Lalu bagaimana Slender Man dapat menginspirasi seseorang untuk membunuh ?
The Real Case
*Nama dan foto tidak saya masukkan ke dalam Blog ini
Tanggal 31Â Mei 2014 terjadi sebuah kasus penusukan sebanyak 19 kali terhadap seorang anak perempuan berusia 12 tahun di daerah Milwaukee, pelakunya adalah 2 orang teman korban yang mengaku melakukan semua ini demi Slender Man.
Setelah korban ditusuk dia sempat merayap menyelamatkan diri sampai ditemukan oleh seorang pesepeda lalu memanggil 911 (nomor darurat).Saat ditanya oleh pihak ambulan siapa yang menusuk korban, korban hanya menjawab "Teman Baikku". Untung saja korban selamat dari kejadian naas ini.
2 pelaku yang ternyata masih di bawah umur ternyata memang berteman baik dengan korban (bahkan mereka satu sekolah dan sering menginap bersama di salah satu rumah pelaku), tidak ada dendam diantara mereka. Mereka berdua melakukan hal ini karena diminta oleh Slenderman. Mereka berdua percaya ini semua adalah kehendak Slender Man dan dengan melakukan hal ini mereka akan dapat bertemu dengan Slender Man dan tinggal bersamanya di tempat yang mereka percaya berada di Nicolet National Forest. Mereka berdua sendiri mengenal Slender Man dari Internet.
"dan anda tahu sendiri bagaimana mudahnya akses Internet pada zaman sekarang bukan ?"
Meskipun pada akhirnya diketahui bahwa salah satu pelaku memiliki kelainan mental yang disebut Bipolar, tetap saja mereka berdua adalah korban dari Internet. Pada akhirnya kasus ini sendiri masih berlangsung sampai saat ini dikarenakan pengadilan di sana kebingungan dalam menentukan umur para pelaku, apakah mereka mengalami pengadilan sebagai orang dewasa atau sebagai anak-anak.
Akankah Terulang Kembali ?
Setelah mengetahui tentang kasus ini, akankah hal serupa akan terulang di masa depan ?? Saya sendiri menemukan beberapa kasus yang serupa tapi motifnya berbeda (bukan membunuh demi sebuah tokoh fiksi) sehingga bagi saya semoga kasus ini menjadi yang pertama dan yang terakhir.
Tapi di lain pihak, saya sering melihat pertempuran sengit dua kubu di dunia maya hanya demi membela tokoh idola mereka (baik asli maupun fiktif), mari berharap kasus serupa tidak akan terjadi di masa depan.