Kamis dini hari nanti di stadion Olimpico Roma akan berlangsung pertarungan hidup-mati diantara AS Roma dengan Liverpool untuk memperebutkan jatah satu tiket tersisa ke final Liga Champion Eropa.
Dalam pertandingan sebelumnya yang berlangsung di stadion Anfield, Liverpool, The Anfield gank sukses mencukur Roma dengan skor telak 5-2. Sampai menit ke-80, Liverpool sudah memimpin 5-0. Roma pun sudah pasrah untuk segera melupakan Olympic StadiumKiev, tempat berlangsungnya final Liga Champion Eropa.
Namun dua gol dari Edin Dzeko (menit ke-81) dan gol penalti dari Perotti (menit ke-85) kemudian berhasil kembali merajut asa untuk menggapai Kiev. Kini Liverpool yang akan bertandang ke stadion Olimpico untuk menjalani leg kedua, dan Roma sudah bersiap dengan "dongeng jilid III!" Apakah itu dongeng jilid III?
Pada babak 16 besar sebelumnya, Shakhtar Donetsk berhasil menang 2-1 saat menjamu Roma. Namun pada leg kedua ketika bermain di kandang sendiri, Roma kemudian berhasil menang 1-0 untuk mengubah hasil akhir menjadi 2-2. Roma kemudian lolos ke babak berikutnya berkat ketentuan gol tandang. Itulah dongeng jilid I.
Pada babak perempat final kemudian, Barcelona menghajar Roma 4-1 ketika bermain di Nou Camp. Namun pada leg kedua ketika bermain di Olimpico, Roma berhasil mengalahkan Barcelona dengan skor 3-0! Hasil akhir kemudian menjadi 4-4. Dengan demikian sekali lagi Roma lolos ke semifinal berkat keuntungan gol tandang. Inilah dongeng jilid II!
Akan tetapi Liverpool datang dengan optimisme tinggi untuk meniadakan dongeng jilid III tersebut! Kedua tim yang akan berlaga nanti memang layak untuk optimis. Akan tetapi hasil pertandingan pada akhirnya akan menunjukkan tim mana yang tertawa dan tim mana yang akan menangis...
Bola itu memang bunder, dan sepak bola bukanlah matematika. Dalam waktu 90 menit (mungkin saja 120 menit atau adu penalti) semua hal bisa terjadi tanpa bisa diprediksi. Akan tetapi penulis akan mencoba memprediksi dari sisi teknis permainan saja.
***
Eusebio Di Francesco, pelatih AS Roma tentu sudah belajar dari pertandingan pada leg pertama kemarin. Ketika itu Roma memakai 3 bek sejajar (Manolas, Fazio dan Juan Jesus) ditopang oleh 3 gelandang dan 2 bek sayap (Nainggolan, De Rossi, Strootman, Kolarov dan Florenzi) plus Cengiz Under dan Dzeko di depan.
Sampai 25 menit pertama, strategi Roma memang berhasil menekan Liverpool. 3 gelandang Liverpool tampak kewalahan menghadapi keroyokan dari 5 gelandang Roma. Chamberlain pun terpaksa harus digotong keluar karena cedera. 3 penyerang Liverpool tidak mampu berbuat apa-apa karena tidak mendapat suplay bola yang cukup, dan tak berupaya juga untuk menahan serangan Roma. Sepertinya trio penyerang Liverpool kaget dengan sekema permainan Roma ini.
Akan tetapi setelah 25 menit pertama itu berlalu, permainan kemudian berubah dengan drastis! Liverpool kemudian memainkan pola lama khas Inggris Raya, direct football! Dari belakang ataupun tengah, bola langsung dikirim ke trio penyerang. Apalagi kini Liverpool tidak lagi memiliki gelandang kreatif sejak Chamberlain keluar.