Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Pelawak NU Mengibur Anak Palestina

24 Maret 2018   16:30 Diperbarui: 24 Maret 2018   17:13 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum sampai ke Makam Nabi Ibrahim as. Guidenya mengajak belanja dulu di temmpat yang telah di tentukan. Menurutnya, tempat itu adalah toko milik masyarakat Palestina (KUD), dimana barang-barang yang dijual di situ adalah hasil kerajinan tangan. Biasa, begitu sampai, semua berkumpul.

Seorang dari pemiliki toko bercerita dengan menggunakan bahasa Indonesia. Lumayan lancar sih. Saya bertanya "dimana belajar bahasa Indonesia? Dia menjawab "saya pernah belajar di Solo". Dialah yang menceritakan seputar barang-barang komoditasnya dengan harapan agar semua membeli barang-barangnya.

Agar semuanya betah, maka di sediakanlah kurma khas Palestina "Medjoel, teh panas dan qohwah Arab". Barulah, para jamaah berselanjar belanja menghabiskan dolar U$, untuk oleh-oleh tetangga dan rekan-rekan kerja di kantor. Di antara barang-barang yang ada,  paling laris adalah "souvenir gantungan kuci dan tempelan kulkas".

Dan yang membuat wisatawan semakin betah, rupanya ada dua gadis remaja yang kecantikannya ampun-ampun, membuat setiap mata tertegun. Ketika mata melihat, batin ingin mengucapkan "masya Allah". Bukan membandingkan dengan wanita Indonesia, tetapi begitu sempurna nya Allah SWT ciptakan wanita-wanita Palestina.

Saya-pun sempat bertanya, usia berapa? Dia menjawab " usiaku masih 22 tahun, saya baru saja lulus kuliah di Al-Kholil University Hebron Jurusan bahasa Inggris". Ketika menjawab pertanyaan itu, suaranya merdu, sepertu suara Zulaiha istrinya Nabi Yusuf as, lebay.! Tapi, begitulah orang Arab ketika mensifati wanita-wanita cantik, sebagaiman cerita dalam kitab "Seribu Satu Malam".

Seorang pria yang bernama "Iq, selalu bertanya dan membuntuti nya". Dia terpesona, maklumlah dia masih penjaga. Dan yang sudah ber-istri-pun juga ter kaget-kaget dengan kecantikan dua wanita itu. Namun, sekali lagi, membeli barang bukan karena terprovolasi atas kecantikan, tetapi karena membantu masyarakat Palestina yang sedang tertindas.

Jadi, jika ingin membantu masyarakat Palestina, caranya sangat mudah, yaitu dengan cara membeli barang-barang tersebut, karena sebagian dari ke untungnya digunakan untuk membiayai pendidikan putra-putra Palestina. Sebagian dari putra-putri Palestina sudah melanjutkan studinya di luar Palestina. Untuk itu, kalau membeli barang di situ, dan  "jangan banyak menawar ya..".

Bercanda Ria Bersama Anak Anak Palestina

Perjalanan kali ini begitu mengasyikkan,bagaimana tidak, wong sering kali berjumpa dengan anak-anak Palestina dan Mesir, serta bisa interaksi langsung dengan mereka, karena mereka sedang liburan di Makam Nabi Ibrahim as, dan tempat bersejarah lainnya. Ketika di Mesir misalnya, tepatnya di Benteng Ali Pasha (Masjid Ali Pasha), bisa bergumul membaur dengan anak-anak remaja (ABG) Cairo yang sedang liburan.

(Dokpri)
(Dokpri)
Asyik banget, apalagi mereka ngajak foto-foto, sambil menyapa "Indonesia"? saya hanya menjawab sambil tersenyum renyah "naam, ana Indonesia". Rupanya, begitu mendengar jawaban bahasa Arab, mereka tersentak. Kemudian di antara remaja itu berbisik ke teman sebelah nya "dia bisa berbahasa Arab". Mereka-pun memanggil rekan-rekannya sambil mengajak foto bersama. Remaja pria dan wanita semua ikut senang dan bercanda ria bersama-sama. Mereka sangat asik dengan kedatangan orang Indonesia.

Ketika sampai di parkiran, semua turun menyusuri lorong menuju Masjid Nabi Ibrahim. Kami mengikuti arah papan menuju masjid. Rupanya, saya melihat puluhan remaja putri berwajah Rabiah Al-Adawiyah kekinian. Putri-putri cantik jelita sedang berpose menampilkan kecantikannya bersama emak-emak rombongan PT. Manaya Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun