Mohon tunggu...
Yan Okhtavianus Kalampung
Yan Okhtavianus Kalampung Mohon Tunggu... Penulis - Narablog, Akademisi, Peneliti.

Di sini saya menuangkan berbagai pikiran mengenai proses menulis akademik, diskusi berbagai buku serta cerita mengenai film dan lokasi menarik bagi saya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ijazah Harusnya Tidak Wajib

3 Mei 2020   11:44 Diperbarui: 3 Mei 2020   11:56 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Banyak orang sekarang bersekolah hanya untuk cari ijazah. Membayar dengan harga mahal. Meninggalkan keluarga. Membaca buku sampai rambut rontok. "Menjilat pantat" ,para dosen bahkan sampai mau menggadaikan seksualitas. Dan tindakan aneh lain demi mendapat nilai akademik.

Semua itu agar meraih selembar kertas yang bertuliskan gelar akademik. Mau ditingkat apapun, fenomena ini tak bisa dipungkiri.

Ijazah itu dipakai untuk gaya-gaya-an. Beberapa orang yang saya temui berkata bahwa mereka ingin sekolah agar mendapat gelar yang bisa dicantumkan dalam riwayat hidup. Bahkan ada yang berkata bahwa ia ingin saat upacara kematian, riwayat hidup yang dibaca tentang dirinya terdengar hebat karena menyandang gelar tertentu.

Ijazah itu bisa dipakai untuk lanjut sekolah lagi. Untuk bisa menggapai strata pendidikan yang lebih tinggi, perlu ada syarat tahapan pendidikan sebelumnya. Misalnya untuk bisa kuliah, orang perlu mendapat ijazah SD-SMA. Begitu juga supaya bisa lanjut studi ke pascasarjana, perlu ada ijazah sarjana.

Ijazah sebagai syarat untuk mencari pekerjaan. Sudah jadi rahasia umum, kalau ingin mendapat pekerjaan yang memiliki penghasilan besar, orang perlu untuk mendapatkan ijazah yang mentereng. Makin tinggi tingkat pendidikannya, makin bagus gajinya.

Walaupun perlu juga diakui, sekarang banyak perusahaan yang menekankan kemampuan dibanding ijazah, tapi tak bis dipungkiri bahwa ijazah SMA akan membuat orang sulit untuk mendapat pekerjaan yang layak. Ujung-ujungnya jadi buruh.

Ijazah untuk kenaikan jabatan. Contoh yang paling jelas seperti dalam dunia Pegawai Negeri Sipil (PNS). Seseorang tidak akan mendapat jenjang karir yang tinggi kalau hanya bermodalkan ijazah S1 atau yang tingkatnya lebih rendah. Untuk mencapai eselon tinggi, perlu minimal ijazah S2.

Lebih jelas juga dosen, untuk bisa bekerja sebagai dosen, minimal harus bergelar S2. Sepintar apapun seseorang, kalau hanya bergelar S1 atau lebih rendah, akan sangat sulit untuk mendapat pekerjaan itu.

Sudah ada wacana dan mungkin peraturan yang membolehkan orang yang telah berpengalaman di suatu bidang, walaupun tidak bergelar Magister atau Doktor, bisa jadi dosen. Tapi pada realitasnya, kasus khusus seperti itu sangat jarang ditemui.

Dan sederet alasan lainnya yang mengatakan bahwa Ijazah itu penting.

Itu sah-sah saja sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun