Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Khilafah, Jauh dari Perilaku Alquran dan Sunnah

13 Juni 2019   16:21 Diperbarui: 13 Juni 2019   16:45 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Khilafah dalam tata bahasa Arab adalah masdar yang berasal dari kata khalafa-yahlifu yang artinya mengganti. Ketika Rasulullah SAW wafat, maka Abu Bakar as-Shiddiq adalah orang yang pertama kali mengantikkan posisi Rasulullah SAW berdasarkan kesepakatan para sahabat waktu itu.

Kemudian Abu Bakar ra, mendapatkan gelar sebagai "Khalifatu Rasulillah SAW" yang artinya pengganti Rosulillah SAW selama dua tahun. Kemudian dilanjutkan oleh Umar bin Khattab ra, juga atas kesepakatan sahabat waktu itu. Umar Ibn Al-Khattab ra, mendapatkan gelar Kholifati Rasulullah SAW artinya pengganti Abu Bakar Al-Siddiq. Begitu juga dengan Usman Ibn Affan, dan Ali Ibn Abi Thalib ra.

Rasulullah SAW juga pernah mengatakan "Khilafah di tengah umatku selama 30 tahun. Kemudian setelah itu diganti kerajaan." (HR Ahmad). Ketika Rasulullah SAW wafat, hadis Rasulullah SAW menjadi sebuah kenyataan, bahwasanya Abu Bakar menjadi khalifah selama 2 tahun, Umar Ibn Al-Khattab 10 tahun, Usman Ibn Affan 12 tahun, dan Ali Ibn Abi Thalib ra, 6 tahun.

Praktek nya, setelah Sayyidina Hasan dan Husain terbunuh gegara perebutan kekuasaan dan politik, maka muncullah penguasa baru yang sangat otoriter dengan menamakan diri sebagai Khalifah baru. Prakteknya adalah kerajaan (monarki). Khalifah Muawiyah Ibn Abi Sofyan, Yazid, Marwan, semua adalah Khalifah, namun praktiknya adalah "kerajaan". Otoriter dan diktator menjadi ciri khas kekuasaan. Runtuh-pun dengan cara dijatuhkan juga.

Setelah Umawiyah runtuh, maka muncullah Bani Abbasiyah juga melakukan hal yang sama, yaitu otoriter dan diktator. Semua keturunan Muawiyah dihabisi dengan cara yang sangat sadis. Salah satu keturunan Muawiyah yang bernama Abdurahman Al-Dakhil melarikan diri ke Spanyol. Akibat terusir, Abdurahman Al-Dahil mendirikan kerajaan terbesar di Cordova Spanyol.

KH Wahid Hasyim-pun kesemsem dengan kehebatan Abdurrahman Al-Dahkil sang pendobrak Eropa yang mampu mendirikan kerajaan Cordova Spanyol. Rupanya, KH Abdurrahman Wahid termasuk sosok yang mampu mendobrak kebuntuan politik, sehingga bisa menjadi Presiden Pertama di Indonesia dari kalangan santri sarungan.

Kembali pada urusan Khilafah. Rasulullah SAW pernah memprediksi, kelak ada khalifah yang akan menaklukkan Romawi yang menguasai Al-Syam (Masjidil Aqsa). Waktu itu, Rasulullah SAW sedang memimpin perang Khandaq (parit). Ternyata, Rasulullah SAW sendiri tidak mendapati kemenangan Al-Syam. Ternyata prediksi Rasulullah SAW menjadi kenyataan pada masa Khalifah Umar Ibn Al-Khattab ra yang mampu menaklukkan Baitul Maqdis.

Paling asyik dan unik, ketika Umar Ibn Al-Khattab ra, berangkat dari Madinah dengan naik onta secara bergantian dengan pembantunya. Ketika memasuki gerbang Baitul Maqdis, rupanya giliran mengendarai onta adalah pembantunya, sementara Umar Ibn Al-Khattab ra menuntun onta. Sang pembantu mempersilakan Umar Ibn Al-Khatab sebagai Khalifah. Namun, Umar Ibn Al-Khattab menolaknya.

Kondisi seperti inilah yang membuat Patrik pemimpin Kristen waktu itu dan pasukannya ter kagum-kagum dengan Umar Ibn Al-Khattab ra sang Khalifah penerus Nabuwwah. Namun, Patrik, dan sebagian besar tidak mau memeluk islam. Umar Ibn Al-Khattab tidak memaksa. Semua tempat ibadah orang Yahudi dan Nasrani tetap dijaga dengan baik. Tidak ada satu-pun yang dirusaknya. Umar-pun membuat masjid, yang kemudian dikenal dengan "Masjid Umar Ibn Al-Khattab".

Dalam sebuah hadis lain, Rasulullah SAW juga pernah meramalkan kelak akan ada yang mampu menaklukkan Romawi Costantinopel. Rasulullah SAW berkata "Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu (HR Bukhori).

Apa yang disampaikan Rasulullah SAW menjadi kenyataan kenyataan. Orang yang mampu menakklukkan Costantinopel adalah Muhammad Al-Fatih. Konon, penaklukannya pada hari selasa. Tiga hari kemudian bangunan Costantinopel berupa gereja terbesar dirubah fungsinya menjadi masjid. Tepat hari Jumat, Gereja itu sudah berubah fungsi menjadi Masjid. Muhammad Al-Fatih sendiri yang menadi Imam sholat Jumat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun