikan betapa para petani di kelompok taninya getol menyemprot pestisida sampai 3 kali sehari.
Sementara saat harga sedang murah, sayuran justru lebih sehat dikonsumsi karena mengandung pestisida dan fungisida yang sangat minim.
Para petani enggan mengurus tanaman mereka yang akan panen karena sudah pesimis tidak akan dapat harga yang bagus jadi tidak melakukan apa-apa terhadap tanamannya, termasuk menyemprot pestisida kimia.Â
Akibatnya wujud sayuran memang bocel-bocel dan agak layu. Tapi sayuran itu justru lebih sehat untuk kita santap. Hasil sayuran yang segar, padat, dan kinclong alami didapat kalau sayuran itu dari sejak bibit ditanam dengan cara organik.
Perilaku konsumen rumah tangga (di Kab Magelang, saya tidak tahu bagaimana di daerah lain) yang ogah membeli sayuran saat harga sedang murah bisa jadi karena kekhawatiran bahwa yang murah-murah itu tidak sehat.Â
Mungkin juga karena gengsi atau memang tidak punya uang saat harga sedang murah.
Padahal tak selalu yang murah itu tidak berkualitas. Tidak selalu juga yang mahal berarti bagus untuk kesehatan.