Mohon tunggu...
Aji Mufasa
Aji Mufasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Engineer | Agropreneur | Industrial Designer

"Hiduplah dengan penuh kesadaran"

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Tawar Menawar untuk Lolos dari Jeratan Hukum

23 Februari 2023   15:14 Diperbarui: 23 Februari 2023   15:22 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: Freepik

Sistem peradilan memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keadilan di masyarakat. Namun, terkadang orang-orang bisa terjerat dalam kasus hukum yang berpotensi mengancam kebebasan dan masa depan mereka. Dalam kondisi seperti ini, tawar menawar seringkali menjadi pilihan untuk dapat lolos dari jeratan hukum.

Tawar menawar merupakan praktik yang cukup kontroversial dalam sistem peradilan. Ada pihak yang berpendapat bahwa tawar menawar dapat membantu mempercepat proses peradilan dan menghindari kasus-kasus yang berlarut-larut. Namun, di sisi lain, ada juga yang beranggapan bahwa tawar menawar dapat merusak integritas sistem peradilan dan mengurangi efektivitas hukum.

Tawar menawar adalah praktik yang umum terjadi dalam sistem peradilan di mana terdakwa atau penggugat dan jaksa atau pengacara negara sepakat untuk menyelesaikan kasus hukum dengan cara saling memberikan konsesi atau memperhitungkan satu sama lain dalam mencapai kesepakatan.

Penggunaan Tawar Menawar dalam Sistem Peradilan:

Tawar menawar sering kali digunakan untuk menyelesaikan kasus pidana dan perdata, seperti kasus penggelapan, pencurian, atau perjanjian bisnis. Pada umumnya, jaksa atau pengacara negara akan mengajukan tawaran untuk mempercepat proses peradilan, menghindari biaya yang tinggi, dan menghindari risiko kehilangan kasus. Di sisi lain, terdakwa atau penggugat dapat mengambil tawaran tersebut untuk menghindari hukuman yang lebih berat atau kerugian keuangan yang besar.

Contoh Kasus Penggunaan Tawar Menawar:

Contoh kasus penggunaan tawar menawar dalam sistem peradilan adalah kasus Michael Flynn di Amerika Serikat pada tahun 2017. Michael Flynn adalah mantan penasihat keamanan nasional Presiden Donald Trump yang dituduh memberikan informasi palsu kepada FBI terkait hubungannya dengan pejabat Rusia. 

Namun, jaksa memutuskan untuk menawarkan tawaran kepada Flynn untuk mengakui kesalahan dan bersedia bekerja sama dengan investigasi FBI sebagai bagian dari kesepakatan tawar menawar. Dalam akhirnya, Flynn setuju untuk mengakui kesalahan dan memberikan kesaksian dalam investigasi FBI, sehingga ia dijatuhi hukuman yang lebih ringan dan menghindari hukuman penjara yang lebih berat.

Keuntungan Tawar Menawar dalam Sistem Peradilan:

  1. Menghemat waktu dan biaya: Tawar menawar dapat mempercepat proses peradilan dan menghemat biaya yang dikeluarkan oleh kedua belah pihak. Dengan menghindari persidangan yang berlarut-larut, tawar menawar dapat menghemat waktu dan energi yang diperlukan dalam mengumpulkan bukti dan menyusun argumen.
  2. Menghindari risiko: Dalam beberapa kasus, tawar menawar dapat membantu menghindari risiko kehilangan kasus yang lebih besar dan menghindari hukuman yang lebih berat. Terdakwa atau penggugat dapat menerima tawaran dari jaksa atau pengacara negara untuk menghindari risiko kehilangan kasus, sementara jaksa atau pengacara negara dapat menerima tawaran dari terdakwa atau penggugat untuk menghindari risiko kehilangan kasus atau menghindari risiko mendapatkan hukuman yang lebih kejam.
  3. Memberikan kepastian: Dengan tawar menawar, kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan yang jelas dan memberikan kepastian bagi kedua belah pihak. Hal ini dapat menghindari risiko perangkat hukum yang tidak pasti dan memperkuat hubungan antara kedua belah pihak.

Kerugian Tawar Menawar dalam Sistem Peradilan:

  1. Merusak integritas sistem peradilan: Beberapa orang berpendapat bahwa tawar menawar dapat merusak integritas sistem peradilan, karena terdapat risiko adanya kesepakatan yang tidak adil atau korupsi.
  2. Mengurangi efektivitas hukum: Dalam beberapa kasus, tawar menawar dapat mengurangi efektivitas hukum, karena pengadilan tidak dapat memberikan hukuman yang sesuai dengan kejahatan yang dilakukan oleh terdakwa atau penggugat.
  3. Menghilangkan transparansi: Tawar menawar dapat menghilangkan transparansi dalam proses peradilan, karena tidak ada persidangan terbuka dan publik tidak dapat melihat keseluruhan proses peradilan.

Tawar menawar memiliki keuntungan dan kerugian dalam sistem peradilan. Pemilihan untuk menggunakan tawar menawar harus dipertimbangkan secara hati-hati dan dengan berbagai faktor yang perlu diperhatikan.

Strategi Tawar Menawar yang biasanya dilakukan dalam Menghadapi Jeratan Hukum:

  1. Persiapan sebelum melakukan tawar menawar: Persiapan adalah kunci dalam melakukan tawar menawar yang efektif. Hal ini meliputi memahami kasus secara mendalam, mengevaluasi bukti yang ada, dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan kasus Anda. Selain itu, persiapan juga meliputi mempertimbangkan tujuan jangka panjang dan risiko dalam melakukan tawar menawar.
  2. Strategi tawar menawar yang efektif: Terdapat beberapa strategi tawar menawar yang efektif, seperti menawarkan pengakuan bersalah atau menawarkan kerjasama dengan jaksa. Strategi lainnya meliputi mengajukan bukti tambahan yang dapat mengubah pandangan jaksa atau hakim tentang kasus Anda, atau menawarkan konsesi tertentu untuk memperoleh pengurangan hukuman.
  3. Contoh kasus tawar menawar dalam menghadapi jeratan hukum: Salah satu contoh kasus tawar menawar yang terkenal adalah kasus Martha Stewart, seorang selebriti Amerika yang dituduh melakukan insider trading. Dalam kasus ini, Stewart menawarkan pengakuan bersalah dan membayar denda, sehingga ia dapat menghindari hukuman penjara yang lebih berat.

Dalam melakukan tawar menawar dalam menghadapi jeratan hukum, penting untuk memahami bahwa setiap kasus berbeda dan strategi tawar menawar harus disesuaikan dengan situasi yang dihadapi. Selalu konsultasikan dengan pengacara untuk mendapatkan saran dan dukungan dalam melakukan tawar menawar.

Tawar menawar dalam sistem peradilan dapat menjadi strategi yang efektif untuk menghadapi jeratan hukum. Namun, seperti halnya dengan setiap strategi, tawar menawar juga memiliki keuntungan dan kerugian yang harus dipertimbangkan dengan hati-hati sebelum digunakan. Keuntungan tawar menawar antara lain adalah pengurangan risiko hukuman yang lebih berat dan penghematan biaya persidangan, sementara kerugiannya dapat meliputi pengakuan bersalah dan reputasi yang rusak.

Dan ada rasa khawatir tentang kasus belakangan ini yang marak di indonesia, khawatir ditawar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun