Mohon tunggu...
Yan veraosmana
Yan veraosmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Glang-Glong Swasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ngerokok lan Ngopi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Emakku Pergi Menghadap Tuhan, Saat Aku Masih Membutuhkanya

17 November 2022   23:36 Diperbarui: 18 November 2022   07:31 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Emak Ku Pergi Saat Ku Masih Berjuang Untuk Bangkit

Tubuh renta emak ku, senyuman manis emak ku. Belaian kasih sayang emak ku, masih ku ingat selalu hingga kini. Walaupun emak ku sudah lama telah tiada, tapi aku masih ingat betul wajah emak ku. Dan saat emak ku, besoknya hendak pergi meninggalkan ku selamanya, untuk menghadap illahi. Emak ku, terlihat masih ingin berbincang dengan ku, seakan-akan tak mau membiarkan ku pergi, mencari sesuap nasi. 

Dengan berat hati, emak ku memeluk ku erat. Dan ternyata itulah pelukan terakhirnya.

Emak, engkau wanita hebat ku mak. Maafkan aku mak. Mak, aku pun masih ingat betul, cerita terakhri mu, tentang kebandelan ku saat kecil. Engkau begitu detail menceritakan semuanya, walaupun ditengah kondisi tubuhmu yang lemah. Akibat digerogoti penyakit. 

Sambil terbatuk-batuk, emak menceritakan aku sering nangis di tengah malam, sering ngompol, sering jatuh dari tempat tidur dan lainya. Aku pun hanya bisa tersenyum mendengarkan semua ceritanya itu, meskipun sempet malu. 

Tapi emak ku, terus bercerita panjang lebar. Dari pagi hingga siang hari. Tak ada capainya, bahkan ketika aku hendak beranjak pamit untuk mencari rejeki demi membeli sesuap nasi. Raut muka emak ku menampakan kekecewaan. Namun emak ku kembali tersenyum, dikala aku berjanji, untuk kembali lagi esok harinya. Dan aku akan terus berjuang membahagiakan mu Mak. Meski ku tahu, aku tak bisa membalas kasih sayangmu, yang begitu tulus dari hatimu. 

Aku masih ingat betul. Saat aku kecil, pas aku lagi lapar. emak ku langsung siap sedia, menyuapi ku dengan tanganya. Dan saat aku kehausan karena habis bermain, tangan kasar emak ku itu lah, yang membawakan air minuman dingin kesukaan ku. Dan ketika aku menangis, emak ku selalu mendekap ku erat, sambil mengusap air mata ku. Begitu pun saat aku gembira, karena dapat piala, emak ku lah yang memeluk ku erat penuh gembira.

Emak ku, aku kangen emak. Ya tuhan, ampunilah emak ku, terima amal baik emaku, terima lah emaku di sisi mu ya Tuhan. " Mak, maaf kan aku, aku belum bisa membuat mu bahagia. Mak, aku ingat ketika aku kecil, emak selalu menyiramkan air ke seluruh tubuh ku, saat ku mandi. 

Dan tangan emak lah yang menggosok daki disekujur tubuh kecil ku. Tapi kenapa, emak pergi menghadap illahi. Ketika aku masih berjuang membahagiakan mu. Dan ketika aku belum membuat mu bahagia. Kenapa Mak?.  Mak. Emak paham apa tidak sih, aku sangat tidak kuat memandikan jasad emak yang terbujur kaku dihadapan ku. Mak maafkan aku, Maafkan aku mak. Aku sayang emak.

Aku memang anak penuh dosa mak. Ketika emak sudah tua, aku tidak menemaninya. Seperti beliau menemaniku saat ku bayi. Dan saat emak ku lapar, minta makan. Aku pun malah lagi asik kerja. Aku tidak menyuapinya. Dan ketika emak ku sakit, tak ada sentuhan lembut dari tangan-tangan anaknya, yang merawat dengan kasih sayang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun