Tak Ku Ambil Karena Kurang
Usai ngopi bareng temen-temen ku. Aku langsung pulang, karena sudah dapat pesan watshapp dari istriku.
Tapi sebelum pulang kerumah, seperti biasanya. Aku selalu membeli martabak kesukaanku dulu, yang mangkalnya di pinggir jalan, di sekitaran jalur menuju pusat keramaian kota.
Dan Kuparkirkan motor butut ku, disebelah kantor cabang sebuah bank nasional. Tetapi sebelum ke tukang martabak langganan ku, aku melihat ada semacam bukusan kotak, seperti bekas kantong semen. Persis disamping gerbang bank tersebut.Â
Rasa penasaran ku pun memuncak. Kemudian aku mengambil bungkusan tersebut. Lalu aku membukanya secara perlahan-lahan. Siapa tahu ada boom atau apalah dalam pikiran ku saat itu. Terus aku buka sedikit bungkusan tersebut. Dan Ternyata di dalamnya, ada tumpukan uang banyak banget. Aku pun membawa uang tersebut. Dan ku hitung, ternyata totalnya sekitar 200 jutanan.
Tapi uang itupun, tak aku ambil, namun segera ku kembalikan lagi ketempat semula. Sambil bilang ke tukang martabak sama satpam bank. Aku menemukan bungkusan duit. Mereka pun mengamankan duit tersebut.
Bukan aku sok-sokan jujur atau apalah. Karena tidak mengambil uang tersebut. Tetapi, jujur aku lagi butuh uang 300 juta, buat beli rumah. Jelas aku tidak mau nombok dong, masa gara-gara duit 200juta. Aku nombok 100 juta. Bisa pusing oh aku nantinya. Lah kan aku butuhnya 300juta bukan 200juta.
Wkakkakaka ngayal jon