Mohon tunggu...
Arjuna Sihombing
Arjuna Sihombing Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Keberuntungan bisa direncanakan Pin 75656D88

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apa Sih Filsafat Itu

25 April 2013   17:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:36 1969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apasih Filsafat itu?
Pernahkah anda menanyakan “Mengapa manusia diciptakan?” Ketika anda berusaha untuk menjawab pertanyaan itu. Saat itu juga anda sedang berfilsafat. Seharusnya kalimat saya atau lebih tepatnya kesimpulan saya pada awal kalimat sudah bisa menjawab pertanyaan apa itu filsafat. Walau saya harus menambahkan hal-hal yang perlu dibatasi dalam pemahaman kita mengenai apa itu filsafat.
Banyak orang yang berfikir filsafat itu sangat sulit dipahami. Kenapa?  karena dalam proses filsafat sangat mengendalkan argumen-argumen yang  terkadang tidak memiliki pijakan ilmu, melainkan hanya nalar manusia yang diaktifkan. Hal ini tentu mengecilkan jarak antara argumen terpercaya atau argumen duga-duga.
Bahkan, ada orang yang merasa bangga bila terlihat seperti seorang filosof. Sehingga, ia merasa  senang bila orang melihatnya sebagai orang yang selalu berfikir. Dan merasa hebat ketika bertemu seseorang dia menjadi penyelesai masalah atau debat dalam sebuah diskusi. Memang itu yang diharapkaan dari seorang filosof, ia hars mampu menyelesaikan masalah yang terlalu berbelit-belit dan menjadi perdebat. Dan pasti harus dengan argumen yang logis.
Filsafat tentu memilki nilai positif karena bukti rasa syukur terhadap pemberian tuhan berupa akal. Suatu karunia yang membedakan manusia dengan hewan dan tumbuhan.  Manusia menggunakan akalnya untuk memahami alam sekitar. Dengan cara ini manusia tidak hanya diam dengan menganut aliran pasrah. Atau tidak beranggapan terserah tuhan mau menjadikan saya nanti apa.
Tapi perlu diingat bahwa menjadi merasa lebih berkuasa daripada tuhan adalah hal yang berbahaya. Merasa lebih berhak terhadap dirinya tanpa merasa ada yang mengawasi dan mengatur. Seperti halnya dalam sebuah dialog film holliwod. Ketika dua orang sedang bertemu kemudian seseorang bertanya “Apa kamu kenal tuhan?” kemudian temannya menjawab dengan enteng.  “Ya.. ketika engkau berdoa, Dialah yang pertama kali meninggalkanmu.”
Walau terkadang sering para filosof mempertanyakan “Apakah tuhan ada?”. Kemudian mereka mulai membuat argumen yang dapat membuktikan keberadaan tuhan. Tidak jarang para filosof malah menjadi ateis(Tidak bertuhan). Mungkin karena mereka tidak menemukan kesimpulan, jawaban, argumen yang membuktikan adanya tuhan. Mungkin ini penyebab pentingnya ketika seorang anak masih balita harus ditanamkan nilai keagamaan. Hal ini akan memberikan akar yang kuat dihati seseorang tentang existensi tuhan. Penanaman sebuah nilai ketika seseorang masih berumur balita akan sangat sulit untuk menggoyahkannya.
Namun, tidak sedikit para filosof malah seorang yang religius. Para filosof ini telah memiliki iman yang kuat akan keberadaan tuhan. Sehingga, tidak goyang ketika ditanyakan hal-hal ghaib yang ilmunya memang hanya tuhan yang tahu. Karena jelas manusia hanya diberi sedikit/setes ilmu saja. Hal ini digambarkan dengan sebuah samudera bila kita mencelupkan jari telunjuk kita kemudian mengangkatnya, maka air yang ada di jari telunjukj itulah ilmu kita.
Beberapa tokoh filosofi yang saya dapatkan dari buku yaitu: -Plato, Nietzche, Immanuel kant, Karl Marx, Charles Darwin, Martin Heiddeger, Jean Paul Sarte, Karl Popper, Foucault, Soren Kierkegaard, Lutwig Wittgenstein. Mereka sebahagian para filosof yang namanya tercatat dalam sejarah. Anda dapat mencari bhyografi para tokoh tersebut di buku atau di internet.
Dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan usaha menjawab pertanyaan yang bersifat menyeluruh tentang manusia, alam, dan Tuhan untuk sampai kepada hal yang sangat mendasar. Dan bedanya dengan ilmu pengetahuan adalah filsafat tidak menggunakan dasar secara empiris sedangkan pengetahuan menggunakan data yang empiris(berdasarkan pengalaman)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun