Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Relefansi Kontektualitas Gagasan KH Hasyim Asaary

10 Agustus 2020   13:32 Diperbarui: 10 Agustus 2020   13:50 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NU menjadi rumah yang teduh bagi semua ulama dan habaib yang tetap berpegang teguh pada Aqidah Asaariay dan Maturidiyah, Empat madzahb Fikih dan Tasawuf. Namun, KH Hasyim Asaay tidak gegabah menuduh orang keluar dari islam, walaupun berbeda pandangan. Itulah cara pandang KH Muhammad Hasyim Asaary. 

Sepulang dari Makkah mendirikan pesantren. Ratusan hingga ribuan menjadi santri Mbah Hasyim Asaay, semuanya diajarkan cinta agama, cinta negara. Berjuang melawan penjajah dan mendirikan Negara Kesatuan Indonesia. Bukan mendirikan Khilafah Islamiyah, juga tidak mendirikan negara Islam. Sebagaimana tokoh-tokoh pemikir dan gerakan di atas.

KH Muhammad Hasyim Asaay benar-benar memahami teks Alquran dan hadis sesuai dengan konteksnya. Beliau lebih melihat eksistensi islam sebagai agama yang rammatan lil alamin. Beliau juga akhirnya mengeluarkan "revolusi jihad" melawan penjajah Belanda. Sangat wajar jika kemudian KH Muhammad Hasyim berkawan dengan berbagai kalangan yang berbeda agama dan keyakinan.

Ketika Indonesia berdiri, beliau memerintahkan putranya KH Wahid Hasyim ikut serta merawat negara. Bahkan santri-santrinya, seperti KH Saifudin Zuhri, KH Masjkoer menjadi Menteri. KH Muhammad Tholhah Hasan, hingga KH Ma'ruf Amin ikut serta merawat Negeri Indonesia. KH Maemun Zubair meminta putra KH Taj Yasin menjadi Wakil Gubernur Jawa Tengah, sedangkan putranya Al-Marhum Gus Kamil menjadi anggota DPR.

Merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib bagi setiap warga negara. Apa-pun agama dan keyakinan, apapun suku dan bahasanya. Beda agama, sudah biasa. 

Sejak Nabi Muhammad-pun, orang Yahudi bisa hidup berdampingan dengan Rasulullah SAW. Sikap lembut nan santun Rasulullah SAW kepada orang Yahudi Madinah bisa dirasakan oleh semua unsur masyarakat Madinah. Akhirnya cukup banyak orang Yahudi memeluk islam karena kesadaran, bukan karena paksaan dan tekanan.

 Kemudian saat ini, islam ramah nan santun dengan tetap menjaga budaya-budaya di identifikasi sebagai "Islam Nusantara" yang aslinya adalah "Islam di Nusantara". Ciri khas dari islam Nusantara itu, akidah nya Al-Asariyah, mazhab fikihnya adalah Al-Syafiiyah (madzahibu Al-Arbah), dan tokoh panutan tawasufnya adalah penulis kitab Ihya Ulumuddin "Imam Al-Ghozali". 

Ciri khasa dari Islam di Nusantara itu "Cinta Rasulullah, sahabat Durriyah Rasulullah". Cinta Nabi SAW berarti wajib mencintai bahasa Arab, sehingga hampir semua karya-karya ulama Nusantara itu menggunakan bahasa Arab. Juga, menulis-pun menggunakan "Arab Jawa". Hanya saja, Ulama Nusantara tetap memakai sarung, busana batik, juga memakai kopyah hitam.

Dalam kesehariannya, sangat santun kepada siapa-pun, termasuk kepada orang yang berbeda agama dan keyakinan. Melarang "teriak-teriak dengan ngata-ngatain orang "bunuh" kafir, masuk neraka" walaupun tidak sepaham dengan dirinya. Karena Rasulullah-pun selalu bersikap baik kepada orang Kafir, selama tidak memusuhi. Terbukti, banyak orang Kafir, ternyata putra-putrinya dan cucunya akhirnya mendapat hidayah Allah SWT. Dengan kata lain, Islam Nusantara adalah Islam di Nusantara, bukan menusantarakan Islam.

Gagasan KH Muhammad Hasyim Asaary  Kontekstual 

Hampir semua negara sudah ada PCINU (Pengurus Cabang Istimewa Nadhatul Ulama), mulai dari Afika, Australia, USA, China, Jepang, Arab Saudi, Belanda, UK. NU selalu menjadi mitra yang baik. Satu-satunya Jamiyah yang mengajarkan "Hubbul Wtah Minal Iman" yanga rtinya cinta tanah air adalah sebagain dari Iman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun