JATIM. Konferensi merupakan forum permusyawaratan di IPNU di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Kecamatan. Kalau di tingkat pusat namanya Kongres. Konferensi di tingkat Provinsi disebut Konferensi Wilayah (Konferwil), di tingkat bawahnya ada Konferensi Cabang (Konfercab), dan Konferensi Anak Cabang (Konferenacab).
Tahun ini menjadi hal momentum unik bagi IPNU Nganjuk (sebagaimana tahun 2018 yang saya tulis dulu di SINI). Setelah bulan Maret lalu menyelenggarakan Konfercab, setelah ini kita akan bertemu dengan Konferwil dan Kongres.
Kabarnya, Konferwil akan diselenggarakan pada bulan Agustus 2021 di Bojonegoro. Forum tersebut akan mempertemukan seluruh Pimpinan Cabang (PC) IPNU se-Jawa Timur untuk menentukan arah gerak IPNU Jatim tiga tahun mendatang dan jangka panjangnya.
Apa sih substansi Konferwil?
Pertanyaan tersebut sebenarnya tidak pernah muncul terhadap saya. Dan saya yakin tidak ada kader yang pernah benar-benar bertanya soal itu. Sebab, semua kader IPNU pasti sudah tahu jawabannya: praktis > kontestasi pemilihan Ketua PW IPNU Jatim untuk periode selanjutnya.
Memang hal tersebut tidak salah, sebab Sidang Pleno terakhir dari Konferwil adalah menetapkan Ketua Terpilih dan Formatur PW IPNU Jatim. Namun, substansi Konferwil tidak hanya sekedar belajar politik dan komunikasi terkait suksesi Ketua.
Konferwil punya sidang Komisi-Komisi yang sebenarnya menjadi kunci kemajuan organisasi. Ada sidang komisi program yang akan menjadi acuan jangka panjang dan jangka pendek program kerja PW ke depan. Berbagai analisis kebutuhan organisasi dikupas secara mendalam dalam komisi tersebut. Sehingga komisi program diharapkan mampu menjadi grand design masa depan organisasi.
Kemudian, komisi organisasi dan komisi rekomendasi. Seluruh departemen, lembaga, dan badan yang ada di PW IPNU Jatim akan digambarkan secara gamblang di dalamnya. Hal-hal apa saja yang menjadi tupoksi depatemen, dan apa saja yang perlu dicapai oleh semua lembaga. Itu semua tidak hanya harus disidangkan dan disepakati, tapi juga dipahami dan direalisasikan.
Setiap sidang komisi, adu gagasan dan adu argumentasi adalah hal yang wajar. Bahkan hemat saya, itu adalah hal yang wajib terjadi dalam Konferensi. Setiap gagasan yang matang, harus melewati uji materi dan uji kelayakan untuk diterapkan, apa lagi sudah di tingkat provinsi.
Hal yang kemudian otomatis harus terjadi adalah persamaan persepsi dan pemahaman atas hasil-hasil Konferwil dengan Ketua terpilih. Jangan sampai ketua terpilih PW IPNU Jatim malah tidak tahu menahu apa saja yang menjadi pokok-pokok pikiran dan rekomendasi yang telah disepakati dan ditetapkan bersama ketika Konferwil.
