Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Mantu Rakyat Senang, Pesaing Meradang

8 November 2017   16:50 Diperbarui: 8 November 2017   17:25 1487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Terlepas dari jabatan seorang presiden RI. Jokowi itu seorang ayah yang baik lho. Sudah pasti menikahkan putrinya dengan cara yang sangat baik, yaitu cara yang islami. Jokowi juga memilih pasangan putrinya dari kalangan yang baik-baik. Tentu saja, dari agama dan keyakinan yang sama.

Jika melihat tamu-tamunya, banyak sekali tokoh agama, baik dari kalangan Nahdhotul Ulama, Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia. Juga, habaib dan para Kyai juga rawuh, seperti; Habib Lutfie Pekalongan, KH Mustafa Bisri, dan juga Kyai Maemun Zubaer, Buya Syafii Maarif, KH Sholahudin Wahidn, Dr.Haedar Nasir. Mereka itu memang Kyai dan habaib panutan Ulama NU-Santara yang setia menjaga Pancasila dari kelompok-kelompok yang anti Pancasila. 

Yang menyampaikan Khutbah Nikah "Kyai Said Aqil Sirad", ketua PBNU pusat. Sedangkan saksi dari pihak wanita Kahiyang Ayu adalah Jusuf Kalla dan Ma'ruf Amin. Sedangkan saksi dari mempelai Boby adalah Buya Syafii Maarif dan Darmin Nasution.

Seorang ayah akan sangat bahagia jika melihat putrinya menikah dengan pria yang kelak akan menuntun putrinya bahagia didunia dan akhirat. Sebaliknya, seorang ayah akan merasa sedih jika putrinya sudah cukup usia tetapi belum juga menikah. Saat menikahkan seorang putri, sang ayah akan merasa menjadi wali sesungguhnya. Itulah kewajiban seorang ayah terhadap putrinya. Sejak mengucapkan "aku nikahkan engkau dengan putriku...". Kemudian mempelai lelaki menjawab "saya terimah nikahnya....."sejak itu pula tanggung jawab seorang yang berpindah kepada menantunya.

Hari ini Jokowi resmi memiliki dua menantu. Sempurnalah Jokowi sebagai seorang mertua sejati. Jokowi tidak memilih pasangan putrinya dari kalangan pejabat. Yang penting pasangan putrinya bertaggung jawab, dan bisa menjalankan tugasnya sebagai seorang lelaki sejati, baik ketika dikantor, maupun di dalam kamar. Tujuan utama menikah itu bukan gagah-gagahan atau pamer-pamer, tetapi untuk mendapatkan keturunan yang sah dan kelak menjadi anak yang baik sholih.

Jokowi mantu semua senang dan bahagia, kecuali orang-orang yang sedang sakit hatinya. Orang yang baik hatinya pasti mendokan agar kelak pernikahan itu menjadi berkah, sebagaimana doa para undangan terdiri dari pada ulama, habaib, dan tokoh agamawan. Sedangkan orang yang sakit hatinya, semua yang dilakukan Jokowi tidak ada yang baik.

Teringat sebuah kisah tetangga yang bersih hatinya. Ketika mendengar tetangganya sedang bangun tenggah malam dan wudhu, orang yang baik hatinya berkata dalam hati "subhanaAllah' malam begini sudah bangun untuk menunaikan sholat malam". Sebaliknya, orang yang kotor hatinya, ketika mendengar tetangganya ke kamar mandi, dalam hatinya berkata "terus, terus, terus,,,,malam begini sempat-sempatnya".

Jokowi itu memiliki empat anak, 3 putra dan 1 putri. Sudah pasti dia akan mantu 4 kali. Sudah dua kali menikahkan anaknya. Orang yang belum mantu, tetapi anaknya sudah besar seperti putri Jokowi, pasti sudah bermimpi menimang cucu. Pasti dalam hatinya berkata "kapan, saya mantu seperti Jokowi". Tersebar sebuah tulisan di twiter seputar sindiran Fadli Zon terhadap pernikahan Kaesang dan Boby.

Semoga Pak Prabowo selaku segera mantu, begitu juga dengan Fadli Zoon. Mendapatkan mantu yang sholih dan sholihah. Tentu saja, menantu yang taat ibadah dan juga setia pada Negara kesatuan Republik Indonesia. Alangkah bahagianya, jika para pemimpin negeri ini memiliki menantu yang baik dan sholihah. Para ulama dan habaib juga datang turut mendoakan putra-putri mereka.

Adapaun urusan politik tetap jalan, tahun 2019, Jokowi dan Prabowo bisa bersaing menuju RI 1. Siapa yang bisa merebut hati rakyat, pasti akan bisa menjadi presiden. Siapa yang bisa mengerti hati rakyatnya sudah pasti menjadi presiden. Tetapi, siapa yang penuh dengan kedengkian, sangat sulit menjadi pemimpin negeri ini. Doa ulama dan habib, dan rakyat akan menentukan persaingan kursi presiden tahun 2019.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun