Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pengalaman Selamat dari Pengajian Sesat

3 April 2021   07:00 Diperbarui: 3 April 2021   07:05 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Josh Nuttall on Unsplash

"Dakdo, cuma duduk. Aku dikasih pisang samo teh. Kakak-kakak tu ngomonglah, njelasin sesuatu pake papan tulis. Tapi aku dak ngerti."

"Dikit-dikit ingat dak?"

"Idak sama sekali. Kau kan tau, aku malas belajar agama," katanya cengengesan.

"Tapi dio bilang ke aku belajar kelompok, bukan pengajian."

"Mungkin dio tau kau dak suko belajar agama. Tapi dio dak tau kalo aku jugo!" kami ngakak bareng.

"Kau kok dak cerito dari dulu, hampir aku jugo keno diajak ke situ."

"Macam mano aku nak cerito, aku be dak ingat apo-apo. Pokoknyo aku duduk dekat jendela, di depan aku ado papan tulis. Aku dikasih pisang samo teh, tapi karena pikiran aku ke mano-mano, aku dak nyimak dikit pun ucapan kakak tu. Sementara Ira samo kakak yang lain."

Begitulah, cukup unik cara Allah menyelamatkan kami. Saat reuni teman SMA, kudengar cerita bahwa Ira sempat frustasi karena tidak lulus seleksi di beberapa universitas dan sekolah tinggi incarannya. Hal yang tak hanya ia, kami pun tak menyangka.

Sebab Ira yang kami kenal memang anak teladan. Pintar, berprestasi, tidak pernah dimarahi guru. Dia hafal butir-butir Pancasila dan pandai hitung-hitungan MTK. Kupikir suatu saat ia jadi menteri, atau minimal guru PPKn.

Sekira 2005 aku baru mengetahui bahwa pengajian itu bernama NII (ini juga kalau tak salah). Guru ngajiku (akhirnya ngaji juga!) yang menceritakan. Dari pengalaman orang-orang yang dikisahkan pembina kajian, di situlah aku menemukan kesamaan dengan kisah Ira.

Mereka seperti didoktrin untuk melakukan sesuatu, yang menurut logika kita jelas keliru tapi entah kenapa mereka bisa percaya. Tentang pengorbanan, ketaatan, dan hal-hal lain yang tak masuk akal bisa diyakini orang secerdas Ira. Entah dengan cara apa orang-orang di kelompok tersebut bisa mencuci otak orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun