Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Khawarij "Zaman Now Membunuh Berpahala, Mati Masuk Surga"

14 Mei 2018   22:37 Diperbarui: 14 Mei 2018   23:03 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jaman Rosulullah SAW ada seorang laki-laki yang bernama "Dzul Khuwaisirah". Orang ini pernah membentak dengan suara lantang kepada Rosulullah SAW dengan berkata keras "berlaku adilah engkau wahai Muhammad? Dzul Khuwaisirah menganggab bahwa Rosulullah SAW tidak bisa berlaku adil. Jadi, teologi Dzul Khuwaisirah inilah yang hingga kini di yakini oleh Khawarij Jaman Now yanh hidup dikampus, sekolah, dan kantor-kantor.

Dalam hadis yang bersumber dari Imam Bukhori, dimana Ali Ibnu Abi Thalib pernah mengirim kepada Rosulullah sepotong emas dalam kantong kulit. Rosulullah SAW membersihkan emas tersebut dari kotorannya. Kemudian Rosulullah SAW membagi emas tersebut kepada empat sahabatnya, di antaranya Uyainah Ibn Badar, Aqra' Ibn Haris, Zaid Al-Khalil, dan Amir Ibn At-Tufail.

Seorang sahabat dari mereka berkata kepada Rosulullah SAW "kami lebih berhak dengan harta itu disbanding mereka".

Mendengar ucapakan itu, maka Rosulullah SAW berkata "Apakah kalian tidak percaya kepadaku, padahal aku adalah kepercayaan Dzat yang ada di langit (yakni Allah), wahyu turun kepadaku dari langit di waktu pagi dan sore".

Pada waktu yang sama, tiba-tiba datanglah kepada Rosulullah SAW seorang pria, kemudian berkata " Takutlah kepada Allah wahai Rasulullah!". Bisa dibayangkan, Rosulullah SAW saja dibentak dengan cara yang tidak wajar. Bagaiman dengan orang biasa yang hidup di era milenial?

Kemuidan Rasulullah SAW berkata kepadanya "celaka engkau! Bukankah aku manusia yang paling takut kepada Allah?" tiba-tiba pria itu pergi meninggalkan Rosulullah SAW yang sedang berkerumun dengan sahabatnya.

Seorang sahabat setia Khalid bin al-Walid ra berkata  "Wahai Rasulullah bolehkah aku penggal lehernya? Pantas saja jika sahabat Kholid yang ahli pedang berkata demikian, karena Allah SWT bersikap lembut kepada Rosulullah SAW, sementara pria itu betapa keras, kasar dan tidak punya sopan santun kepada Rosulullah SAW.

Namun Rosulullah SAW melarang Kholid Ibn Walid memengal lehernya. Kemudian Rosulullah SAW berkata "Jangan, dia masih shalat (yakni masih muslim)." Rosulullah SAW masih melihat pria tersebut sebagai seorang muslim, karena masih melaksanakan sholat. Walaupun pada hakekatnya, Rosulullah SAW mengerti apa yang tersimpan dalam hatinya.

Kemudian memandangi pria tersebut, lalu bibirnya berkata "sesungguhnya akan keluar dari keturunan orang ini sekelompok kaum yang membaca Kitabullah (al-Qur'an) secara rutin, namun tidak melampaui tenggorokan mereka (yakni tidak paham makna aslinya). Mereka melesat (keluar) dari (batas-batas) agama seperti melesatnya anak panah dari (sasaran) buruannya"

Ibnu Muljam sang pembunuh sahabat Ali Ibn Abi Thalib dengan dalih "Ali Kafir" karena tidak menggunakan Al-Quran sebagai dasar hukum. Padahalal, sahabat Ali Ibn Thalib sosok sahabat yang dijamin surga. Berperang bersama Rosulullah SAW dalam berbagai peperangan.

Dzul Khuwaisirah "membentak Rosulullah SAW" menganggab tidak bisa berlaku adil. Menganggab bahwa dirinya lebih baik dari pada Rosulullah SAW. Sementara Ibn Muljam yang hafal Al-Quran, ahli sholat malam dan puasa. Juga, tidak pernah putus shalat berjamaah, tetapi dia merasa "paling baik" sementara yang lain "sesat" dan ahli neraka. Endingnya "Ali Ibn Abi Thalib" di anggab kafir dan dibunuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun