Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Smekdor's Surabaya Memang Juara Perfilman

1 Juli 2019   14:58 Diperbarui: 1 Juli 2019   23:34 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebuah usaha yang sungguh-sungguh, pasti hasilnya luar biasa dan bisa dirasakan, dalam pepatah sering dikatakan Arab "man jadda wajada artinya siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil". Tidak ada yang tidak mungkin di dunia. Sebuah usaha tidak akan mengingkari hasil. Begitulah kira-kira istilah yang sangat tepat bagi SMK Dokter Soetomo Surabaya yang di pimpin langsung oleh Juliantono Hadi SE.ST. M.Si Bekerja keras, Istikomah dan ikhlas, profesional, serta berani bereksperimen adalah kunci dari sebuah kesuksesan Smekdor'S Surabaya.

Kedekatan Kepala sekolah dengan anak didik nya juga menjadi menarik. Kedekatan itu menjadikan siswa-siswa betah, sehingga hubungan antara kepala sekolah dengan peserta didik sangat dekat dan akrab. Sehingga peserta didik-pun cara memanggilnya ringan di lisan "bapak". Memang begitulah dalam filsafat pendidikan seharusnya. Guru itu menjadi pengganti orangtua, sehingga anak didik benar-benar merasa sangat dekat dengan gurunya.

Bertepatan dengan hari pendidikan Nasional (2/05/2019), SMK Dokter Soetomo Surabaya mampu persembahkan hadiah terbesar bagi dunia pendidikan Indonesia dengan melahirkan sebuah yang berjudul "Jack". Selama bulan Ramadhan, Film "Jack" membumi di Surabaya. Bukan saja karena isinya film Jack bagaimana mengajarkan hidup damai, rukun berdampingan dengan beda agama dan keyakinan, suku, bahasa. Namun, karya tersebut merupakan karya anak Surabaya Asli yang di pelopori oleh Smekdors Surabaya pimpin langsung oleh Juliantono Hadi SE.ST. M.Si yang tidak kenal lelah, dan tidak pernah menyerah

Nah, SMK Dokter Soetomo yang notabene SMK, ternyata tidak kalah dengan kampus-kampus papan atas di dalam mempersembahkan Film terbaik seputar pluralisme. Film Jack itu semakin renyah nan gurih dinikmati masyarakat Surabaya, sehingga endingnya masyarakat Surabaya dan Indonesia semakin kenal Surabaya, dan juga makin akrab dengan SMK Dokter Soetomo. Maka, bukan tidak mungkin, jika tahun-tahun berikutnya SMK Dokter Soetomo Surabaya mendapat kepercayaan dari pemerintah dan Masyarakat luas.

Setelah saya melihat secara langsung, dan datang berkali-kali ke SMK Dokter Soetomo, saya menyaksikan sendiri bahwa sejak lama SMK di Indonesia memang memiliki jurusan Perfilman. Ini sangat keren, sekaligus membantu pemerintah di dalam membuktikan bahwa ekonomi Kreatif itu benar-benar diminati oleh kaum mileninal. Keberhasilan Film Jack, juga akan membangun sebuah image di benak masyarakat Perfilman, bahwa menjadi berhasil itu tidak harus sarjana, juga tidak harus sekolah s2. Kreatif di bidang film, ternyata menghasilkan, sekaligus menyenangkan.

Saat ini Smekdor's Surabaya menjadi inspirator bagi SMK seluruh pelosok Nusantara. Bukan tidak mungkin, setiap tahun Semekdor's Surabaya akan melahirkan film-film baru yang inspiratif, kretif, dan tentu saja inovatif. Dengan demikian, ekonomi kreatif, bukan sekedar wacana tetapi sudah menjadi nyata dalam dunia nayata. Smekdor's, telah mewujudkan cita-cita Jokowi yang menelurkan ide ekonomi kreatif. Sekarang, Jokowi berdampingan dengan KH Ma'ruf Amin, yang akan menjadi dunia Perfilman akan lebih asyik, jika merambah di dunia pesantren.

Ketika para santri memiliki kemampuan di daunia Perfilman, maka bukan tidak mungkin mereka membuat film-film yang berbasis agama, mulai ketokohannya para pendiri pondok pesantren. Juga, nilai-nilai santri yang religius akan menjadi sarapan setiap kaum santri yang melenilial. Kisah-kisah Inspiratif dalam kitab-kitab klasik, seperti kitab Ihya' Ulumuddin mampu menjadi film yang sangat Asyik. Semua santri itu milenial, dan gagasan mereka sangat fenomenal.

SMK Dokter Soetomo Surabaya akan inspirasi kaum milenial kalangan kampus, maupun kalangan Pesantren. Santri tetap bisa ngaji, membaca Alquran, tetapi memiliki berprestasi dalam dunia film nasional. Siapa pun bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa Indonesia. SMK Dokter Soetomo telah memulainya. Semua itu tidak lepas dari kepemimpinan Juliantono Hadi. SE.ST.M.Si yang tidak pernah menyerah.

Juliantono Hadi SE.ST. M.Si sangat kreatif, beliau mampu melihat setiap peluang yang menguntungkan. Ketika marak dunia Perfilman, ternyata SMK Dokter Soetomo Surabaya berusaha memiliki Program Keahlian Produksi Film atau Jurusan Film, dan ini memang tidak di miliki oleh banyak SMK, sehingga SMK Dokter Soetomo Surabaya benar-benar bisa mengawalinya.

Ketika saya berbincang-bincang dengan kepala Sekolah Juliantono Hadi, beliau menyampaikan "Smekdor's Surabaya yang mengawali membuka tahun 2017".Ketika mengambil jurusan itu, bukan tidak ada hambatan dan tantangan. Justru, tantangan itulah yang membuat Kepala seolah semakin terlecut menjadi lebih maju. Wajar, jika Pria yang di panggil dengan Cak Joel ini bolak-balik Jakarta-Surabaya, hanya mengurusi masalah jurusan Perfilman, juga materi, kurikulum, guru-gurunya yang memiliki standar kompetensi nya.

Mengutip tulisan Cak Joel, beliau menulis "Jadi Smekdor's Film Academy sangat paham berkaitan Produksi Film dengan jejaring para pakar pekerja film, Production House besar (salah satunya Starvision) dan yang pasti Smekdor's juga sudah memproduksi Film Layar Lebar dengan peralatan Produksi Film milik sendiri plus mengajak siswa-siswa nya sebagai crew pendukung saat shooting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun