Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Banjir Jakarta, Jangan Merasa Hebat

1 Januari 2020   16:44 Diperbarui: 1 Januari 2020   19:23 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jangan Pernah Merasa Hebat

Saya pernah silaturrahmi di kediaman KH Ahmad Hasyim Muzadi bersama Almarhum KH Ahmad Fuad, ketua PCINU Arab Saudi. Di sela-sela makam malam, KH Ahmad Hayim Muzadi berkata "jangan pernah mengatakan saya ini bisa (hebat), karena Allah SWT akan membuktikan ketidakmampuan dirimu".

Ungkapan sederhana, namun sangat dalam maknanya. Cukup banyak, orang yang merasa dirinya bisa (hebat), dalam suatu hal, namun akhirnya Allah SWT menjawab ketidakmampuan (kelemahan). Inti dari pernyataan KH Ahmad Hasyim Muzadi "Jangan sombong". Kalau dalam bahasa Alquran, sombong itu sifatnya Iblis. Di mana Iblis pernah menolak bersujud kepada Adam as, lalu berkata "saya lebih baik dari dia, dia tercipta dari tanah, dan aku tercipta dari api".

Nah, sekarang sedikit memperbincangkan Banjir Jakarta. Dalam sebuah judul besar, tertulis Anis Basoedan mengatakan "Jika Air Hujan Masuk ke Tanah, Insyaallah Tak Ada Banjir". Dalam catatan jejak digital, masih jelas antara kebijakan Ahok dan Anis di dalam menangani Banjir Jakarta. Kedua kebijakan dua pemimpin Jakarta ini sangat bagus. Akan semakin bagus, kalau kolaborasi. Dengan mengharap ridho Allah SWT.

Untuk mewujudkan rencananya, Anies memulai melakukan kebijakan membangun sebanyak 1.333 unit drainase vertikal (sumur resapan) di empat wilayah di Ibu Kota, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan. Tentu saja, biayanya bermilyar-milyar. Tentu saja ini juga manfaat bagi masyarakat, yaitu memberikan lapangan kerja baru.

Anies sendiri menamakan istilah penanganan yang dilakukan oleh Ahok dengan istilah "horizontal drainage", yang artinya bertujuan mengalirkan air sesegera mungkin ke laut. Menurut Anis, cara Ahok itu salah. Sedangkan, Anies sendiri akan menggunakan cara yang lebih keren menurutnya, dengan istilah "vertical drainage" alias memasukkan air ke dalam Bumi, bukan mengalirkannya ke laut. Wal hasil, akhirnya air akibat banjir Jakarta, bukan masuk  di dalam tanah, tetapi masuk di dalam rumah rakyat Jakarta hingga tenggelam.

Kembali pada apa yang dikatakan KH Ahmad Hasyim Muzadi. Anis boleh berencana, tetapi Tuhan maha kuasa atas segalanya. Ketika merasa mampu dan merasa hebat dari Ahok, maka Tuhan-pun akan memberikan curah hujan yang lebih hebat. Dengan tujuan, manusia itu tidak akan mampu berbuat apa-apa atas kehendak Allah SWT. Siapa-pun orangnya, tidak akan mampu menghalangi kehendak-Nya.

Apa yang diucapkan KH Ahmad Hasyim Muzadi, mengingatkan apa yang pernah disampaikan Ibn Atoilah Al-Iskandari dalam kitab Al-Hikam "Orang yang tawaduk itu bukan ia yang ketika merendah menganggap dirinya lebih tinggi dari yang dilakukannya. Tetapi, orang yang tawaduk itu ia yang ketika merendah menganggap dirinya lebih rendah dari yang dilakukannya."

Orang yang mengatakan dirinya tawaduk (rendah diri), sesungguhnya itu kesombongan sejati. Sama persis dengan orang yang mengatakan dirinya sudah melaksanakan sholat khusu', sesungguhnya dia telah menampakkan riya' (pamer) sholat kepada sesama. Padahal, sholat itu harus karena Allah SWT. Teringat sebuah pernyataan yang sangat cantik "ihlas ialah meninggalkan ihlas dengan ihlas".

Banjir Jakarta sudah terjadi. Tidak perlu menyalahkan orang lain, juga tidak baik mencari kesalahan orang lain. Ketika selalu mencari kesalahan dan kekurangan orang lain, maka Allah SWT akan menampakkan kekurangan-kekurangannya. Justru, islam mengajarkan kepada setiap insan yang ber-iman dan bertakwa kepada Allah SWT agar berusaha menutupi kekurangan sesama.

Sudah menjadi kewajiban bersama, tanpa melihat suku, juga agamanya. Bahwa, semua manusia itu adalah hamba Allah SWT. Setiap kebaikan yang dilakukan karena-Nya, Allah SWT akan membalasnya. Ketahuilah, jika kita berbuat kepada sesama, sesungguhnya itu sama dengan berbuat baik kepada diri sendiri. Orang islam akan memerlukan bantuan orang lain, begitu juga dengan agama lain sudah pasti memerlukan bantuan orang islam. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun